7. Uncomplete Heart Problem

43 3 0
                                    

"Val, mau ke rumah kan?" tanya Feli.

"Iya nih. Mau ngerjain makalah TIK. Di rumah bosen soalnya." jawab Valda.

"Ok.. Kalo gitu yuk, pulang naik mobil gua aja." ajak Feli.

Valda pun mengangguk antusias. Ketika mereka hendak berjalan ke arah gerbang, tiba-tiba sebuah motor berkecepatan tinggi datang dari belakang, mendahului keduanya dengan mengambil jalur di sisi Valda. Dan ketika melihat siapa anak itu..

"Gian kampret!! Lo mau ngebunuh anak orang hah?!" seru Valda dengan suara sebesar toa andalannya.

"Heh, nama gue tuh Gian Raiga. Bukan Gian Kampret. Enak aja lo gonta-ganti marga orang. Gue laporin sama bokap gue baru tau rasa lo." balas Gian sambil cekikikan.

"Siapa yang ganti? Lo aja yang GR, terlalu ngerasa marganya gue ganti. Dasar. Jantung udah tinggal dipeniti kek gini malah lo bikin tambah jantungan!" bentak Valda hiperbola.

"Ck, cuma kek gitu doang. Belum juga gue tabrak." ujar Gian santai.

"Kampret lu. Niat banget ngebunuh anak orang. Dosa tau dosa! Liat aja lo ya. Entar kalo lo butuh apa-apa, jangan dateng ke gua!" ancam Valda.

Gian otomatis langsung mematikan motornya dan berlari ke arah Valda.

"Lah, Val jangan gitu dong.. Entar kalo lo nggak ada, siapa dong yang bakal ngerjain pr kimia gua?" tanya Gian sambil bermohon.

"Eh, ampunan ini anak. Cuma karena pr kimia lo mohon-mohon gini sama gua? Udah, sana! Jangan deket-deket gua. Nggak butuh mereka yang datang cuma pas ada maunya." sindir Valda lalu berjalan pergi sambil menarik tangan Feli.

"Eh, eh, ada neng geulis ternyata. Feli.." panggil Gian.

Feli kembali meringis karena malu. Malu melihat kelakuan Gian yang tak tau malu.

"Apaan sih.." gumam Feli pelan.

Valda berbalik ke arah Gian lantas menatapnya tajam.

"Loh, yang dipanggil neng geulis kok yang menghadap gue malah mak lampir?" tanya Gian spontan.

"What?!!! What the hell, Gian?!" seru Valda tak percaya.

Gian spontan menutup mulutnya lalu naik ke atas motornya. Ia memilih untuk kabur detik itu juga daripada harus berhadapan dengan mak lampir musuh bebuyutannya itu.

"Gian!!!!" panggil Valda marah saat melihat Gian hendak kabur dengan motornya.

Gian melaju kencang menyusul mereka dan berhenti di samping Feli.

"Kapan-kapan pulang bareng abang ya? Abang rindu atuh sama neng." goda Gian sambil mengedipkan sebelah matanya.

Feli melongo melihat aksi Gian yang tiba-tiba.

"Mau nggak?" tanya Gian lagi.

"Mm.."

Puk!

Belum sempat Feli menjawab, Valda melancarkan aksinya memukuli Gian bagaikan aksi segerombolan massa memukuli pencuri di kompleks perumahan.

"Adow! Sakit, Valda!" seru Gian.

"Makanya jadi orang tuh, jangan asal ngomong!" balas Valda tak kalah lantang.

"Adow! Feli, lo mau nggak?!" tanya Gian berseru di sela-sela penderitaannya.

"Duh, gimana ya?" tanya Feli pada dirinya sendiri, panik.

"Udah, nggak usah, Fel! Nih orang emang nggak pantas dikasihani!" hasut Valda.

Berdamai dengan Masa LaluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang