Mencintai seperti tak pernah tersakiti

14 3 0
                                    

   Di saat ini yang ia rasakan hanyalah kelimbungan yang melambung dalam benaknya—rasa ini menyisip perlahan ke setiap rasa yang ada.
   Adakah seseorang di sini yang bisa ia tanyai. Apa ada?
   Bahkan ia sendiri bisa mendengar suara hatinya itu mengecil, menjauh dan semakin kecil hingga tak terasa.
   Kei menatap kosong layar hitam ponselnya yang mati sedari tadi. Terkadang—kita tak akan pernah tau alih-alih perasaan yang mencintai tapi tak merasakan cinta itu sendiri, bahkan kebencian yang dalam bisa jadi cinta dan rasa sayang—Kei memeluk tubuhnya yang menegang. Cklek!~~
  
  "Kei!—"
 
  "U-unni."

   —Soraya berlari memeluknya, di belakangnya Dirga menutup setelah meletakkan barang-barang miliknya.
   Kei tak membalas pelukannya walau Raya masih mengeratkan peluknya.
  
"Waee?? Lo ga kangen gue nyet! Ni—gue bawain lo banana anddd—ughhh.. Uuuhh.."
 
  "—Sini begooo!!!"umpatnya pada Dirga yang berada jauh di belakangnya.
  
Kei diam melempar tatapan curiga sama kakaknya itu.
   Saat Dirga mendekat dan menyodorinya 2 bingkis buah dan jajanan Raya segera menjitaknya selagi sempat,
 
"dasar oon loo!".
 
  Kei tergelak sendiri.
Dirga melompat mundur dengan ekspreksi terkejut. Raya segera mengabaikan makhluk itu dan mengalihkan tatapannya ke Kei yang masih tergelak.
   Kei menyadari tatapan yang di beri kakaknya. Tatapan yang menyiratkan kekhawatiran yang teramat dalam.
  
   "Gomawoo. Gundaee—you're be allright?", Ia mengusahakan memasang senyuman di bibirnya.

   Dengan cepat ia bisa menangkap perubahan cepat air muka kakaknya. Kayak ekspresi gado-gado. Ada terkejut, tertahan, dan tentunya kesedihan yang aneh.
   Menyadari kesenggangan yang menggantung, Soraya segera menabok pipi adiknya itu sambil tertawa hambar, tentu Kei menyadarinya.
  
"Lo ada-ada aja bi! Ya nggaklah. Biasa—"

dia memajukan wajahnya dan menberi kode bahwa ini masalah hubungannya dengan Dirga.
   Tapi Kei hanya bisa mengusahakan percaya pada omongan kakaknya itu.
   Ia memang berharap lebih kakaknya tidak menyembunyikan apapun.
                    🌾🌾🌾
   "Gue dah bilang ya sama lo! Jangan sampai deh ya terlibat adegan adu mulut sama cowok!", bentak Soraya.

Beberapa hari setelah Kei di izinkan meninggalkan rumah sakit.
   Kei yang tampak baru saja menegak air dingin dari kulkas langsung tersembur keluar sebelum sempat ia telan.
   Ia menatap kesal eonnienya.
  
   "Gue gak berniat adu mulut kok memang tak berniat beradu mulut kok."
   Kei meraih pundak kakaknya,

"Gue cuman bertindak sebagaimana tuan menjaga ternaknya."
   Soraya menendangnya ke samping hingga Kei jatuh terduduk ke sofa.
  
   "Eh buset si kakak! Njrit!"

Soraya tak berkutik. Hingga terdengar suara deru halus di halaman rumah terdengar.
  
   "Siapa bi? Kalo Dirga antep."

Kei memiringkan wajahnya,

    "Kalian lagi ribut soal anak ya?",

     " ntar deh gue minta bantuan ke Storm.", Soraya tidak menggubris. Perlahan ia melangkahkan kakinya takut-takut ke beranda rumah.

Kei sempat menangkap ketakutan di bola mata kakaknya saat berdiri lemas di pinggir balkon.

"Siapa kak?"

Hening.

Only cause we a sister,...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang