Axell pov
Ku akui pelajaran di sini sangatlah mudah. Bahkan semua yang di ajari di sini telah ku pelajari selama di usa. Ya, aku tidak menganggap remeh. Tapi ini benar benar fakta. Ku rasa indonesia sangatlah menarik, orangnya yang ramah, hawa panas yang menusuk ke kulit dan juga kemacetan yang ada di mana mana.
Hagghhh....Aku semakin penasaran dengan indonesia. Eh tidak, maksudku dengan orangnya. Di indonesia sangat banyak perempuan cantik, bola mata mereka yang berwarna hitam ke coklatan, ehm...so sexy in my eyes. Oh no, why my had very mesum?
Aku sedang duduk manis dengan wanita yang sempat mengisi hati ku. Siapa lagi kalau bukan cia. Oh god, thank you. Cia yang sedang berbicara dengan fathul dan juga pria yang bernama farhan itu. Aku tidak cemburu. Karena farhan sudah ada pacar.
Di depan ku ada Faza yang sibuk dengan handphone nya. Why? I dont know. Ku rasa dia sedang memberi pesan ke seseorang. But i dont know who it is.
"Cia, bisa kita pesan makanan. Cacing perut ku memberontak untuk diisi makanan." Ujarku
"So cute axell. Dont say again okey? It's so funny to me." ujar cia sembari tertawa. "Okey okey. So, bisa kan kita pesan makanan?" Tanya ku sekali lagi. "Pasti. Mau makan apa?" Tanya cia.
Apa ya? Apa ya? Tell me guys!
"Emang ada apa aja?" Tanya ku. "Banyak sih, bakso, mie, nasi, and any else." Jawab nya. "Bakso? Apaan tuh?" Aku tidak pernah mendengar kata bakso. Eh pernah, setahuku saat di jalan tadi ada gerobak yang tulisannya
Bakso akang asep."Axell mau bakso?" Tanya cia. "Mau rasa. Boleh gak?" Tanya ku. "Kalau kamu mau ya tentu boleh lah. Tunggu ya, aku pesan dulu" Cia pergi ke kedai bakso tersebut.
Tak butuh waktu lama, bakso pun datang di depan mata ku. Sebuah benda yang berbentuk bulat dengan siraman air dan mie yang berwarna kuning. God, what it is?
"Bakso nya yang mana?" Tanya ku. Cia menunjukkan benda yang berwarna bulat itu. Ahaa~ aku benar teman teman. Aku mencoba memotong benda bulat tersebut tapi selalu gagal.
"Cia, potongin baksonya dong" pinta ku. Cia menatap ku dan mengambil sendok dari tangan ku. "Kaya anak kecil aja lo" ujarnya. Aku terkekeh sendiri mendengarnya. Tentu saja aku masih kecil. Tunggu, apanya nih yang kecil? Hayoo~~~
"Axell. Coba kamu makan pake ini. Pasti enak" fathul memberi ku sebuah botol berwarna merah karena isinya. Apa ini?
"Axell mau pake?" Tanya cia. "Apaan nih?" Tanya ku. "Ini tuh saos axell. Mau gak?" Tawarnya. Saus? Apakah seperti daging yang di siram saus manis?
"Aku mau cia" ujarku. "Kamu yakin? Ntar perut kamu kaya di putar loh" ujarnya. Aku gak peduli. Yang penting makan saus.
"Gak apa apa, cia. I can eat this" ucap ku mantap. Cia menaruh saus itu ke dalam bakso ku. Ia menaruh dengan jumlah yang sangat sedikit. "Dikit banget nih xel, cemen lo gak bisa makan saos!" Ujar fathul. What? Cemen. Oke aku buktikan aku bisa.
"Siapa bilang, nih gue makan pake saus banyak." Ujarku sambil menaruh kembali saus tersebut. Saus ini manis bukan? Iya kan? Answer guys..
Aku menggigit bakso tersebut dengan kuahnya. Kenyal dan enak lah. But, kelamaan mulutku terasa pedas. Seperti terbakar. Apa ini? Terasa sangat panas.
Keringat bercucuran di pelipis ku. Sangat terbakar, itu yang ku rasa. Ku lihat fathul menertawakan ku karena ini. "Hahah, lihat deh si axell. Udah kaya orang habis olahraga" tawanya.
"Mulut gue kaya kebakar tau gak? Panas rasanya nih. Gue butuh minum" awalnya tangan gue berjalan ke minuman es berwarna coklat tersebut. Milik fathul.
Namun cia menahannya. Dia menggelengkan kepalanya pertanda jangan. Oke, jadi aku harus minum apa? Air limbah? Cia memberi ku sebotol susu manis. Ahaa~ thank you cia.
Apa kalian tau? Perutku serasa di putar dengan kuat. Terasa sangat sakit. Ingin pup deh jadinya. "Cia, perut ku sakit" ujar ku. "Kan dah gue bilang apa. Jangan makan banyak saus. Sana deh ke toilet" cia menyuruhku ke toilet pria.
_______
Waktu pulang sudah tiba. Kini aku sedang bersama dengan cia di depan sekolah. Menunggu Kevin datang menjemput kami.
"Axell, hati hati di jalan ya"
"Sampai besok axell"
"See you next day axell"
Mereka yang lewat di hadapan Ku menyapa Ku sembari pamit. Aku hanya tesenyum sebagai jawaban. Ku lirik cia yang sedang asik dengan gadget di tangannya. Lagi lihat apa sih sampai sampai aku di kacangin??
"Asik banget ya?" Ujar ku untuk membuka pembicaraan. Cia menoleh, "gak ada kok. Cuma lihat sebuah artikel. Menarik banget" jawab cia sambil melirik gadget nya kembali. Aku pun ikut mengeluarkanrkan hand phone ku dari dalam saku celana. Sambil melirik jam yang ada di hand phone tersebut aku hanya membuka layar hp ku lalu ku tutup. Aku melakukannya berulang kali.
"Lo juga. Asik banget ya?" Tanya cia yang sudah selesai bermain dengan gadget nya. "Engga, cuma main game doang kok" jawab gue dusta.
Cia ngangguk. Gak lama kita nunggu, mobil kevin udah ada di hadapan."Hello, im coming!" Ujar kevin. Cia membuka pintu belakang, sedangkan aku duduk di depan bersama kevin. "Mau kemana anak anak?" Tanya kevin. "Sok tua lu!" Ujar ku. Dia cuma nyengir ala kuda nil.
"Lo udah gak ada jadwal lagi vin?" Tanya cia. "Gak ada lagi. Tadi baru aja siap meeting, makanya mau nemenin kalian jalan. Mau kemana?" Tawar kevin. "Maka dulu deh. Perut gue udah hampa." Jawab ku. Si kevin ngangguk terus lajuin mobil nyake sebuah tempat makan.
Selesai makan, cia minta di temani ke toko buku. Jadilah sekarang aku di toko buku. Sekalian mau beli buku sejarah. Si kevin mah lagi nyari buku bisnis. Emang enak ngurus perusahaan William?
Sebenarnya gue punya saham sih di perusahaan itu, karena perusahaan itu milik keluarga. Tapi karena si kevin cucu kesayangan kakek, jadilah dia yang urus. "Tumben lu rajin, dulunya juga sentuh buku kagak pernah." Ujar kevin. "Jangan salah lu. Gini gini gue juga masih minat baca buku ya!" Jawab gue.
"Slow broo. Keep calm, dont angry." Setelah berkata seperti itu, kevin langsung pergi dari hadapan gue. Ngeselin lu dugong.
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
Author pov
Cia dan axell kini sedang duduk berdua. Kevin sudah pulang deluan sedari tadi karena urusan kantor. Mereka duduk dengan diam. Menatap minuman di hadapan mereka.
"Jadi-" ujar mereka bersamaan. "Lo aja yang mulai" jelas axell. "Jadi gimana dengan alliz?" Tanya cia. "Alliz? Ya gitu deh. Udah pergi sama om om. Katanya sih, om om itu orang indo." Jelas axell. "Oom itu kaya ya? Ganteng? Sampe alliz mau sama oom oom." Ujar cia sambil mengaduk minumannya.
"Gue juga gak tau siapa. Tapi gue gak habis pikir aja sama dia. Gue dengan dia udah ada ikatan, terus dia minta izin sama gue ke indo buat jalan jalan, eh ternyata gue dapat kabar kalo dia jalan sama oom oom. Gue pikir itu teman atau siapa lah, ternyata pacarnya. Bahkan oom itu mau jadiin si alliz istrinya." Jelas axell.
"Sumpah. Parah banget ya." Ujar cia. "Terus gimana nasib alliz dengan si oom?" Sambung cia. "Gue udah batalin semuanya sama alliz, gue gak ada hubungan lagi sama alliz. Kalo oomnya gue gak tau Apa kabar. Eh, btw papi nya si kevin kok gak jadi pengurus perusahaan lagi ya?" Axell menyedot minuman di depannya.
"Setau gue sih, papinya kevin selingkuh terus kakeknya kevin pecat papinya. Dan, mama kevin kehilangan nyawa karena bunuh diri. Tapi udahlah, lo kan keluarganya jadi lo bisa tanya langsung ke dia." Cia memotong penjelasannya dan menyeruput minumannya.
"Kalo maminya kevin gue tau. Cuma gue ga tau alasan maminya kevin bunuh diri." Cia mengangguk pertanda paham. "Cia, balikan yuk" ajak axell. "Ogah, cukup dulu aja gue sakit gara gara lo." Jawab cia. "Selo dong mbak jawabnya."
Hellow, kaya biasa gengs...
Vote and koment nya ada lah ya 😋😋
Ntar gue kasih permen karet dah yang voment :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Friend ?
Dla nastolatkówAwal pertemuan yang singkat, berubah menjadi rasa cinta yang mendalam. Namun, perubahan besar tiba tiba terjadi. mampukah cia mengembalikan cintanya? Atau hanya sebatas teman? . Part 1 complete. Go to part 2 . Jumpanya cia dengan seorang lelaki din...