the end

70 6 4
                                    

Saat malam tiba, cia telah siap dengan dress berwarna putih, sepatu branded, make up yg bisa di katakan gk nampak, plus tas samping yg berkilauan.

"Mi, gimana? Kalo gini bisa ya?" Tanya cia ke Mami. Mami nya hanya menatap putrinya dengan heran. "Sejak kapan anak mami yg tomboy plus benci dengan pakaian berbau dress jadi cantik begini?" Tanya mami ke cia dengan gombalnya

"Yaelah mami, kecantikan aku turun nya dari siapa? Dari mami kan?" Tanya cia sambil membalas gombalan maminya.

"Iya iya, jadi kamu mau jalan dengan si Ghan ya?" Tanya mami ke cia yg sibuk nge check handphone nya.

"Iya mi, eh si Ghan dah mau sampai nih! Aku turun dulu ya mi! Bye mami! Muach!" Cia langsung turun dan pamit ke papinya.

"Pi, aku pergi dulu ya! Bye papi tersayang!" Cia langsung keluar dari rumah dan membuka pintu pagar. Setelah menunggu selama 46 detik, tampaklah sebuah mobil berwarna putih.

"Hei, udah lama nunggu?" Tanya Ghan sambil keluar dari mobil. "Gk, baru aja keluar!" Jawab cia sambil menatap Ghan untuk yakin.

"Iya deh, gue percaya!" Jawab Ghan pasrah. "Langsung aja ya?" Tanya Ghan ke cia. Cia pun menjawab dengan sebuah anggukan. Pintu pun terbuka. Cia di persilahkan masuk ke dalam.

"Thx Ghan!" Ghan pun mengangguk dan langsung masuk ke dalam mobil. "Kita mau dinner di mana?" Tanya Ghan ke cia yg memegang handphone.

"Oh, terserah lo aja deh! Kalo aku, gk terlalu tau tentang restoran sini!" Jawab cia. Ghan pun mengangguk dan menyalakan mobilnya.

Ghan pergi membawa cia ke jalan yg sama saat axell mengajak jalan cia pada malam yg lama itu.
"Kok jadi deja vu ya?" Guman cia di dalam hatinya.

"Lo kenapa? Pusing?" Tanya Ghan sambil memegang kepala cia. "Engga, gue cuma ngerasa deja vu gitu!" Ghan hanya menatap cia sambil tersenyum. "Nih, kita dah sampai!" Sebuah restoran yg besar, glamour, dll lah.

"Lo yakin kita makannya di sini?" Tanya cia ke Ghan sambil merapikan dress nya yg kusut. "Memangnya lo gk yakin? Yakini aja ya!" Saran Ghan sambil memegang tangan cia untuk segera masuk ke dalam restorannya.

Saat masuk, sudah ada seorang cowo yg menunggu kedatangan mereka. Axell, dengan memakai jas berwarna putih, axell terlihat seperti seorang cowo yg ingin married.
"Ghan, kok ada axell?" Tanya cia ke Ghan sambil melepaskan tangannya yg di pegang oleh Ghan.

"Oh, jadi tujuan gue ajak lo kesini biar lo baikan sama axell. Gue gk mau kalo lo marahan terus sama axell. Lagian, lo kan gk di gigit! Jadi, rilex aja ya!" Cia hanya menatap Ghan dengan heran bercampur kesal.

"Hai, malam ini lo nampak cantik ya!" Jelas axell sambil memegang tangan cia dan membawanya ke meja makan. Di sana, tampaklah seorang cewe yg tidak asing bagi cia. Alliz, memakai baju dress berwarna hitam dengan sepatu high heals berwarna putih.

"Hai cia!" Sapa alliz dengan ceria nya. "Hai juga!" Cia hanya menjawab dengan sedikit gugup. "Cia, sekarang aku mau tunangan dengan alliz! Makasih udah mengajarkan aku tentang arti kehidupan!" Jelas axell. Entah mengapa, hati cia sakit mendengar perkataan axell.

"Ooh, jadi tujuan gue di ajak ke sini cuma untuk menyaksikan acara pertunangan kalian?" Tanya cia dengan nada yg sedikit tinggi. "Ehm, gk gitu kok cia! Gue cuma mau kalo kamu merestui hubungan kami!" Jelas axell. Raut wajah cia yg sebenarnya kesal dan ingin menangis, berani di sembunyikan oleh nya dengan sebuah senyuman.

"Oh iya, gue lupa! Judul cerita ini just friend kan?" Tanya cia ke semuanya. "Nah, itu lo nyadar!" Canda Ghan. "Cia, gue juga cuma mau jadi teman lo aja! Karena menurut gue itu yg terbaik! Ya kan?" Jelas Ghan.

Just Friend ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang