Part 3

3.1K 373 45
                                    

Naruto menatap ke depan dimana Sasuke dan seorang gadis berambut pink yang nampak mesra bergelayut manja di lengan Sasuke. Gadis yang beberapa waktu ini selalu bersama Sasuke setelah Sasuke putus dengan Naruto. Sasuke dan gadis itu nampak tak menyadari keberadaan Naruto dan Shikamaru.

"BENARKAHH...!!" teriak gadis itu tampak senang. Sasuke mengangguk. Lalu tiba-tiba gadis itu berjijit dan mencium bibir Sasuke.

Naruto melebarkan matanya nampak terkejut. Tapi belum sempat melihat apa yang selanjutnya terjadi sebuah tangan telah menutup matanya.

Tak kalah terkejut dengan Naruto, Shikamaru pun sangat terkejut. Tapi saat melihat ciuman itu Shikamaru segera menutup mata Naruto denga tangannya. Hampir 5menit ciuman itu berlangsung, dan selama itu pun Shikamaru menutup mata Naruto. Hingga Shikamaru merasa telapak tangannya basah. Dengan cepat Shikamaru membalik tubuh Naruto dan mendekapnya. Di peluknya Naruto dengan erat, berharap gadis itu akan lebih tegar. Walau Shikamaru yakin saat ini pasti Naruto sangat benar-benar hancur.





Sejak kejadian itu sudah hampi satu minggu Naruto mengurung dirinya di rumah peninggalan sang nenek. Dan sudah lebih dari 100x Shikamaru menghubungi Naruto dan mengiriminya sms, tapi hp Naruto tidak pernah aktif. Setiap kali datang kerumah Naruto, pintunya selalu terkunci. Walau Shikamaru yakin Naruto ada di dalam rumah itu

Shikamaru benar-benar kesal dan khawatir. Maka hari ini saat pulang dari kampus dia segera ke rumah Naruto. Bagai manapun dia harus bertemu Naruto, kalau perlu mendobrak pintu maka dia akan mendobraknya. Dan benar saja saat pintu itu tak kunjung juga di buka, Shikamaru dengan sekuat tenaga mendobrak pintu berwarna coklat rumah Naruto.

Yang pertama di lihatnya adalah ruang tamu yang berantakan dan udara yang pengap. Dengan bergegas dia segera menuju kamar Naruto yang sudah sangat dia hafal. Seperti pintu utama, pintu kamar itu pun tak luput dari dobrakan Shikamaru. Tak kalah berantakan dari ruang tamu, kamar Narutopun sangat berantakan bahkan lebih parah karna di tambah oleh kapas-kapas dari bantal yang sepertinya telah di hancurkan dengan ganas oleh Naruto. Shikamaru mencari sosok Naruto yang ternyata berjongkok di pojokan kamar. Dia menyembunyikan wajahnya di lekukan lututnya. Tampaknya dia bahkan tak menyadari keberadaan Shikamaru. Shikamaru langsung berlari menghampiri Naruto dan berlutut di depannya untuk menyamakan posisi mereka.

"Naru..." sapa Shikamaru sembari menyentuh pundak Naruto. Tapi gadis itu tetap diam saja. Shikamaru merasakan tubuh Naruto yang sangat dingin.

"Naru... Naruto..." kali ini Shikamaru agak menguncang tubuh Naruto, tapi Naruto masih tetep diam. Shikamaru mulai khawatir. Dengan paksa di angkatnya wajah Naruto, dia begitu terkejut mendapati wajah Naruto yang sangat pucat dengan mata terpejam dan hidung yang mengeluarkan darah.





Saat pertama kali membuka mata yang di lihatnya adalah putih, dan tercium bau obat- obatan. Naruto hafal sekali tempat ini. Dia yakin dia berada di rumah sakit.

"Naruto... kamu sudah bangun?" sebuah suara yang sangat halus menyadarkan Naruto.

"Bibi..." ucap Naruto parau. Seorang wanita setengah baya tersenyum lembut kearah Naruto.

"Apa kamu ingin minum?" tanyanya sembari menyodorkan segelas air minum. Naruto menerimanya dan dengan sedikit di bantu untuk duduk Naruto menghabiskan hampir setengah minuman itu.

"Shikamaru menemukanmu pingsan di rumah. Karna itu dia membawamu ke mari" ujar ibu dari Shikamaru itu seolah tau apa yang Naruto pikirkan. "Apa kamu tau, Shika sangat khawatir padamu. Bahkan selama 4hari ini dia selalu menjagamu. Dan tak mau meninggalkanmu sedetikpun"

"Aku pingsan selama 4hari. Maaff..." ucap Naruto lirih.

"Kenapa harus minta maaf... untuk kami, kamu itu adalah bagian dari keluarga kami Naru" ujar ibu Shikamaru mengelus rambut Naruto. "Bibi ingin kalau kamu ada masalah, kamu cerita sama bibi. Kamu tau kan kalo bibi itu sayang sama kamu dan telah menganggapmu sebagai anak bibi sendiri..."

Naruto menatap Ibu Shikamaru dan memeluknya erat. Betapa bodohnya dia berfikir kalau selama ini dia sendiri. Shikamaru dan keluarga Nara slalu aja untuknya. Mereka menyayanginya dengan tulus.

"Makasih bik... aku-"

BRAKK... ibu Shikamaru dan Naruto yang terkejut oleh suara keras dari arah pintu segera menoleh ke sumber suara. Tampak Shikamaru yang masih ngos ngosan adalah pelaku pendobrakan pintu. Setelah bisa mengatur nafasnya dia segera menatap Naruto tajam. Berjalan kearahnya tampa melepaskan pandangan matanya dari mata Naruto. Naruto dapat melihat kemarahan juga khawatir di mata itu. Shikamaru tetap berjalan bahkan tak menghiraukan sapaan sang ibu.

"APA KAMU BENAR-BENAR MAU MATI HAAHHH...!!!" teriak Shikamaru tepat di depan Naruto. "KALAU KAMU MAU MATI PERGI YANG JAUH...!! jangan biarkan aku menemukanmu..." suara Shikamaru semakin lirih. Entah kenapa dadanya begitu sesak, seperti ada genangan di matanya. Andai Naruto tau betapa takutnya dia saat menemukan Naruto dalam keadaan pingsan dengan tubuh dingin dan hidung berdarah. Andai Naruto tau betapa saat itu dia hampir tidak bisa bernafas karna takut. Andai Naruto tau...

"Shika..."Ibu shikamaru menyentuh bahu sang anak menenangkannya. Shikamaru memutus kontak matanya dan berbalik membelakangi Naruto. Naruto menyentuh tangan Shikamaru dan menggenggamnya.

"Maaf... aku-". Belum sempat melanjutkan kata-katanya Shikamaru telah berbalik dan memeluknya erat.

"Jangan lakukan itu lagi Naru..."ucap Shiakamaru yang semakin erat memeluk Naruto."Kamu tau aku sangat takut... aku pikir aku akan kehilanganmu selamanya" lanjutnya.

"Maaf... maaf... maaf..." gumam Naruto yang nampaknya telah menangis di pelukan Shikamaru. Untuk beberapa saat keduanya masih berpelukan hingga Shikamaru melepaskan Naruto.

"Sekarang apa yang akan kamu lakukan?" Tanya Shikamaru setelah Shikamaru melepaskan pelukannya dan terdiam cukup lama. Bahkan sang ibupun telah pergi entah kemana.

"Entahlah..."

"Apa kamu tau yang kamu lakukan kemarin itu hampir membunuhmu dan bayimu"

"Maaf... " kata itu kembali keluar dari mulut Naruto.

Shikamaru mengenggam tangan Naruto dengan erat dan menatapnya tajam. "Ayo kita pergi?"

Naruto menautkan halisnya bingung. Shikamaru menghela nafas sebelum mengulang kata-katanya. "Ayo kita pergi... pergi ke tempat yang jauh. Ketempat tak seorangpun mengenal kita. Aku akan merawatmu juga bayi yang ada di dalam kandunganmu".

Untuk sesaat Naruto masih mencerna kata-kata Shikamaru, hingga dia membelalakan matanya. "Kamu...-"

"Aku tau ini bukan waktu yang tepat, dan aku tau kamu juga belum bisa mencintaiku. Tapi bisakah kamu belajar mencintaiku mulai sekarang?" Shikamaru berhenti sejenak. "will you marry me?"

~~~

Maaf pendek banget... lagi ada projek baru jadi Dara agak keteteran. Maaf ya... nextnya Dara usahain lebih panjang.

Salam sayang Dara ^v^

TEARSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang