part 2: empat

44 5 0
                                    

Kini sudah seminggu cia menjalankan hukuman sebagai suruhan dari kevin. Selama ia menjadi suruhan, kevin selalu meminta yang aneh. Misalkan, buatin pr, di paksa jalan, pokoknya aneh bin tolol lah.

"Cia!" Panggil kevin. Cia mebalikkan wajahnya untuk menatap laki laki di sampingnya. "Apa?" Tanya cia. "Masa lo jadi suruhan gue udah habis ya!" Jawab kevin.

"Bersyukur gue nya! Lo minta yang enggak enggak. Bikin repot gue aja!" Jelas cia. Kevin terkekeh pelan, "Btw, gue udah lama gak tertawa loh!" Ujar kevin. Cia natap kevin dengan alis yang naik sebelah,"Why?" Tanya cia. "Karena bagi gue, tertawa itu mustahil. Mustahil bagi seorang kevin untuk tertawa!" Jawab kevin.

"Nah kan, jadi baper nih!" Jelas cia. Kevin tertawa dengan keras, ia bersyukur bisa merasakan tawa. "Ortu lo gimana?" Tanya cia. Kevin berhenti tertawa, "Ya gitu deh! Masih sibuk dengan kerjaan mereka!" Jawab kevin.

Raut wajahnya berubah drastis. Membuat cia merasa bersalah, "Eh eh maksud gue gak gitu kok!" Bujuk cia. Kini senyum kembali terukir di bibir seorang kevin. "Hehehe, gue tau kok! Mana mungkin seorang cia nanya yang bisa menyinggung perasaan gue!" Jelas kevin.

Cia memukul lengan kevin, "Apaan sih! Gaje banget tau gak?!". Cia tersenyum, ia berhasil membuat kevin setidaknya tersenyum. "Yaudah, buruan pulang yuk!" Kevin menarik tangan cia yang sedang mengaduk aduk kopinya.

Jam pulang sekolah baru saja berlalu 1 jam. Kini mereka sedang berada di sturbuck yang terletak di pinggiran perkotaan. Kini waktu menunjukkan pukul 3 sore. Mereka telah siap kembali kerumah masing masing.

Kevin mengantarkan cia ke rumah dengan selamat. Cia membuka pintu dan langsung turun setelah berterima kasih ke kevin. "Bye! Gue pulang ya!" Kevin langsung pergi dari hadapan cia dan menjauh hilang. Cia pun langsung masuk ke dalam rumah.

Di lihatnya sang mami yang sedang duduk melihat tv di ruang keluarga. Karena tak ingin mengganggu, cia langsung berjalan ke tangga dan naik ke kamarnya. Saat mencapai lantai atas, ia membuka pintu kamar tamu. Di hirupnya aroma wangi tersebut.

"Hemh, wangi kevin banget!" Ujar cia. Tidak membuang waktu, cia bergegas keluar dan masuk ke kamarnya. Ia langsung mandi dan telah segar kembali.

Lapar, satu kata yang ada di pikiran cia. Padahal ia baru aja pulang nongkrong dengan kevin. Ya, namanya perempuan gak pernah merasa cukup.

"Mami, ada makanan gak?" Tanya cia ke maminya yang masih menatap layar tv. "Oh, ada di meja makan!" Tanpa ba bi bu, cia langsung berjalan ke ruang makan dan duduk di meja makan.

"Ntaps lah! Kenyang nih!" Cia mengambil dua potong roti tawar, satu buah apel merah segar, dan dua kotak susu rasa coklat. Ia langsung membawa semuanya ke ruang keluarga.

"Wah, banyak amat nih! Habis?" Tanya sang mami ke cia. "Habis!" Jawab cia. Ia memasukkan roti tersebut ke mulutnya dan menonton layar tivi di depannya. "Mami ni, udah jadi mami mami pun masih suka nonton para oppa korea!" Jelas cia. "Yah lumayan kan, bisa lihat cogan!" Jawab maminya. "Asoy lah si mami! Butuh lapor papi nih." Cia menggoda maminya yang sibuk tertawa geli.

"Wah, siapa yang manggil papi nih?" Suara tersebut terdengar dari ruang tamu. Tampaklah seorang pria paruh baya yang baru saja pulang bekerja. "Papi!" Sambut cia dengan salaman. "Hehe, yaudah papi ke kamar dulu ya! Mau mandi." Sang papi pergi ke kamar untuk segera mandi

____

"Kevin, berhenti mengganggu papa! Papa sedang sibuk! Jika kamu lapar, makan saja terus !" Kevin medengus kesal. Setiap hari pasti seperti ini. Padahal ia ingin makan bersama orang tuanya sebentar saja.

"Pa, kevin mohon! Yang kevin mau makan bareng papa sebentar!" Kevin memohon dengan kaki yang di tekuk ke lantai. Sang papa yang sibuk dengan kertas si meja nya menatap kevin dengan tajam.

Just Friend ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang