17. Let's Settle the Undone Business

23.1K 1.4K 20
                                    

Aku sebenernya ragu mau nge-post part ini dan part selanjutnya di bulan puasa. Takut mengganggu yang sedang berpuasa hehehe.

Tapi kalo nunggu sampai bulan depan kelamaan, jadi buat kalian yang puasa tolong jangan sampai mengganggu puasa kalian yah..

happy reading :)


























Emily memang unik. Jadi Teddy tidak pernah tahu kapan gadis itu memang sedang berlaku tidak normal dan kapan gadis itu sedang normal. Bagi Teddy semua kelakuan Emily selalu menjadi misteri.

Dua hari sudah berlalu sejak malam di mana Emily mengatakan kepadanya bahwa gadis itu akan menikah dengan entah siapa lelaki pilihan ayahnya. Dan dua hari berlalu hanya seperti mimpi. Karena Emily tidak mengungkitnya kembali. Bahkan keesokan paginya sewaktu mereka bangun tidur.

Seolah apa yang dikatakan Emily malam sebelumnya kepada Teddy hanya mimpi buruk atau hanya sebatas candaan Emily kepadanya. Walau bekas air mata gadis itu masih sedikit terlihat di pagi harinya yang membuat Teddy menyadari bahwa kejadian malam sebelumnya sama sekali bukan mimpi.

Dan Teddy tetap tidak berani mengungkitnya sama sekali terlebih dahulu. Karena dia takut.

Untuk pertama kalinya sepanjang dia mengenal Emily, Teddy melihat gadis itu menangis. Emily adalah gadis tersantai, tercuek, dan terkuat yang pernah dia kenal. Dulu Teddy mengira Emily tidak pernah memiliki masalah dalam hidupnya walau semakin lama mengenalnya dia tahu bahwa Emily punya jauh lebih banyak masalah dalam kehidupannya dibanding orang-orang normal lainnya dan dia tetap Emily yang kuat.

Dan semalam gadis itu menangis tidak berdaya di pelukannya, membuat Teddy merasa takut. Dia tidak ingin melihat Emily seperti itu lagi, dan oleh karena itu dia tidak ingin memulai percakapan malam sialan itu lagi. Dia sama sekali tidak berani, apalagi Emily juga tidak mengungkitnya lagi.

Mungkin yang saat ini akan dilakukannya adalah menunggu. Menunggu sampai gadis itu sendiri yang mengatakan sesuatu kepadanya. Karena Teddy akan selalu berada di sana untuk gadis itu.

***

Teddy kehabisan kesabaran. Dia sudah mencoba mengendalikan dirinya semenjak tadi, tapi si pantat terus saja menguji kesabarannya, menggoda untuk meremasnya.

Ini semua gara-gara Emily. Gadis itu berjalan bolak balik mengelilingi flat-nya sejak tadi pagi, yang tentu saja hanya dengan mengenakan thong-nya. Dia berjalan keluar kamar tidur menuju ke kamar mandi untuk buang air tanpa menutup pintu, kemudian kembali berjalan menuju dapur dan menungging untuk mengambil soda di kulkas bagian bawah, membuat si pantat mengalihkan pandangan Teddy, lagi-lagi untuk ke sekian kalinya.

Teddy hanya berencana untuk menghabiskan hari ini dengan bermalas-malasan di flat Emily, dengan nonton TV sambil makan popcorn. Namun Emily membuat semuanya menjadi sulit. Dia tidak tahu kalau ternyata Emily juga tidak ada acara di luar hari ini. Padahal ini hari kamis, dan biasanya hari kamis Emily ada di OC sedang memanjakan anjing-anjing malang kesayangannya, bukannya berada di flat-nya memamerkan pantatnya kepada Teddy.

Seharusnya Teddy meluruskan pandangannya ke televisi untuk menonton film yang sudah dipilihnya untuk menemani hari malasnya ini. Tapi fokusnya selalu hilang setiap Emily bergerak dan menggoyangkan pantat yang entah kenapa selalu berhadapan dengan Teddy karena Emily memunggunginya. Teddy curiga Emily memang sengaja ingin menggodanya.

Teddy bahkan tidak paham dengan apa yang sedang dilakukan Emily sejak tadi. Dia hanya keluar masuk kamar seperti sedang mencari sesuatu, walau tidak ada yang benar-benar dilakukannya. Emily juga menolak saat Teddy mengajaknya menonton bersama. Seolah dia memang berjalan untuk memamerkan pantatnya pada lelaki itu. Makanya Teddy curiga gadis itu memang sengaja meminta untuk diserang.

Emily's LoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang