30 - PARTNER

290 19 1
                                    

Max Rebel POV

Aku menatap wajah Vero yang terlihat tidak bersemangat hari ini. Bahkan dia hanya memainkan spaghettinya dengan garpu. Ck,sebenarnya aku benar-benar tidak peduli karena aku juga sedang banyak pikiran. Perkataan James kemarin benar-benar membuatku tak bisa tidur dengan nyenyak. Bahkan rasanya kepalaku akan pecah. Tapi sekarang bukan saatnya memikirkan diriku sendiri. Aku harus mengesampingkan masalahku dan berfokus pada tropi di depanku. Kulihat dia terus memainkan spaghettinya dengan garpu tanpa memakannya sedikit pun. Aku pun mengelus tangannya sambil menanyakan keadaannya. Dia menatapku perlahan sambil tersenyum canggung. Dia pun mulai membuka suara. Dia mulai menceritakan situasi di dalam rumahnya. Aku terus mendengarkan dengan seksama untuk mencari informasi yang lebih banyak. Rasanya aku ingin melepaskan belenggu dalam diriku lalu tertawa dan mengatakan padanya bahwa dia memang pantas diperlakukan seperti itu. Aku terus berpikir bahwa bibi Gemma benar-benar hebat. Aku tidak mengalihkan pandanganku kemana pun dan tetap terfokus pada ceritanya. Aku benar-benar hanyut dalam perasaan bahagia. Ibu sangat luar biasa. Dia bisa menghancurkan hidup seseorang bahkan tanpa menyentuhnya.

"Begitulah." Ucapannya menjadi penutup pada kisah menyenangkan ini. Kenapa ini harus berakhir dengan cepat?

"Bagaimana bisa kau bertahan di tempat itu?" Balasku basa-basi. Dia tertegun mendengar perkataanku dan menatapku dengan mata berkaca-kaca. Cih,kau sama sekali tidak akan bisa melemahkanku gadis gila. Tapi aku harus tetap berada dalam karakterku.

"Aku akan membawamu pergi." Ucapku cepat dengan penuh keyakinan. Ya,walaupun hanya sekedar perkataan belaka. Dia langsung menyanggah perkataanku dengan mengatakan bahwa mereka tidak akan membiarkan dia pergi. Tentu saja,lagi pula aku hanya basa-basi.

"Ya,kau benar. Aku akan memikirkan caranya nanti. Tunggu saja,aku akan benar-benar membuatmu keluar dari sana." Balasku sambil mengelus tangannya. Ya,aku akan membuatmu keluar dari sana dan tidak diterima dimana pun. Kau akan hidup dijalanan dan berpikir untuk mati saja. Tapi kurasa si autis Jeff tidak akan membiarkanku menyakiti gadis ini. Dia pasti akan melakukan apapun untuk melindungi gadis gila ini. Aku harus memberi mereka jarak. Aku pun mulai membuka suara dan memberinya peringatan untuk berhati-hati pada Jeff. Dia terlihat tidak senang dengan perkataanku dan mulai membandingkan antara Jeff dan paman Tom.

"Kau terlalu baik dan lugu. Dia mungkin hanya memanfaatkan keluguanmu untuk mendapatkan sesuatu." Tentu saja sepertiku. Bahkan dengan mudahnya kau percaya padaku. Dia membalas perkataanku dengan kata-kata untuk meyakinkan dirinya sendiri.

"Terkadang,orang yang paling kita percayai adalah pengkhianat sesungguhnya." Balasku sambil tersenyum tipis. Ya,contohnya seperti aku.

***

Aku melangkahkan kaki memasuki coffe shop untuk bertemu dengan seseorang. Aku harus melakukan sesuatu untuk gadis gila itu dan diriku sendiri. Aku baru saja mendapat pencerahan saat melakukan pembicaraan dengannya tadi siang. Jadi malam ini aku berniat untuk melakukan sesuatu.

Tring...

Lonceng di pintu masuk berbunyi saat aku mulai memasuki coffe shop ini. Mataku menjelajah ke seluruh penjuru ruangan untuk mencari seseorang. Saat mataku menangkap seseorang yang kukenal,aku langsung berjalan ke arahnya.

"Selamat malam,bi. Apa kau sudah lama di sini?" Ucapku ramah pada wanita di depanku.

"Ah,tidak juga Max. Ya ampun,kau sudah tumbuh menjadi laki-laki yang tampan." Balas bibi Gemma sambil tersenyum manis. Aku membalas senyumannya lalu duduk di depannya.

"Terimakasih,apa kau sudah memesan?" Tanyaku santai. Aku harus memikat mangsaku dengan baik.

"Jangan khawatirkan aku." Balasnya canggung. Dia berkata begitu tapi di dalam hatinya dia ingin aku memaksanya memesan.

REVENGE 1 - THE DARKNESS IN THAT PRETTY FACETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang