15. Hot and Cold

20.7K 1.4K 16
                                    

"Bangun, babe," Teddy mendekatkan wajahnya ke depan wajah Emily.

Satu tulang kering bersama sebagian tubuh Teddy sudah kembali bertengger di atas ranjang, berada di atas Emily untuk membangunkannya. Teddy sudah mandi dan rapi pagi ini sementara Emily masih kusut dan berantakan dalam tidurnya. Teddy bahkan sudah menghabiskan setengah jam di dapur sebelum kembali ke kamar untuk membangunkan gadis itu.

"Breakfast," kata Teddy singkat. Maksudnya ingin memberitahukan Emily bahwa dia sudah menyiapkan sarapan untuk gadis itu. Tapi sepertinya dia kini lebih ingin sarapan Emily lebih dulu.

Teddy mengecup hidung berbintik gadis itu, kemudian bibirnya, dan turun ke lehernya. Teddy melakukannya berkali-kali. Jelas sekali dia gemas pada setiap bagian tubuh Emily dan ingin menyicipinya.

Dan Emily merasa terganggu karena ulahnya. Terutama karena Teddy membuatnya sulit bernapas saat membungkam mulutnya dengan ciuman. Alis Emily berkerut walau kesadarannya belum penuh.

Emily mendorong tubuh Teddy menjauh dengan kesal.

"Get off me!" Bisik Emily dengan suara parau sambil menghindari ciuman lelaki itu.

Teddy menurut walau dia hanya berpindah untuk menyicipi leher Emily sekarang. Teddy membenamkan wajah pada lekukan leher Emily dan menciuminya di sana. Dan Emily semakin kesal sekarang.

"Pergi! Kamu bau minyak! Aku nggak suka!" Desah Emily sambil kembali mendorong tubuh Teddy menjauh walau matanya masih enggan membuka.

Teddy kesal. Dia bau minyak karena menghabiskan pagi ini di dapur untuk membuatkan Emily sarapan. Dia bahkan tidak protes waktu mencium si gadis yang masih beraroma liur bangun tidur itu. Dan kalimat pertama yang keluar dari mulut Emily pagi ini adalah kalimat usiran dan mengatai dia bau. Padahal jelas dia sudah mandi dan gadis itu belum menggosok gigi.

"Aku buatin kamu sarapan, Ems." Jawab Teddy datar. Berharap gadis itu terbangun, meminta maaf sudah mengatai dia bau dan berterima kasih padanya sudah membuatkan sarapan. Atau setidaknya tersentuh atas usaha Teddy pagi ini.

"I'm not hungry. I just need more sleep, and for you to go away," Emily menarik selimut menutupi wajahnya sekaligus memberi kode dia tidak ingin diganggu.

Dan Teddy super kesal.

***

Teddy salah besar kalau mengira kencannya dengan Emily yang menurutnya berakhir sangat sukses serta kejadian kemarin malam bisa membuat Emily berubah menjadi lebih manis kepadanya. Teddy memang sejenak lupa seunik apa Emilynya.

Emily memang sempat menjadi lebih manis kepadanya. Setelah Teddy mengajak Emily tinggal bersama di Indonesia dan memaklumi Emily yang masih belum siap dimasukinya. Emily berubah menjadi manja dan lembut kepadanya. Semalam Emily memeluknya, menciumnya dan menjawab semua pertanyaan Teddy dengan sangat lembut, membuat Teddy merasa gadis itu sangat menyayanginya.

Tapi semuanya hanya terjadi kemarin malam saja.

Karena pagi ini Emily kembali menjadi Emily yang moody, datar, dan tidak manis sama sekali.

Teddy menyesal. Mungkin seharusnya semalam dia tidak usah mempedulikan Emily yang ketakutan dan mengikuti hasratnya saja untuk memaksa Emily. Mungkin Emily akan lebih manis pada Teddy yang telah menjadi pemiliknya. Karena Teddy akan menjadi lelaki pertamanya. Sayangnya semalam dia terlalu lemah. Bukan, dia memang selalu lemah kalau berhadapan dengan Emily.

Emily's LoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang