Sebutan untuk Kei

25 5 0
                                    

   •YooJiae-Delight🎶🎶
--------------------------
   Ntah sejak kapan musik itu berdenting mengalun muncul dalam benak Kei saat tatapannya jatuh tepat mata tuh Storm. Grogi njrittt!!🐖
   Masih dengan tangan Storm di bibirnya. Diam. Hening.
   Seakan waktu di sekitar mereka sengaja di hentikan oleh sang waktu. Bola mata Kei tak berkedip sama sekali. Storm terpaku saat menangkap binar di matanya.
   Untuk pertama kalinya seorang Storm Bradley kali ini benar-benar mengamati wajah dengan pipi tembem itu.
   Matanya sipit, rambut cokelat gadis itu juga tergerai indah membingkai wajahnya.
   Suasana sedang hening. Sehening dan setenang keagungan Abdi Buddha.
   Beberapa helai rambutnya di biarkan jatuh ke telinga. Saat itulah hati mereka saling terpaut.
   Wajah Storm mendekat. Tak ingat lagi apa setelah itu. Hanya sang waktu yang mengetahui apa yang terjadi setelah itu.
                         🌿🌿🌿
   Dia sengaja menepikan mobilnya ke bahu jalan yang cukup sepi itu. Dia mengambil objek tempat yang asik di ajak diem-dieman. (Author pov:"lah mana ada tempat yang gerak neng.
Raya pov:"sstt ihh.. Gatau apa nih baru dapet feel oneng.. Kan biar puanjanggg"
   Forget it.. Back to story>>)
   Dia mengayunkan kakinya ke arah pembatas jembatan layang itu. Kaki nya naik ke atasnya dan duduk di pembatas itu.
   Dia menyipitkan mata saat cahaya mentari sore ini menyorotinya cahaya jingga.
   Napas baru bisa lega saat ia bisa melihat suasana sediem ini, seadem ini.
   Ia duduk nyantai dengan kaki berayun depan-belakang. Di bawahnya lintasan kereta api terbentang luas di tengah rerumputan yang menguning tertimpa cahaya matahari terlihat bergoyang-goyang tetiup sepoinya angin sore ini.
   Apa yang dia pikirkan saat ini? Apa jadinya Appa dan Eomma tau Kei masuk ke rumah sakit? Kalau di rahasiakan dari keduanya percuma juga,  karena bisa saja mereka menyuruh orang untuk menengok mereka.
   Dia berteriak selantang mungkin. Berusaha mengalahkan suara angin yang menderu keras di sekitarnya. Dia merasa mual sekarang. Ia rasa pipinya hangat. Oh, ini air.
   Ternyata aku, a-aku ini lemah juga ya. Aku tertawa sambil menutup wajahku dengan kedua telapak tanganku. Biarlah ini mengakhiri penderitaan kami berdua. Cukuplah ia yang meredam ini sendiri. Untuk seorang sepertinya pasti bisa.
   Lagi pula dia bukan gadis kecil yang egois lagi. Bukan gadis yang possesif sama adiknya. Tapi untuk kebaikan semua dia harus menjauhkan pria itu dari adiknya. Bagaimana pun resiko yang akan dia dapat nantinya.
                          🌿🌿🌿
   Kei pov!
   "Tangan lo S-storm."ucap Kei kaku.
Storm susah payah menelan salivanya. Dia malah tersenyum bodoh. Oh my god!! Seorang Storm!
   "M-mian arra, okay now im have go to find Dirga, see you. Qee"
   Qee.
   Qee..
Itu panggilan untukku Storm? Dia tersipu karenanya. Ia menyentuh pipinya yang terasa panas oleh something gituuu!
   "Apa-apaan sih ini? Why hot."jauh dari pikirannya. Ia mengungkapkan rasanya pada Storm setelah cowok itu menghilang di balik daun pintu.
   Qee?

터리마 카싷 서무아!!
  

Only cause we a sister,...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang