11. Mental Illness?

34 2 0
                                    

Brakk!

"Lo bayangin, Trys. Dia bilang gitu ke gua. Padahal sebelumnya dia udah yakin mau cerita, tapi cuma 2 kata aneh itu yang keluar dari mulutnya dia. Gilak, parah, Trys. Gua tuh nggak bisa diginiin. Digantung pas lagi kepo-keponya." curhat Gian setelah membanting proposal Saka Wanabakti secara dramatis ke lantai yang kini menjadi saksi bisu percakapan kedua anak manusia itu.

"Heh! Curhat sih curhat. Tapi prososalnya nggak usah dibanting-banting, dong!" tegur Trys yang hampir menjatuhkan ponselnya saat lagi sengit-sengitnya bermain Mobile Legends.

"Duh, Trys. Disaat kayak gini lo masih pentingin proposal dibandingkan gua? Sekarang gua tanya, lo pilih proposal atau gue?" tanya Gian (sok) drama.

Intan yang berada di samping Trys pun melongo melihat seniornya—yang sepertinya sudah bisa dirujuk ke RSJ terdekat.

"Apaan sih? Nggak usah alay. Pake nyuruh milih segala. Ya gue pilih proposal lah. Proposal lecek, orang jadi nggak yakin bakal nyumbang. Lo lecek, dibiarin sampe hancur juga nggak ada ruginya buat gue." jawab Trys sadis.

Brakk!

"Nyebelin deh lo!" rajuk Gian setelah membanting proposal untuk kedua kalinya.

"Heh! Proposal dibanding-banting... Kakak suruh push-up sampe Jakarta turun salju mau?" tanya kak Yusuf—ketua umum dewan saka mereka—yang kebetulan lewat saat Gian melancarkan aksi unjuk rasa patah hatinya.

"E-eh, eng-enggak, kak. Maaf, kak. Maaf. Gua khilaf, kak." mohon Gian salah tingkah.

"Maaf, maaf. Dasar... Kalo lagi sakit hati jangan dilampiasin sama proposal dong. Bikinnya lama itu. Entar rusak, kamu yang kakak ubek." ancam kak Yusuf.

"I-iya, kak. Maaf, kak. Maaf." pinta Gian sambil menunduk-nundukkan kepalanya berulang kali.

Sementara Trys dan Intan hanya tertawa cekikikan melihat kelakuan Gian yang lucu dan bego disaat bersamaan. Setelah kak Yusuf pergi, keduanya lalu tertawa terbahak-bahak.

"Makanya, kalo dibilangin tuh denger. Noh, lo makan tuh semprotannya kak Yusuf." ledek Trys.

"Duh, habisnya elo sih. Gua curhat malah dikacangin. Akhirnya gua banting deh proposalnya, supaya lo denger." ucap Gian kesal.

"Ckckck... Gua denger tau. Gini ya. Kalo Feli kayak gitu, mungkin dia belum bisa terbuka sama lo. Mungkin dia ngerasa lo belum berhak untuk tau soal kehidupannya dia. Atau bisa jadi, itu rahasia yang private banget, lebih private dari private account manapun di Instagram." ucap Trys. "Maybe, dia butuh waktu lebih untuk bisa terbuka sama lo. Kalo udah kayak gitu ya... Ikut arus aja. Lo ikutin aja cara mainnya dia. Nanti setelah lo rasa dia cukup nyaman dan deket sama lo, baru lo bisa singgung lagi soal masalah dia itu. Atau bahkan, lebih bagus lagi kalo lo diem aja. Nggak usah nanyain masalah dia. Kalo dia udah nyaman, entar juga dia bakal cerita dengan sendirinya. Paham lo?" tanya Trys setelah memberi penjelasan panjang lebar.

"Tapi dia udah bilang dia yakin. Gue jadi ngerasa kayak digantung gitu, Trys. Heh, Tan. Lo kan cewek. Apa semua cewek gantungin cowok kayak gitu?" tanya Gian blak-blakan.

Trys berdehem keras tanpa mengalihkan pandangan dari layar ponselnya. Intan pun menatap cowok itu salah tingkah sebelum akhirnya memilih untuk menjawab pertanyaan Gian.

"Kak, gini ya. Cewek nggak mau cerita soal rahasianya, bukan berarti dia gantungin cowok. Kayak kak Feli. Mungkin aja emang kak Feli masih ragu aja, mau cerita atau enggak. Karena kadang, memang ada alasan-alasan tertentu yang bikin cewek jadi berpikir dua kali untuk bener-bener terbuka sama seorang cowok." jawab Intan.

Berdamai dengan Masa LaluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang