Part 4

3.4K 406 59
                                    

"Aku tau ini bukan waktu yang tepat, dan aku tau kamu juga belum bisa mencintaiku. Tapi bisakah kamu belajar mencintaiku mulai sekarang?" Shikamaru berhenti sejenak. "will you marry me?".

Naruto membelalakan matanya terkejut sebelum menarik tangannya dari Shikamaru dan menunduk menghindari tatapan Shikamaru.

"Tidak Shika..., aku tidak pantas dapat itu dari kamu. Kamu sudah terlalu banyak berkorban untukku".

"Karna itu ijinkan aku berkorban untukmu sekali ini lagi. Aku janji aku tidak akan mengecewakanmu" pinta Shikamaru yang kembali mengenggam tangan Naruto.

"Kamu tidak pernah mengecewakanku Shika... Tapi..-" Naruto menghentikan ucapannya dan menunduk.

Naruto kembali menatap Shikamaru. Menatap mata yang selalu memberinya kehangatan dan ketulusan. Seperti saat ini, Naruto melihat ke tulusan di mata itu. kembali Naruto menggeleng pelan.

"Bagai mana dengan kuliahmu? Masa depanmu? Keluargamu? Orang tuamu? tidak Shika...! Aku tidak mau egois. Aku tidak mau mengambilmu dari paman dan bibik yang begitu sayang pada ku. Aku tidak ingin menyakiti mereka...!".

"Siapa yang bilang kamu akan mengambil Shika dari kami" ujar sebuah suara "Andai kamu bersama Shikamaru bukankah berarti kamu yang akan ikut bersama kami. Menjadi bagian dari kluarga Nara" lanjut Yoshino ibu Shikamaru yang baru masuk bersama kepala keluarga Nara.

Naruto dan Shikamaru menatap mereka dengan terkejut.

"Maaf jika bibi dan paman mendengar percakapan kalian. Tapi kami merestui kalian jika itu yang di harapkan Shikamaru" ujar Yoshino lagi setelah berdiri di depan Naruto dan Shikamaru.

"kalian bisa tinggal di rumah nenek di Suna. Tempatnya masih asri dan jauh dari kota. Itu bagus untuk kesehatan" kali ini paman Shikaku yang berucap. "Kamu bisa melanjutkan kuliahmu di sana kalau kamu mau, tapi mungkin jaraknya sangat jauh dari rumah nenek. Atau kamu bisa membuka usaha kecil kecilan untuk kalian berdua" lanjutnya sembari menatap Shikamaru. Untuk beberapa saat semuanya diam dengan pikiran masing-masing. Hingga tiba-tiba Shikamaru berdiri dari tempatnya dan memeluk sang ayah.

"Terima kasih ayah... terima kasih..." sang ayah hanya menepuk nepuk pundak Shikamaru sayang.

"Jadi Naruto maukah kamu menikah dengan anak kami?"

Entah sejak kapan pipi Naruto telah kembali basah. Naruto menatap Shikamaru sebelum akhirnya mengangguk. 'maaf untuk keegoisanku kali ini Shika...' batin Naruto. kali ini Ibu Shikamaru yang memeluk Naruto dengan erat.

'Maaf Shika, walau sekarang aku belum mencintaimu tapi aku janji aku akan berusaha membuatmu selalu bahagia' batin Naruto lagi.




"Kamu tunggu sebentar di sini!! Aku akan membeli minuman untuk kita" pamit Shikamaru saat keduanya berada di bandara. Naruto hanya mengangguk.
Hari ini tepat 1 minggu Naruto keluar dari rumah sakit dan telah 2 hari resmi menjadi istri Shikamaru Nara. Sebuah pernikahan yang sangat mendadak karna hanya di persiapkan dalam waktu 3hari. Tamu yang hadir hanya keluarga dekat tanpa 1 temanpun yang di undang. Setelah acara pernikahan, Shikamaru dan Naruto segera di sibukan denga mengurus berkas-berkas kepindahan. Dan hari ini mereka akan pindah ke Sunagakure dimana nenek Shikamaru tinggal. Oh... Naruto harus berterima kasih lagi pada keluarga Nara karna berkat kepindahannya kali ini dia bisa merasakan naik pesawat. Naruto tersenyum kecil membayangkan bagaimana rasanya naik pesawat nanti. Tapi tiba-tiba senyumnya memudar saat matanya tertuju pada sebuah majalah yang tergeletak begitu saja. Sebuah majalah terbitan 2minggi lalu dengan gambar sampul Sasuke dan gadis yang berambut pink . 'PERTUNANGAN ANTARA DUA KERAJAN BISNIS. UCHIHA DAN HARUNO' judul pada sampul itu. Naruto hampir meraihnya saat tiba-tiba Shikamaru datang dan mengambil majalah itu lebih dulu. Tanpa ragu dia menuju tempat sampah dan membuang majalah itu disana. Naruto hanya melihat tindakan Shikamaru dalam diam. Dia tau itu yang terbaik untuknya, karna Naruto pun yakin andai dia membaca artikel itu hatinya pasti akan bertambah sakit.

"Ayo kita segera masuk ke pesawat..." ajak Shikamaru sembari mengandeng tanga Naruto seperti hal barusan tidak pernah terjadi, Naruto mengangguk dan mengikuti Shikamaru.

~~~

"Apa anda lupa minum obatnya lagi?!" nampak seorang wanita berambut kuning secerah matahari yang mengelung rambutnya rapi dan memakai jubah putih sedang memeriksa seorang nenek. Nenek itu hanya tersenyum.

"Dia selalu mengatakan kalau obat yang di minumnya sangat pahit. Jadi setiap aku menyuruhnya meminum obat, dia selalu membuangnya ke luar jendela dok" curhat seorang pemuda berambut merah yang nampak kesal dengan tingkah si nenek. Naruto tersenyum kecil.

"Kalau begitu kenapa nenek chio kesini lagi? Bukankah nenek tidak ingin sembuh?" Tanya Naruto pada nenek Chio yang sepertinya sudah menjadi langganan di kliniknya. Nenek itu tampak cemberut. Yang malah membuat Naruto tersenyum kecil.

"Kalau begitu nenek harus minum obatnya" kembali Naruto menasehati sembari menulis sesuatu di nota resep.

"Sasori jika nenek chio tidak mau meminum obatnya, kamu bisa masukan obat ini ke dalam minumannya. Kamu bisa sedikit menambahkan madu untuk menyamarkan rasa pahitnya" ucap Naruto sembari menyerahkan resep itu pada Sasori yang merupakan cucu nenek Chio. Sasori pun menganguk dan mengucapkan terimakasih sebelum keluar.

Naruto menghela nafas lelah. Di usapnya perutnya yang nampak sedikit buncit.

"Apa kamu juga lelah sayang...?" Tanya Naruto pada perutnya. Bukan jawaban yang di dapat malah sebuah debaman pintu yang membuat Naruto terlonjak karna terkejut.

"Mamaaaa...!" seru seorang anak berambut raven yang saat ini berusia sekitar 6 tahun. Dia langsung berlari memeluk Naruto.

"Maaf sayang... aku sudah menyuruhnya untuk tidak berlari-lari dan mendobrak pintu begitu saja. Tapi sepertinya dia sangat merindukan adiknya" ujar seseorang dari arah pintu yang tampak kewalahan karna barang belanjaan di tangannya.

"Habisnya ayah lama..." jawab si anak cemberut merasa dirinya di adukan pada sang ibu. Naruto hanya tersenyum sembari mengelus rambut putra pertamanya itu.

"Dulu kamu juga sering melakukannya" ucap Naruto yang membuat Shikamaru menggaruk kepala bagian belakangnya sedikit malu.

"Kenapa kamu harus belanja sendiri, bukankah aku sudah bilang akan membantumu setelah ini?" lanjut Naruto. Kali ini Shikamaru yang tersenyum sembari menghampiri sang istri dan mencium bibirnya singkat.

"Kamu pasti lelah, lagi pula tadi Genma membantuku".

"Benarkah?" Naruto menghadap anak di depanya sembari menarik hidung mancung Genma. Genma tersenyum lebar dan mengangguk bangga.

"Kata ayah mama gak boleh capek karna ada adik Genma di dalam perut mama"

"Anak mama emang pintar" Naruto kembali mengelus rambut raven anaknya. "Oiya sayang, kita jadi ke makam nenek Shibi?".

"Iya, kita bisa ke sana sebentar. Aku tidak mau kamu terlalu lelah" jawab Shikamaru sembari menatap Naruto. Naruto tersenyum kecil dan menganguk.

"HOORREEEE...! Genma kangen sama nenek" seru Genma senang yang membuat ke dua orang tuanya tersenyum lebar.

Naruto menatap Genma dan Shikamaru yang nampak sedang berbincang ria sembari meninggalkan klinik pribadinya. Dia merasa begitu beruntung memiliki mereka berdua bahkan juga bayi yang masih di kandungannya. Dunia terasa berputar untuknya, dari seorang gadis yatim piatu yang di campakan kini bisa memiliki keluarga yang bahagia dan pekerjaan yang menjadi cita-citanya. Dia sangat berterimakasih pada Shikamaru yang terus memaksanya untuk melanjutkan kuliah kedokteran setelah melahirkan Genma. Bahkan dengan rela selama Naruto kuliah, Shikamaru dan nenek Shibi yang selalu menjaga Genma kecil. Beruntung Naruto yang memiliki otak cemerlang hingga dapat menyelesaikan kuliahnya hanya dalam waktu 2tahun. Sehingga Naruto bisa menjadi dokter di sebuah rumah sakit ternama di kota. Tapi Naruto menolaknya dan memilih untuk membuka klinik kecil sendiri di dekat rumah nenek Shibi. Naruto sangat kasihan dengan penduduk desa ini karna mereka harus pergi ke kota untuk berobat.

"Ada apa...? kamu melamun?" sapa Shikamaru yang melihat Naruto tampak diam sedari tadi.

"Tidak... hanya saja...-" Naruto menghentikan kata-katanya.

Shikamaru menautkan halisnya bingung "Apa...?".

"Aku mencintai mu.." ucap Naruto yang tiba-tiba memeluk Shikamaru dan mencium bibirnya.

~~~

TEARSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang