Max Rebel POV
Aku tersenyum tipis sambil melemparkan tubuh gadis gila ini ke atas tempat tidur. Kutatap wajahnya yang masih terlelap. Setelah rencanaku untuk mempermalukannya berhasil,aku langsung menjemput gadis ini. Lalu memberinya obat tidur agar dia tidak melawan. Aku hanya ingin memberikan akhir yang indah untuk dramaku. Akhirnya setelah ini semuanya akan selesai.
Tok... Tok... Tok...
Aku tersenyum tipis mendengar ketukan di kamar hotelku. Aku pun berjalan dan membukanya.
"Aku ingin kau membantuku dan ini bayaranmu." Ucapku sambil memberikan sebuah cek di tangan wanita housekeeping. Dia pun mengambilnya dengan ragu.
"Kau yakin memberiku sebanyak ini tuan?" Tanyanya tak percaya. Aku hanya tersenyum tipis padanya.
"Aku hanya perlu sedikit bantuanmu." Jawabku santai. Dia pun menatapku dengan mata berbinar.
"Aku siap membantumu!" Sahutnya bersemangat. Bagus,dia mudah diperdaya.
"Oke,apa di dalam trolly pakaian yang kau bawa tadi ada pakaian bersih?" Tanyaku sambil menunjuk trolly yang berada di luar kamar.
"Semuanya pakaian bersih,tuan. Itu adalah pakaian salah satu pengunjung hotel." Jawabnya sopan. Aku mengangguk mengerti.
"Bisa kau berikan padaku sebuah baju wanita yang tipis?" Ucapku cepat.
"Tentu tuan,kemarahan dari pengunjung itu tidak sebanding dengan uang ini." Balasnya cepat. Aku hanya tersenyum miring mendengar jawabannya. Dia pun pergi keluar untuk mencari hal yang kuminta. Aku menatap gadis yang tengah tertidur dengan pulas di atas tempat tidur. Perlahan aku membuka jasku dan meletakkannya di sofa. Tak lama kemudian,wanita itu kembali dengan membawakan sebuah baju yang sangat sexy.
"Wow,kau sangat pintar." Pujiku padanya saat melihat baju putih yang cukup pendek dan tipis.
"Terimakasih tuan,apa ada lagi yang kau butuhkan?" Balasnya sambil membungkuk.
"Gantikan gaunnya dengan pakaian itu lalu kau bawa saja gaunnya." Perintahku. Dia mengangguk untuk menjawab perkataanku.
"Baik tuan." Turutnya. Aku segera pergi ke balkon untuk menunggu. Perlahan aku mengeluarkan ponselku untuk menghubungi Reynad.
Tut... Tut... Tut...
"Yo Max. Sebenarnya apa yang sedang kau lakukan di tengah malam ini? Kenapa kau membawanya ditengah keributan tadi?" Ucap Reynad saat dia menjawab teleponku.
"Aku akan mengirimkan hadiah untuk Claire." Ucapku padanya.
"Apa maksudmu?" Tanyanya bingung. Aku tidak menjawab perkataannya.
"Bawakan mobilku ke sini 1 jam lagi. Aku akan mengirimkan lokasinya." Perintahku.
"Oke,kau berhutang penjelasan padaku." Ucapnya. Lalu aku menutup panggilanku. Sial,ini benar-benar berjalan dengan sangat baik.
"Tuan,aku sudah selesai melakukannya." Aku berbalik ketika mendengar suara wanita dari dalam.
"Bagus,aku membutuhkan satu hal lagi." Ucapku sambil mendekatinya perlahan. Dia menatapku dengan sedikit salah tingkah saat aku mendekat. Aku membuka dua kancing kemejaku dan mendekatinya.
"Buatkan aku kissmark." Ucapanku membuatnya membelalakkan mata.
"Apa maksudmu tuan?" Tanyanya sedikit terkejut dengan permintaanku.
"Setelah ini kau bisa pergi. Ini adalah permintaan terakhirku." Balasku masih berusaha menyodorkan tubuhku tapi dia terus mundur.
"Tapi tuan..." Balasnya ragu. Aku langsung memotong pembicaraannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVENGE 1 - THE DARKNESS IN THAT PRETTY FACE
Mystery / ThrillerSeorang putri bungsu dari keluarga terpandang harus menjalani kehidupan yang kejam. Dia berulang kali dipermainkan oleh kehidupan. Dijatuhkan berulang kali ke dalam lubang kehancuran. Dipisahkan dari orang berharga. Dihancurkan masa depannya. Hingga...