Mau pahit atau manis skenario Allah memang indah. Kita manusia hanya perlu bersabar, semua akan indah pada waktunya. Lalu bagaimana bagi Kara, Zafran, dan Ano.
Embun memang indah di pagi hari, tapi pada akhirnya dia akan menguap saat sang mentari datang.
Namun Embun selalu ikhlas dilibas sang Mentari, karena baginya Mentari selalu bisa memberi energi dalam kehidupan.
● Dari segala usahanya untuk tetap terikat aturan Allah, ujian justru datang dari Bapaknya sendiri. Tapi ada tiga hal yang penting bagi Kara, mimpi besarnya sejak kecil, Tari dan ibunya, juga persahabatannya dengan Rindu.
● Zafran boleh dikatakan memiliki segalanya. Namun dia perlu menyempurnakannya. Misinya kembali ke kampus adalah untuk itu. Menjemput bidadarinya.
● Selama ini hidup Ano selalu berporos pada kehendak keluarganya. Bagaimana dengan pasangan hidup? Apa Ano bisa menolak?
Ini adalah cerita tentang embun di tengah lautan. Tak ada dan tak boleh ada tempat bagi egoisme disana.
««»»
YOU ARE READING
UKARA (Tamat)
General FictionFirst publish May 6, 2017 Bagi Hideaki, embun itu istimewa. Bagi Ano, biasa saja. Bagi Hideaki, Ukara itu kesayangan. Bagi Ano biasa saja. Sampai Ano menyesali semuanya. Sudah terlambatkah? Background credit to freepik