Emily menginginkan Teddy. Dia sangat jelas dengan hal itu. Tidak peduli dengan konsekuensinya, dia ingin Teddy menjadi pemiliknya, sebelum lelaki manapun memilikinya nanti. Emily mau lelaki itu menjadi yang pertama untuknya, yang pertama melukainya secara fisik maupun mental nantinya.
Emily menahan sakitnya dan mengendalikan rasa takutnya yang berlebihan saat lelaki itu seolah akan merobeknya. Jemarinya mencengkram kuat pada kulit pundak Teddy tanpa disadarinya saat Emily berusaha menyembunyikan rasa takut dan sakit yang muncul bersamaan.
"It's okay, babe. Kamu santai dan jangan takut," bisik Teddy di tengah desahan napas mereka yang saling bersahutan.
Teddy memandang mata Emily lekat-lekat dan menghentikan seluruh usahanya karena Emily menolaknya secara naluri saat terlalu tegang seperti sekarang.
Emily mengatur napasnya, berusaha melakukan seperti apa yang dikatakan Teddy padanya, menjadi lebih rileks.
Teddy mendekatkan wajahnya dan mereka berciuman. Dia kembali melakukan segala usahanya untuk membuat Emily siap dan basah, termasuk membuat kedua tangannya menjelajah setiap lekuk tubuh Emily yang dicapainya.
Emily membelalakan matanya lebar saat merasakan lelaki itu hendak kembali memasukinya, napasnya tertahan dan tubuhnya menegang. Teddy mendorong tubuhnya sementara kedua tangannya menahan kaki gadis itu supaya tidak berpindah dari posisinya di kanan dan kiri tubuh Teddy.
Teddy yakin, gadis itu sudah sangat siap untuk dimasukinya secara fisik, kecuali rasa takut yang terpancar dari matanya. Tapi Teddy juga sudah sama tersiksanya. Dia sudah menunggu terlalu lama untuk bisa berada di dalam gadis itu, dan dia tidak ingin melewatkan kesempatan ini lagi.
Emily merintih sewaktu lelaki itu kembali menghentakan tubuhnya memasuki Emily. Dia merasa tubuhnya akan terbelah dua kalau Teddy terus memaksanya. Tangannya sesekali berusaha mendorong Teddy untuk tidak terlalu kuat memaksanya walau usahanya gagal karena Teddy semakin memasukinya. Emily merasa tubuhnya bergetar dan menegang dalam saat yang bersamaan karena lelaki itu. Dia pasti gila karena pernah membandingkan dua jari lelaki itu dengan benda yang kini kesulitan berusaha memasukinya.
Sementara Teddy sendiri semakin bersemangat mendengar suara gadis itu. Pandangannya menggelap dan dia ingin mendengar rintihan Emily semakin kuat saat nanti dia menandai gadis itu dengan kepemilikannya atas Emily.
Namun Emilynya memiliki tubuh yang begitu mungil dan dia kesulitan memasukinya. Dan Teddy kehilangan kesabarannya. Dia memberikan satu hentakan kuat dan Emily mengerang.
Teddy berhenti walau napasnya masih tersengal-sengal. Dia melihat Emily. Wajahnya memerah dan air mata menggenang di pelupuknya akibat menahan sakit. Teddy tahu dia melukai gadis itu. Dia yakin telah mengoyak sesuatu di dalam tubuh Emily saat dia mendapatkan keinginannya.
"Kamu nggak apa-apa?" Tanya Teddy memastikan sambil merapikan rambut cokelat Emily yang berantakan.
Emily mengangguk pelan dan Teddy mengecup hidungnya, sebelum dia turun dan menciumi bibirnya.
Teddy tersiksa dalam himpitan sesak tubuh Emily yang berdenyut kuat. Dia kembali melanjutkan usahanya. Kedua lengannya menopang kaki Emily supaya tetap bertengger di pinggangnya sementara Teddy melanjutkan hentakannya dengan lebih lembut.
Emily memberikannya desahan pelan, menginformasikan pada Teddy bahwa kini dia menikmatinya. Jemarinya yang masih bergetar mulai naik dan menyisiri rambut Teddy yang basah karena keringat dan meremasnya.
Wajah Emily masih sama merahnya, namun Teddy tahu gadis itu sudah tidak menolak sama sekali keberadaan Teddy dalam tubuh mungilnya. Emily beradaptasi untuk mengikuti ritmenya dengan sangat baik dan Teddy menyukainya. Dia ingin memuji Emilynya namun Teddy menahannya, dia tidak ingin mengeluarkan kata-kata tidak senonohnya pada penyatuan pertama mereka. Teddy takut Emily tidak suka mendengarnya. Emily bahkan masih suka menahan rintihannya karena malu. Padahal Teddy suka mendengarnya, semakin keras akan semakin membuat lelaki itu bersemangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Emily's Lover
RomanceThis is a story about Teddy and his first love. Sekuel dari Relationship. Berlatar cerita di California, di mana Teddy mengejar cinta pertamanya, Emily, yang enam tahun lebih tua darinya, gadis unik dan penuh misteri. Cerita ini bergenre dewasa. Buk...