12

12 0 0
                                    



Pagi di hari senin seperti biasa sekolah SM akan melakukan rutinitasnya yaitu mengibarkan bendera kebanggaan mereka -korea- , menyanyikan lagu mars korea, berdoa bersama dan mendengarkan beberapa pengumuman dari sang kepala yayasan dan para staff guru.

Kenapa harus kegiatan seperti itu? Jawabannya adalah karna kepala yayasan dan para staff guru ingin siswa siswinya menjadi murid yang disiplin, memiliki kepribadian yang lebih baik dan tentu saja untuk mengenang dan menghargai  para raja yang sudah memperjuangkan negara mereka ini. Mereka juga ingin murid mereka kelak tidak akan pernah lupa dengan sejarah-sejarah korea walaupun sudah terbawa zaman.

Upacara mengibarkan bendera korea sedang berlangsung, 10.10 menit di jam-jam seperti ini matahari mulai menampakkan cahayanya lebih tinggi lagi namun tidak membuat para murid itu merasa kepanasan karna suhu udara yang mulai menurun akibat akan masuk musim dingin yang mengalahkan kehangatan dari matahari.

Kegiatan rutinitas mereka telah selesai yang menghabiskan waktu kurang lebih 1 jam. Kini para siswa siswi berhamburan keluar lapangan untuk masuk kedalam kelas mereka masing-masing.

Sama halnya dengan habyun, ia juga ingin segera masuk kedalam kelasnya yang hangat dan mengistirahatkan kakinya karna terlalu lama berdiri. Habyun terpisah dengan raejin dan raekhyung karna memang mereka tidak dalam satu barisan yang sama, pada saat habyun sudah berada didepan pintu masuk tiba-tiba saja lengan kirinya ditarik oleh seseorang dengan kuat namun lembut dan masuk kedalam pelukan seseorang itu membuat habyun memekik tertahan. Seseorang itu memeluk habyun erat lengan kanannya ia letakan dipinggang habyun sedangkan lengan kirinya ia jadikan tameng untuk melindungi kepala habyun, berjalan perlahan bersamaan dengan murid lainnya hingga pada akhirnya mereka sampai disebuah lorong yang cukup ramai.

Habyun yang menyadari bahwa ia sudah tidak di peluk seseorangpun akhirnya mendongkak dan ia langsung bertemu dengan mata bening milik kim jong dae aka chen sunbaenya sendiri. Chen yang memang terkenal akan senyumannya yang ramahpun kini tersenyum lebih tampan dari biasanya membuat habyun mengedipkan beberapa kali matanya.

"Gawaenchana?"
Tanya chen lembut dan tidak melepaskan pelukannya dari habyun. Kini posisi kedua lengan chen berada di pinggang habyun sedangkan kedua lengan habyun ia letakan di dada chen guna memberi jarak pada mereka.

"A-ah g-gwaenchana o-oppa"
Jawab habyun gugup, bagaimana tidak gugup jarak mereka saja sedekat ini bahkan ia bisa merasakan detak jantung seniornya.

"Jinjayo?"
Tanya chen kembali memastikan

"Emm jinja oppa"
Jawab habyun lagi dengan senyumannya.

"Apa kau terluka byunie?"
Tanya chen -lagi- dengan lembut dan memanggil nama kecil habyun yang biasanya hanya keluarganya saja yang tahu.
Hal hasil panggilan kecil yang terlontar dari bibir chenpun membuat semburan merah merona di kedua pipi habyun.
Mau tak mau chenpun melepas pelukannya dan beralih mencubit kedua pipi habyun gemas.

"Aww appo~"
Ringis habyun dengan mengusap kedua pipinya yang memerah akibat pencubitan dari seniornya.

Chen yang mendengar habyun meringispun terkesiap dan mengusap pipi habyun dengan kedua ibu jarinya lembut, alhasil perlakuan chenpun membuat keadaannya semakin parah karna sekarang wajahnya sudah benar-benar memerah seperti tomat masak.

"Mianhae byunie..aku tidak sengaja"
Ucap chen pelan dengan ibu jarinya yang terus mengusap pipi habyun dan menatap tepat dibola matanya, membuat habyun tidak bisa berkutik.

"E-em g-gwaenchana oppa, ta-tapi kenapa harus me-mencubitku"
Ujar habyun gugup namun kesal juga karna tiba-tiba saja seniornya ini mencubit kedua pipinya dengan cukup keras.

"Heheh..mian byunie, habis kau menggemaskan"
Jelas chen cengengesan dan terus melakukan kegiatannya.
Sedangkan habyun ia hanya melongo mendengar penuturan seniornya itu. 'Apa benar aku semenggemaskan itu?' tanya habyun dalam hati.

Unmyeong -Takdir-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang