Kenangan

8 4 0
                                    

   —Tak ada yang mampu mereka saling katakan, yang ada hanyalah keberadaan keduanya.
Walau ada kehampaan.
   "Lo mau gue anter balik sekarang hah?", dia memecah hening.
   "Raya.", wanita itu tak bergeming.
   "Raya! You hear?"kali ini Dirga menekankan perkataannya.
Soraya tidak berbicara, hanya diam lalu berdiri dan ia rasa Raya mengangguk.
   Dirga memiringkan wajahnya cepat, "come on"—
                    🌿🌿🌿
   Dirga mengendarai mobilnya dengan pelan, bahkan hampir-hampir Soraya sendiri gemas di buatnya—beberapa kali dia melempar tatapan aneh padanya.
   Dibawah 40 km/jam...
Njirr ni orang nganggep dirinya cowok!
   Raya menghentakkan heelsnya,
   "Lo bisa cepetan dikit gak sih!"
Dirga diam.
   Soraya masih menunggu.
Menunggu.
   "Dir-ga!", suaranya meninggi.
Emang budeg kali ya!—,,
   Reflek satu kaki jenjang Raya menancap gas kencang bahkan kaki Dirga di injaknya.
   —Dirga membuka mulutnya lebar tapi tidak menjerit.
   "Lo apa-apaan sih! Lo mau mati hah!!"
   Kali ini Raya juga mengambil alih stirnya. Dia bangun dan menduduki tubuh Dirga yang kaget setengah mateng..
   Kali ini terlihat seperti Dirga memangku Raya. Alih-alih takut dengan kecepatan di atas rata-rata—Dirga sedikit ngeres.
   Tapi kalau seperti ini sih—
"Ray lo denger gue gak sih!!"kali ini Dirga menarik tubuh Raya ke dadanya sedangkan kakinya menginjak rem cepat.
   Suara decitan rem mendadak membuat suasana bising. Untung jalanan sepi,—hampir saja.
   Mereka berdua masih dalam posisi begitu—tubuhnya berguncang lagi, Raya.
Dirga dengan ketenangan meditatifnya menarik leher Raya dan melingkarkan tangannya di sana.
   Selama beberapa saat hanya hening yang mengantung..
   —"g-gue t-takut G-gaa..—hikss.. Hikss-"
   "Gue takut kalo—kalo Kei gak bangun-bangun lagi."
   "Ssttt.. Heii—"Dirga merengkuhnya. Dagunya bersender pada bahu Raya.
   "Dia akan baik-baik saja!"
Soraya menggeleng takut.
   "Dokter itu b-bilang—"
   "Kalo adik lo, Kei selamat dan akan sembuh. Itu yang dokter katakan!!"tegas Dirga memotong perkataannya.
   Soraya makin terguncang, kali ini dia berbalik posisi hingga mereka saling berhadapan.
   Mata mereka saling berserobok, cahaya perak rembulan memantul Indah dari bola mata keduanya.
   Hingga keduanya sama-sama tidak berkata—hanya rasa dan tindakan.. 
   Malam ini menjadi lebih baik. Ya, saat bibir mereka bertemu untuk pertama kalinya. Malam ini mungkin awalnya Dirga kecewa karena datenya dengan Raya gagal, but!
   Its nod bad!
   Malam yang terasa panjang ini di tutup dengan sebuah ciuman panjang berhasratkan cinta yang bergolak panas.

Awww,,, uuuhhh—haredang gaisss.... Commentnya and vooteeee....dank uu..
Bntar lgi celecai....
Tunngggu yg keduanya yaa...
터리마 카싷 서무아!!

Only cause we a sister,...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang