Sebelumnya mau ngucapin 'Minal Aidin Wal Faidzin. Mohon maaf lahir dan batin. Selamat hari raya Idul Fitri bagi yang merayakan.
Dan Dara juga mau ngucapin MAKASIIIHHH... Dara gak nyangka banyak yang nungguin cerita Dara.
Makasih and Love forever ^v^ ^v^ ^v^...'
"Shika... sejujurnya aku tidak ingat kenapa aku ada di sini?" tanya Naruto. setelah kemarin dia sadar dari pingsannya, hingga sekarang dia belum tau kenapa dia berada di rumah sakit.
"Itu... karna-"
"Permisi..." seorang dokter masuk ke ruangan Naruto.
"Maaf tuan... bisakah kita bicara sebentar" ujar Dokter berkacamata itu.
Sasuke mengangguk dan berdiri dari tempatnya.
"Naru kamu harus istrahat... aku akan ke ruang dokter sebentar. Nanti aku akan kembali" pamit Sasuke yang dibalas anggukan Naruto.
"Ada apa dokter..."
"Ini tentang Naruto dan Genma" sang dokter menghentikan ucapannya. "Seperti yang saya katakana kemarin jika Genma mengalami gangguan PTSD, dan sepertinya Naruto juga mengalami hal yang sama. Hanya saja gejala yang mereka timbulkan berbeda. Jika Genma benar-benar menutup dirinya. Naruto menghapus semua ingatan tentang pristiwa traumatis yang baru saja dia alami, bahkan dia memanipulasi otaknya dan menganggap anda adalah Shikamaru Nara" lanjut sang Dokter. Sasuke mengusap keningnya. Kepalanya benar-benar pusing.
"Lalu apa yang harus saya lakukan Dok?" tanya Sasuke putus asa.
"kalau Genma sendiri, kita hanya bisa melihat perkembangannya untuk beberapa waktu kedepan. Tapi untuk Naruto mungkin anda harus membiarkan ini lebih dulu hingga tuan Nara sadar dari komanya. Karna saya sendiri tidak tau apa yang akan terjadi pada Naruto jika anda memberi tau yang sebenarnya sekarang. Karna yang saya takutkan adalah jika otaknya tidak bisa menerima apa yang terjadi, itu akan berakibat lebih fatal bahkan bisa mengakibatkan gangguan jiwa atau bahkan kematian" jelas Dr Kabuto. Dokter spesialis kejiwaan yang di panggil khusus Sasuke dari Konoha.
Sasuke melebarkan matanya terkejut. Tak menyangka apa yang di lakukannya saat ini hampir saja membunuh orang-orang yang berarti untuknya. Dia benar-benar merutuki ke bodohannya.
Dr kabuto menatap Sasuke prihatin.
Sasuke menghela nafas berat. Mencoba mengontrol semua perasaannya. Saat ini kepala Sasuke benar-benar kusut. Tapi entah kenapa di satu sisi hatinya dia merasa beruntung, karna dengan ini dia bisa dekat dengan Naruto. Walaupun di sisi lain dia selalu merasa sakit saat Naruto memanggil namanya Shikamaru dan bukan Sasuke.
"Lalu jika Shikamaru sadar, apakah Naruto akan kembali seperti semula?"
"Itu juga belum bisa di pastikan... karna itulah pengobatanya harus terus berjalan"
Sasuke menghela nafas berat.
Setelah bercakap-cakap dengan dr Kabuto, Sasuke pun segera melangkah keluar. Langkahnya begitu gontai. Semua pikiran berkecamuk dalam otaknya. Hingga langkahnya berhenti di sebuah ruangan kaca. Di lihatnya seseorang yang tergeletak dengan banyak alat kedokteran yang menempel di tubuhnya dan perban yang hampir menutup sebagian tubuhnya.
"Shikamaru... Aku tau aku jahat, bahkan satu sisi hatiku mungkin senang melihatmu terbaring di sana. Tapi saat ini aku benar-benar tidak tau Shikamaru, apa yang harus aku lakukan? Jika kamu ada di posisiku pasti kamu tau apa yang akan kamu lakukan untuk Naruto" lirih Sasuke sembari masih menatap Shikamaru yang terbaring. Cukup lama Sasuke berdiri di sana. Hingga sebuah suara menyadarkan pria itu dari lamunannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TEARS
Любовные романыAkankah Naruto berhenti menangis dan mendapatkan ke bahagiannya Sasuke tahu, hukuman paling menyakitkan untuk keegoisan cinta adalah saat kamu memiliki raganya tapi tidak jiwa dan hatinya. Bisa berada di depannya tapi dia tak dapat melihatmu bahkan...