06

31 4 1
                                    

"Selamat malam nona han"
Bisiknya pelan menjawab ucapan hyosoo dengan sedih, menatap punggung anak majikannya yang rapuh. Ia tahu semuanya tentang keluarga han, karna ia lah yang selalu mengurus dan menemani hyosoo. Ia tahu hyosoo anak yang sangat baik dan penuh dengan perasaan, namun semua itu hyosoo tutupi dari semua orang termasuk keluarganya.

Dichapter sebelumnya

Hyosoo POV

Setelah selesai membersihkan tubuhku, ku dudukkan diriku di sofa dekat dengan jendela kamarku memandang keluar jendela lalu beralih ke arah fas foto dimana didalamnya ada aku diantara kedua orang tuaku yang sedang mencium pipiku. Foto itu diambil pada saat kami piknik bersama keluar 11 tahun lalu.
Aku hanya tersenyum kecut mengingat kejadian dulu.

Ku beranjak dari dudukku dan mulai berbaring di ranjang king size ku. Saat aku ingin memejamkan mataku tiba-tiba saja aku teringat dengan kata-kata bibi lim, ia mengkhawatirkan kesehatan diriku. Entah kenapa aku berharap mama dan baba lebih mengkhawatirkan diriku dibandingkan dengan bibi lim. Namun semua itu hanya hayalanku saja, mereka terlalu sibuk dengan urusan masing-masing. Kenapa aku harus menangis? Tidak masalah kan jika mereka tidak khawatir padaku. Ah sudahlah aku ingin tidur sekarang aku lelah.
'Selamat malam baba mama'
Ucapku dalam hati dengan air mata ku yang terjatuh.

Hyosoo POV end

"Raejin-ah !?" teriak ibu lee kepada putrinya raejin. Raejin yang sedang berada di dalam kamarnya pun beranjak dengan malas, menghampiri sang ibu yang sedang ada di dapur.

"Nde umma, waeyo?" ujar raejin kepada sang ibu. Ibu lee hanya tersenyum manis namun senyuman sang ibu membuat raejin merinding, karna jika ia sudah melihat senyum manis sang ibu itu bertanda bahwa sang ibu sedang merayu.

"Wae umma?" tanya raejin lagi kepada sang ibu.

"Sayang, kau mau kan membantu umma? " bukan jawaban yang raejin dapatkan melainkan pertanyaan kembali untuknya.

"Nde aku akan membantu umma" jawab raejin dengan malas.

"Baiklah! Tolong kau belikan bahan makanan yang sudah umma tuliskan di sini, arasseo? "
Ucap ibu lee kepada raejin dengan memberikan selembar kertas yang penuh dengan tulisan sang ibu untuk membeli bahan makanan. Raejin membelalakan matanya karna daftar belanjaan sang ibu tidak bisa dikatakan sedikit, dengan berat hati ia mengambil kertas itu.

"Baiklah umma" ucapnya tenang namun sangat kentara bahwa ia kesal. Pasalnya ini sudah malam yang benar saja jika ia harus keluar dan pergi ke supermarket yang jaraknya lumayan jauh.
Ia beranjak dari tempat duduknya, lalu mengambil kunci mobilnya.

"Hati-hati sayang !" teriak sang ibu dari dalam dapur.

"Nde" jawab raejin dengan berteriak juga membalas pertanyaan sang ibu.

SKIP

Raejin POV

.....daging, lobak, sawi, wortel, mie instan, tepung beras, ah sudah semua ternyata. Ku bawa semua belanjaanku ke kasir untuk membayarnya, setelah membayarnya langsung saja ku bawa 4 kantung belanjaanku keluar menuju mobilku. Uh ini sangat berat kenapa juga umma membeli bahan sangat banyak.

Pada saat aku mulai berjalan keluar dengan tertatih karna 4 kantung belanjaan di kedua tanganku ini, tiba-tiba saja seseorang mengambil 2 kantung belanjaanku. Ku terkejut dengan tingkah lakunya ku pikir seseorang itu adalah rampok ataupun pencuri yang dengan seenaknya merebut belanjaanku.
Dengan ragu ku coba untuk melihat siapa pelaku itu, saat aku mendongkak. Aku melihatnya.. Ia adalah kim jongin aka kai sunbaeku teman dari baekhyun sunbae kakak habyun. Aku terkejut sungguh.

Unmyeong -Takdir-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang