part 2: enam

44 6 1
                                    

Kevin berlari di koridor rumah sakit. Ia berhenti saat melihat cia duduk di bangku depan ruang UGD.
"Cia!" Panggil kevin. Cia bangun dari duduknya. "Mama mana?" Tanya kevin. Cia mencoba menenangkan kevin terlebih dahulu.

"Kevin, lo tenang dulu!" Cia mencoba menenangkan kevin. "Gak, mama kenapa cia? Kenapa?" Kevin terisak dengan tangisan. Entah keberanian dari mana, cia memeluk tubuh kevin. "Kevin, kalo lo gak tenang gimana gue jelasin?" Tanya cia.

Kevin menaruh kepalanya di bahu cia. Cia mendudukkan kevin di bangku. "Tadi gue berencana mau ajak lo jalan karena hari ini akhir pekan. Gue mau coba main aja ke rumah lo. Pas gue sampe, pintu depan terbuka. Gue mencoba untuk manggil nama lo! Tiba tiba gue dengar seperti suara bareng yang jatuh...." Cia menarik nafas dalam.

"Gue mencoba masuk ke dalam rumah lo! Gue mencari asal suara tersebut. Ternyata gue melihat mama lo dengan pisau menancap di perutnya. Gue mencoba menyadarkan mama lo. Saat itu gue terlalu panik, gue gak tau harus hubungi siapa. Akhirnya gue menghubungi ambulan baru gue hubungi lo!" Cia tertunduk.

"Maafin gue kevin! Maaf!" Ujar cia. Kevin menatap cia heran, "untuk?" Tanya kevin. "Maaf gue gak bisa nolong mama lo! Seandainya gue datang lebih cepat, pasti.." Air mata cia mulai berjatuhan.

"Gak, semua ini salah gue! Seharusnya gue dengerin semua perkataan mama! Gue salah karena gue udah ninggalin mama sendirian! Sedangkan papa sibuk dengan wanita lain!" Kevin mulai memeluk cia dan mengelus punggungnya.

"Jangan merasa bersalah ya! Lo malaikat kecil gue kok!" Kevin tersenyum. Cia lah obat yang tuhan kirimkan untuknya. "Kevin!" Panggil cia. Kevin melepaskan pelukannya dan menatap cia, "Gue nemuin kertas ini di samping mama lo!" Cia memberikan secarik kertas bercak darah.

Kevin sayang, mama ngerti kenapa kamu marah. Mama juga salah di sini! Maafin mama!

Tapi, kenapa kevin ninggalin mama sendiri di sini nak? Sebesar apa salah mama ke kevin? Apa yang harus mama lakukan agar kevin mau maafin mama?

Kevin, maafin mama kalo mama ninggalin kevin. Makasih udah mau jadi anak baik. Mama sayang banget dengan kevin.

Tapi maaf kevin, mama udah gak sanggup lihat kenyataan dunia! Ini semua begitu pahit, kevin! Maafin mama harus pergi secepat ini!

Tetap jadi kevin yang membuat mama bangga. Jangan pernah membenci mama lagi ok? Tetap semangat jalanin hidup meski berat! Jangan seperti mama yang menyerah secepat ini.

Mama menyerah karena lebih baik mama pergi dan menemui tuhan secepatnya. Maaf kan mama kevin sayang. Maaf

Di remas nya kertas itu. Di cium bau darah segar yang bercak di kertas ini. "Mama..." lirih kevin. Kevin menjadi sesak dan lemas, "Kevin, tenang dulu Vin! Tenang, gue di sini bersama lo!" Cia memeluk kevin dengan erat.

Tuhan, mengapa begitu berat cobaan anak ini? Ia masih sangat lemah untuk masalah seperti ini. Jadikanlah aku malaikat yang selalu hadir saat ia susah.

Cia mengelus punggung kevin dengan pelan. Di helusnya juga rambut kevin. Di hapus air mata yang mengalir. "Kevin, gue di sini! Jangan sedih dulu ya!" Kevin mengangguk dan menutup matanya menikmati pelukan ini.

Pintu ruangan terbuka, tampaklah seorang dokter. "Maaf, apa anda keluarga ibu Dewi Kartika?" Tanya dokter. "Iya, bagaimana keadaanya?" Tanya kevin.

"Maafkan kami nak. Kami sudah berusaha sebaik mungkin. Namun tuhan berkata lain. Ibu tika kehilangan banyak darah. Semua itu membuat aliran darah yang berjalan ke jantungnya menjadi sedikit. Kini, bu tika sudah tenang di alam sana! Maafkan kami!" Jelas sang dokter.

Just Friend ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang