5 - LOST

586 34 7
                                    

Kami menuruni mobil saat sampai di depan rumah besar milik keluarga Hazel. Tak ada pembicaraan di antara kami. Kurasa apa yang dirasakan Leo dapat kami rasakan juga. Kuhembuskan napas kasar berusaha tetap tenang.

Krek!

Mata kami bertatapan dengan mata Hazel yang sangat dingin saat pintu terbuka. Pria itu menatapku datar. Aku merasa keringat dingin mulai membasahi pakaianku. Aku meneguk salivaku sambil terus waspada. Dia berjalan ke arahku dengan cepat. Tangan besarnya berhasil mencengkram tangan kecilku yang berusaha berontak. Tapi dia berhasil menarikku ke dalam rumah dengan kasar.

"LEPASKAN AKU!" Teriakku sambil berusaha melepaskan diri. Leo pun dengan cepat menarik tangannya.

"Lepaskan dia! Apa yang kau lakukan!" Geram Leo sambil menatapnya tajam.Tiba-tiba pria itu mendorong tubuh Leo dengan kasar. Leo pun kehilangan keseimbangannya dan terjatuh. Aku pun mulai berteriak sambil menangis.

"BERHENTI MENYAKITINYA!" Geram Gheo sambil berusaha melepaskan cengkraman pria ini. Aku menangis kesakitan tak berdaya. Karena cengkraman pria ini benar-benar menyakitiku.

"ALEX! APA YANG KAU LAKUKAN PADANYA!" Keributan yang terjadi seketika terhenti saat seorang wanita datang. Ibu langsung berlari menghampiri Leo yang masih terkapar di lantai.

"Apa kau baik-baik saja?" Tanyanya khawatir. Sejak kapan dia begitu perhatian? Leo hanya mengangguk lemah sambil mengernyitkan dahi. Kami semua terdiam tanpa melakukan apa pun. Bahkan pria ini melepaskan cengkeramannya dariku. Ibu membantu Leo untuk berdiri dan membawanya masuk.

"Jika uang yang kita terima tidak sesuai itu adalah salahmu." Aku mendengar wanita itu berbisik pada pria itu. Lalu dka melangkah masuk sambil membawa Leo. Pria ini langsung meninggalkanku dan mengikuti wanita itu dengan cepat. Aku terdiam mematung sambil memikirkan banyak hal.

"Apa yang terjadi?" Bisik Gheo. Aku mengalihkan pandanganku ke arahnya. Aku lupa dia masih berdiri di sebelahku.

"Apa ini berhubungan dengan firasat buruk Leo?" Sahutku tanpa menjawab pertanyaannya.

"Apa kau pikir ini buruk?" Aku tidak menjawab pertanyaannya. Karena aku pun tak tahu.

"Ada yang tidak beres." Jawabku singkat. Aku yakin ini bukan firasat yang di bicarakan Leo.

***

Aku mengerjapkan mata perlahan saat cahaya matahari mulai memasuki mataku. Kutarik napas kasar lalu berjalan menuju kamar mandi. Segera kuselesaikan urusanku di sana dan bergegas turun ke bawah. Saat aku berjalan menuju meja makan,mataku bertatapan dengan mata coklat yang menatapku aneh. Aku berusaha mengabaikan tatapan Gheo dan duduk di kursiku. Kulihat ibu sedang sibuk meletakkan telur di piringku lalu menuangkan susu di gelas Gheo. Sekarang aku mengerti alasan Gheo menatapku aneh. Suasana hangat di meja makan ini terasa tidak wajar. Ayah duduk di depanku sambil tersenyum manis. Sedangkan ibu sibuk menyiapkan makanan kami dengan teliti.

"Leo sedang demam tinggi jadi dia tidak akan sekolah hari ini. Ini semua karena ayah kalian yang terlalu keras padanya." Kami tidak merespon perkataannya yang terdengar asing di telinga kami. Sejak kapan dia begitu peduli soal kami?

"Aku akan memeriksanya." Ucap Gheo sambil membersihkan mulutnya dari remahan roti. Ibu pun tersenyum manis ke arahnya.

"Kau boleh memeriksanya saat kau pulang nanti. Saat ini Leo harus lebih banyak istirahat." Perkataannya itu menghentikan niat Gheo. Walaupun terasa aneh tapi menurutku hal itu ada benarnya. Kurasa Gheo juga setuju dengan pemikiranku. Buktinya dia kembali duduk dan memakan rotinya. Lalu ibu kembali tersenyum ke arah kami. Hal ini sangat aneh dan cukup menyeramkan. Bagaimana orang bisa berubah hanya dalam satu hari?

REVENGE 1 - THE DARKNESS IN THAT PRETTY FACETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang