10

20 3 0
                                    

"Mian oppa.. Tadi sedikit macet dijalan"
Ucap raekhyung menunduk takut. Woobin hanya menatap sang adik diam.

"Nuguya?"
Tanya woobin datar kepada namja yang mengantar raekhyung.

Dichapter sebelunya
.
.

"Oh ne.. Annyeonghaseyo cho junmyeong imnida, anda bisa memanggil saya suho"
Ujar suho memperkenalkan dirinya sopan dengan senyum anglenya.

"Kau.. Namjachingu adikku?"
Tanya woobin lagi. Membuat suho dan raekhyung membulatkan matanya, sangat terkejut dengan pertanyaan woobin sang kakak.

"Ani.. Aniyo oppa! "
Jawab raekhyung dengan cepat.

"Oppa tidak bertanya kepadamu raekhyung" balas sang kakak dingin membuat raekhyung diam seketika. Ia cemas kepada seniornya suho takut sang kakak akan memarahi suho.

"A-animida.. Saya hanya senior raekhyung dan teman saja"
Jawab suho tenang walaupun gugup setengah mati.

"Oh.. Raekhyung kau masuk kedalam dan kau pulanglah"
Ucap woobin memerintah dengan nada dingin dan datar.
Raekhyung baru akan membuka suara sang kakak sudah menatapnya tajam. Lalu ia beralih menatap suho, suho hanya tersenyum maklum dan mengangguk, membuat raekhyung ikut tersenyum dan berlalu masuk.

Woobin masih berdiri menatap suho dingin.

"Baiklah, saya permisi pulang terlebih dulu.. Maaf karna membuat raekhyung pulang terlambat"
Ujar suho meminta maaf kepada woobin dan hanya diberi gumaman oleh woobin sebagai jawabannya. Suho menyalakan motornya dengan membungkuk lalu pergi dari kediaman keluarga choi.

Woobin menghubungi seseorang bersamaan dengan hilangnya suho dibalik pagar rumahnya.

.....

"Namjoon bisakah kau mencari tahu tentang namja bernama cho junmyeon?"

......

"Emm.. Beritahu aku segera"

......

Sambungan telepon pun terputus. Setelah menghubungi seseorang yang bernama namjoon, woobin pun memutuskan untuk masuk kedalam rumahnya.
.
.
.

Sore ini hyosoo pergi ke Taman pusat kota lagi, entah kenapa saat ini ia ingin sekali keluar kamarnya dan pergi ke Taman pusat kota sekedar menjernihkan pikiran. Lagi.

Saat ini hyosoo sedang duduk dibawah pohon persik yang besar dan penuh bunga, walaupun musim dingin telah tiba namun tidak mengurungkan niatnya untuk ke Taman ini.

Hiks hiks hiks

Suara isak tangis terdengar oleh hyosoo. Ia pikir mungkin ia salah dengar ataupun halusinasi dirinya saja, hyosoo pun mulai memejamkan matanya menikmati hembusan angin yang lembut menerpa wajahnya namun suara isak tangis terdengar kembali membuat hyosoo membuka matanya kembali dan mulai mencari suara tangis itu.

Hiks hiks hiks

Suara isak tangispun semakin terdengar jelas kala ia mendekat pada pohon persik yang lain yang lebih besar. Hyosoo memberanikan diri untuk melihat siapa yang sedang menangis di bawah pohon persik ini.

Hyosoo melangkah semakin dekat isak tangis seseorang itu semakin terdengar jelas. Saat ia sudah berdiri tepat disamping seseorang tersebut, dugaannya benar seseorang yang sedang menangis itu adalah seorang anak kecil sedang terduduk dengan luka pada lututnya.

Ia menghampiri dan berlutut didepan anak kecil itu dengan tersenyum tipis ia menyentuh lengan anak kecil yang sedang memegangi lututnya yang teluka, membuat anak kecil itu mendongkak. Hyosoo bisa melihat mata sembab dengan bola mata jernih, hidung mungil dan bibir yang imut untuk ukuran seorang namja.

Unmyeong -Takdir-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang