Jumpa Lagi

12K 368 16
                                    


"Sungeng enjing juragan."

Suara itu mengagetkan seorang gadis yang tengah sibuk memperhatikan map merah di tangannya. Sontak gadis itu terlonjak dari tempat duduknya, segera ia mencari sumber suara. Mata cerahnya menangkap sosok wanita bertubuh jangkung tengah menggendong gadis kecil yang menggemaskan.

"Sarah, kenapa kamu ada di sini?" Teriak gadis itu dengan mata berbinar, setelah ia menyadari sosok wanita jangkung itu adalah Sarah, orang yang amat dikenalnya, sahabat karibnya.

"Medina Mueeza Husain, kok ngomong ya gitu sih? Nggak suka ya aku ada di sini?" balas Sarah manyun.

"Bukan begitu sarah, aku kaget aja. Aku seneng banget kamu ada di sini." Ujar gadis yang akrab di panggil Medina itu pada Sarah. "Apalagi ada bocah nggemesin ini." Tambah Medina sambil mecubit lembut pipi gadis kecil di gendongan Sarah. Gadis kecil itu tertawa manja.

Sarah adalah sahabat Medina sejak masih SMA. Mereka berdua adalah sepasang sahabat yang tak terpisahkan. Medina dan Sarah sama-sama anak tunggal di keluarganya, itu tuga yang membuat mereka sangat dekat. Mereka sudah menganggap saudara kandung satu sama lain. Suatu ketika Maedina terserang tipus dan harus dirawat di rumah sakit, Sarah pun bersikeras ingin menungu dan merawat sahabatnya itu hingga ia rela bolos sekolah.

"Sarah, sayang, sudah kamu sekolah saja nduk." Ujar Bu Husain, ibunda Medina. "Biar ibu sama bapak yang nunggu Medina." Melirik Pak Husain yang duduk di sudut ruang rawat inap Medina.

Kedua orangtua Medina berusaha meyakinkan Sarah bahwa penyakit Medina tak terlalu parah, sehingga ia tak perlu merelakan waktu sekolahnya untuk Medina. Pun kedua orangtua Sarah yang saat itu juga berada di ruangan itu.

"Pokoknya Sarah mau nunggu sampai Medina sembuh." Kelak Sarah sembari memandang iba Medina yang tergolek lemah.

"Sudahlah Bu Husain, Sarah memang anaknya keras kepala. Biarkan dia nunggu Medina sampai sembuh. Mungkin itu bukti kesetiaan dalam persahabatan mereka." Kata Bu Umar, ibunda Sarah.

Bu Umar menyadari, sejak Sarah bertemu Medina, Sarah menjelma menjadi anak penurut dan rajin. Bukan Sarah yang dulu hanya bisanya menghambur-hamburkan uang orangtua, yang kerjanya hanya bermain-main dengan teman sebayanya. Sarah yang tak pernah menuruti kata-kata orangtuanya, Sarah yang tak tahu betapa sulitnya mencari uang. Namun semua itu berubah saat Sarah bertemu Medina, entah kekuatan magis apa yang ada dalam diri Medina sehinga ia bisa mengubah Sarah sedemikian drastis. Medina membawa energi positif untuk Sarah.

Sarah berubah menjadi anak penurut, gemar beribadah dan rajin belajar. Entah sihir apa yanga ada dalam diri gadis bernama Medina itu. Yang jelas Pak Umar dan Bu Umar senang atas kehadiran Medina, mereka sudah mengganggapnya seperti anak sendiri. Pun begitu sebaliknya perlakuan Pak Husain dan Bu Husain kepada Sarah, sahabat putrinya.

Bukan hanya Sarah yang sedemikian mencintai Medina. Medina pun juga sangat mencintai dan setia pada Sarah.. Suatu ketika Sarah pernah dibuat patah hati oleh seorang teman laki-laki di sekolah mereka. Medina juga ikut merasakan kesedihan itu hingga ia memberanikan diri melabrak teman laki-laki yang sudah mematahkan hati sahabatnya. Padahal sebelumnya ia tak pernah punya nyali untuk berinteraksi dengan lawan jenis dalam intensitas khusus. Bukan berarti ia tak suka atau tak berani dengan lawan jenis. Ia hanya mencoba menaati aturan Tuhan. Medina selalu menjaga jarak dengan lawan jenis sebisa mungkin, ia tak pernah berinteraksi dengan mereka melainkan mengenai hal penting saja, seperti diskusi kelompok belajar misalnya, organisasi Rohis atau yang lainnya. Medina memang aktif mengikuti beberapa organisasi di sekolah. Medina anak yang aktif dan religius.

SYAHADAT CINTA DI APELDOORN (Sudah Terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang