Kata 19

2.6K 82 0
                                    

Hak kita hanya mencintai. Itu saja. Tak ada hak bagi kita untuk minta dicintai. Mengapa? Sebab hati tak bisa dipaksa. Ia tak seperti hujan, yang bisa jatuh di mana saja. Ia seperti panah, hanya melesat pada jiwa yang dituju.
.
Sungguh kita tak bisa mengemis agar seseorang itu mencintai kita, bukan? Sama halnya kita pun tak bisa dipaksa untuk mencintai orang yang tak menarik hati.
.
Karenanya, saat ia -meski dalam isyarat- menolak uluran tangan kita, atau membiarkan mimpi kita bertepuk sebelah tangan... jangan besedih, kata Ghibran, gunakan sayap-sayapmu, lantas terbanglah mengitari cakrawala. Lihatlah ke bawah, ada banyak hati yang siap menerimamu.
.
Penolakan hanyalah bagian dari kerikil ujian sebelum kau sampai pada seseorang yang dituju. Oleh itu, kata Anis Matta, kita tak perlu kecewa atau terhina dengan penolakan, atau lemah atau melankolik saat kasih kandas karena taqdir-Nya. Cinta adalah bebijian, ia hanya cukup dialihkan pada tanah yang mau menerima, sekaligus menumbuhkan agar kokoh batangya, rindang daun-nya, juga ranum buahnya.
.
Memang indah bisa bersama dengan orang yang dicintai dan dia pun mencintai kita. Namun, bukankah lebih elok saat perasaan itu baru berbiji lantas berkomitmen untuk bersama-sama menumbuhkan-nya?
.
Adalah aki-nini kita, atau ibu bapak kita... yang puluhan tahun langgeng menikah meski diawal pertemuan tersebab dijodohkan. Ya, perasaan cinta itu penting... tapi ia sebatas makmum... komitmenlah yang menjadi imam-nya.
.
Sekali lagi, jangan lebay tatkala cinta kita tertolak. Cabut bebijian perasaan itu untuk kemudian... ikhtiarkan mencari tanah baru yang berkenan sedia menumbuhkan-nya menjadi bebuahan yang kelak kita kecap manisnya.
.
Jika tak bisa membangun pernikahan di atas cinta; maka bangunlah cinta di atas pernikahan.
.
Lepaskan jemarinya dari genggamanmu. Sebab dengan begitu, ada jemari lain yang pasti berkenan kaugandeng. :)

Tentang Kata Dan KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang