part 2: dua

62 5 0
                                    

Pagi hari tiba, hari dia mana cia akan menjalankan hukumannya sebagai suruhan dari kevin.
"Sayang, ada kawan kamu di bawah!" Mami memanggil cia dari bawah. "Iya mi! Cia turun!" Jawab cia.

Siapa yang datang? Fathul? Gak mungkin. Nicho? Tau rumah aku aja gak. Farhan? Lebih lebih gak mungkin. Kevin? Gak, kan gue yang jadi penyuruhnya. Tanpa ambil pusing cia langsung turun aja ke bawah.

Mata cia membulat saat melihat kevin duduk di sofa ruang tamu. Cia langsung berjalan ke arah kevin. Kevin menatap cia dengan senyum lebar.
"Ngapain?" Tanya cia. "Sayang, kamu gimana sih? Teman kamu udah baik loh mau antar kamu sekolah!" Potong mami.

Cia natap kevin dengan 1001 pertanyaan. "Yaudah, karena cia udah siap saya pamit antar cia nya ya te!" Kevin pamit ke mami cia. "Iya iya, yaudah hati hati di jalan ya!"

Cia menyalami mami nya. "Pergi ya mi!". Kevin berjalan keluar rumah diikutin cia di belakang. "Tunggu, bukannya lo bawa motor? Kok mobil?" Tanya cia. "Emang lo mau naik motor ya? Mau rambut lo berantakan? Mau kepala lo sakit terjepit helm?" Kevin membalikkan pertanyaan cia.

Cia mengangguk asal aja. Kalo di lawan, makin di balikin. Cia langsuk masuk ke dalam mobil 'porsche' milik kevin.
Selama di perjalanan keadaan hening. Gak ada yang buka suara deluan. Karena gak nyaman cia mencoba membuka suara.
"Kevin!" Panggil cia. "Ehm" jawab kevin singkat.

"Lo napa datang ke rumah gue?" Tanya cia. "Gak ada, nyoba nyoba aja!" Jawab kevin santai. "Hell? Gak bisa gitu dong! Alasan lain kek?!" Jelas cia. "Oke oke, hari ini adalah hari pertama lo jadi suruhan gue, jadi biar awal dari hari ini bagus gue milih jemput lo! Biar gak canggung!" Jawab kevin.

"Oo, lo jangan nyuruh gue yang aneh aneh ya!?" Cia menatap ke arah kevin sambil mohon. "Tenang, palingan gue suruh bersihin wc sekolah!" Jawab kevin. "Lo, jangan yang itu dong! Yang lain aja!" Cia merengek di samping kevin. "Hahaha, lo percaya kalo gue suruh lo bersihin wc sekolah?" Tanya kevin. "Kenapa gak?" Jawab cia.

"Gue gak setega itu kali! Gue juga masih punya perasaan!" Kevin kembali fokus dengan stirnya. "Gue pikir lo orangnya dingin and gak mau bicara dengan orang yang gak lo kenal!" Pinta cia. Kevin menatap ke arah cia sambil menghela nafas kasar, "Lo dengar tentang gue dari teman lo kan?" Tanya kevin. "I--iya, kenapa?" Kevin menghela nafasnya, "jangan kenal gue dari orang lain. Tapi dari gue sendiri!" Jelas kevin.

Lagi dan lagi cia dibuat terdiam oleh kevin. "Boleh nanya?" Izin cia ke kevin. "Boleh, lagian itu lo udah nanya!" Jawab kevin. "Iya juga ya! Kok lo pinter sih?!" Cia garuk garuk kepalanya yang ga gatal sama sekali. "Yaudah, nanya terus!" Pinta kevin. "Oke oke, lo kenapa jarang main dengan yang lain?" Tanya cia. Kevin diam sebentar, "Karena semua orang gak bisa dipercaya!" Jawab kevin.

"Kenapa gak coba aj dulu? Mungkin ada yang bisa!" Usul cia. "Udah pernah, tapi sama aja! Semuanya deketin gue demi harta!" Jelas kevin. Cia mengangguk ngerti dan memilih untuk diam tanpa melanjutkan kan.

Mereka pun sampai ke sekolah. Semua siswa yang berjalan langsung menepi saat mobil kevin lewat tanpa harus di klakson.
"Makasih ya udah mau antarin! Gue masuk deluan!" Cia keluar dari mobilnya kevin. "Tunggu!" Panggil kevin. "Kenapa?" Tanya cia. "Waktu istirahat nanti gue ke kelas lo! Lo mulai jadi suruhan gue!" Jelas kevin. "Oke oke!" Jawab cia sembari meninggalkan kevin.

"Selamat pagi tuan putri kita!" Sapa fathul. "Apaan sih! Biasa aja kali" balas cia. "Btw, lo masih hidup?" Tanya fathul. "Masih! Kenapa?" Tanya cia. "Wah ajaib! Biasanya anak yang berurusan dengan kevin pasti mengalami luka. Gak mesti fisik, tapi hatinya juga!". "Lo gak di pegang dengan dia kan? Lo gak di apa apain dengan dia kan? Lo masih halus kan? Lo masih suci kan? Lo masih perawan kan? Hati lo masih kinclong kan? Lo--mph...!" Cia menutup mulut fathul dengan tangannya.

Just Friend ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang