2. Rover?

104 8 0
                                    

"Fel, mau beli es krim, nggak?" tanya Valda sambil berjalan beriringan dengan Feli. Bel pulang sekolah sudah berbunyi beberapa menit yang lalu menyisakan bangunan sekolah yang mulai sepi. Palingan yang tersisa cuma anak-anak yang lagi piket kelas sama piket umum, sama anak-anak yang masih nunggu jemputan.

"Boleh, boleh. Tapi gue udah nggak punya uang, nih. Gara-gara dimintain sama Gian tadi." jawab Feli.

"Ish, memang tuh anak. Udah gue bilang kan, kalo digangguin sama mereka, nggak usah digubris. Mereka tuh emang gitu. Setengah waras." omel Valda.

"Udah, Val. Nggak papa. Gue ikhlas kok ngasih uang ke mereka." ujar Feli sambil terkekeh pelan. "Lagian kasian juga kalo mereka nggak makan."

"Hm, ya udahlah. Kalo gitu, gue aja yang beliin lo es krim. Lo mau es krim rasa apa?" tanya Valda.

"Es krim yang pelangi aja deh." jawab Feli ambigu.

"Es krim pelangi? Lo nggak bermaksud nyuruh gue nangkep pelangi dulu buat dicampurin di es krim lo kan?" tanya Valda.

Feli tertawa pelan. "Ya nggaklah, Val. Maksud gue tuh es krim yang warnanya kayak pelangi itu, ada warna pink, kuning, sama biru mudanya.." jelas Feli.

"Oalah.. Gua pikir apaan. Ya udah, lo tunggu sini bentar, ya. Gue ke kios depan dulu. Nggak papa kan?" tanya Valda.

"Nggak papa. Udah beli aja sono. Gak bakal ilang gua." ujar Feli.

"Hm. Apalah apalah." ujar Valda. Ia pun segera menyeberang ke kios depan sekolah meninggalkan Feli yang menunggu di depan pos satpam.

Sambil menunggu, Feli mengeluarkan ponsel dan mengirim pesan singkat pada ibunya agar segera dijemput.

"Permisi.."

Feli yang telah menekan tombol send pun segera mengangkat kepalanya. Di sampingnya sudah berdiri seorang lelaki bertubuh tinggi dan kurus dengan tatapan bersahabat.

"Eh, iya? Ada apa?" tanya Feli.

"Elo yang namanya Feli, ya? Murid baru di kelas XI IPA-4 kan?" tanya lelaki itu.

"Iya.. Lo siapa?" tanya Feli.

"Eh, David.. Ngapain di sini? Udah ketemu Feli, ya?" tanya Valda yang tiba-tiba muncul di belakang mereka membawa 2 buah es krim.

"Eh, hehe.. Iya nih. Lagi nungguin Aldi ngambil motor di parkiran." ujar David sambil tersenyum ramah pada Valda.

"Ooh.. Jadi nama lo David?" tanya Feli memastikan.

"Iya, Fel. Dia ini namanya David. Cowok paling baik di kelas XI IPS-3." ujar Valda.

"Eh, beneran? Cowok paling baik?" tanya Feli tercengang.

"Yah, seenggaknya dia nggak berandalan kayak anak-anak cowok yang lain. David tuh orangnya baik banget, terus ramah lagi. Plus, dia rajin ibadah loh." ujar Valda seakan-akan sedang mempromosikan David seperti barang.

"Ah, bisa aja lu, Val. Nggak gitu banget kok. Gue biasa-biasa aja kali." ujar David merendah.

"Nggak usah merendah gitu, Vid. Emang kenyataannya gitu kok." ujar Valda lagi.

Tiba-tiba terdengar suara klakson motor di belakang mereka. Terlihat seorang cowok berkulit sawo matang—yang sudah duduk manis di atas motor—menghampiri mereka.

"Vid, buruan naik. Gue masih banyak kerjaan nih." titah cowok itu.

"Oh, iya iya. Bentar ya, Di." ujar David sambil menghentikan tangan di udara tanda agar Aldi menunggu lebih lama.

Berdamai dengan Masa LaluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang