About Storm Bradley

10 5 0
                                    

   Ia merasakan adrenalinnya tiba-tiba meledak-ledak. Ntah kapan terakhir ia merasakan yang seperti ini.
   Sebenarnya dia pergi keluar karena tak kuasa menahan dirinya saat dekat dengan Kei. Oh, iya.
   Qee. Kenapa dia tadi menyebut nama Kei dengan Qee? Ah, bomat deh. Gugupnya. Ia harus membuang napas keras sampai gugup ini hilang. Dia mengusap-ngusap wajahnya berkali-kali.
   "Apa yang harus gue lakuin ya sekarang. Dirga. Iya! Dimana sih?"ia mendecakkan lidahnya tak sabar sedangkan matanya liar mencari sosok Dirga di antara segelintir orang yang lalu lalang melewatinya.
   Seseorang menepuknya dari belakang pelan, "heh cunguk! Gue cari lo.. Kenapa ga kasih tau kamarnya sehh"
   "G-gue k-khilaf kali Ga!"sesal Storm gelagapan. Dia mengelak saat Dirga menjitak kepalanya. "Heh lo habis kehujanan bro! Mm?"
   Dirga melihat dirinya sendiri dan air mukanya berubah muram. "Lo kira gue keguyur hujan gitu hah. Heh ini gue kena sial tau ga sih lo."ujarnya masih berusaha membersihkannya dengan tissue. Storm melongo sendiri,
   "Maksud lo kena sial, apaan?"
Dirga mengangkat bahu, "abaikan sajalah. Forget it."
   "No prob okey."Storm menyipitkan matanya curiga. Tawanya masih tergelak saat Dirga menceritakan kejadiannya secara detail. Mereka memilih membeli dulu cemilan keluar sebelum ke kamar Kei.
                           🌿🌿🌿
   Ia mematut bayangannya di cermin. Ia memutar-mutar untuk melihat cardigan berwarna krem dan cokelat itu di sana. Seulas senyum selalu melengkung saat mendapati pakaiannya terlalu sempurna untuk hari ini. Tidak ada yang spesial sih untuk hari ini. Tidak ada.
   Hanya ingin menjenguk Kei, sahabatnya. Ya tapi, bukankah dia berpeluang untuk bertemu Storm?
   "Semoga Storm masih ada di sana deh."gumamnya senang yang kini sedang mencari model untuk tata rambutnya. Rambutnya memang Indah saat di gerai. Tapi aah.. Mm-
   Dia punya pilihan. Di gerai, di kepang, atau hanya di jepit.
   "Mm, oke ini lucu deh kayaknya!"saat mencoba menjepit helaian rambut di belakang poninya. Dan tersenyum penuh arti saat puas dengan bayangannya.
   Storm.
                           🌿🌿🌿
   Kedua pria itu saling bertatap muka saat melihat Kei tertidur pulas.
   "Lo bilang dia bangun oii."bisik Dirga saat mendecakkan lidahnya.
   Storm terdiam. "Mungkin dia yang pengen minta di suntik obat tidur kali."
   "Lagian juga gara-gara nungguin lo berak kali makanya lama."senggol Storm sengaja. Dirga malah ngangkat 2 jarinya, peace^^…
   Tiba-tiba seseorang masuk setelah mengetuk pintu pelan, "Kei."
   "Ini gue, Wendy."sesaat setelah melangkahkan kakinya beberapa langkah dari pintu.
   "Qee baru aja di suntik obat tidur. Jadi sekarang tidur."kata Storm datar. Wendy jadi salting uiii.
   "O-oh.. Pasti dia juga kelelahan kali ya."balasnya hangat, gimana ya suaranya itu. Kedenger di mesra dikit.
   (Author pov:"ppsstt.. Heh jadi geli kalau denger.. Ihh🐵"
   Abaikannnnnnn....)
Kalimatnya menggantung begitu saja karena tidak ada yang menanggapi atau menjawab. Storm malah meletakkan satu tangannya ke pipi Kei lalu mencubitnya pelan.
   Dirga nyenggol, "you a stupid! She have a sleep beauty men. Ulah di hudangkeun.".
   "I know that, but.."
   "But??"
   "She so beautiful if sleeping."gumamnya singkat. Dirga menahan semburan tawanya yang hendak memuncrat. Di belakang mereka, Wendy. Dia terlihat muram menatap momen itu.
   Kenapa dia harus kesini? Kenapa dia begitu bodoh ya kemari.

터리마 카싷 서무아!!

Author pov: Vomment pliss & comment yaa.. Ini wattpad pertama gue guys.. Mohon kerjasamanya guyss.. Likee yaa
Follow ig: @nafisakhairaa
   Dank u..!^^

Only cause we a sister,...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang