un sol um noite

8 5 0
                                    

   Anak itu kini sedang menatap sebuah gambar. Dia menyipitkan matanya dengan penuh selidik.
   Kenapa gambar ini ada di sini? Siapa yang memindahkannya.
Tunggu, di rumah ini hanya ada dia dan--
   Dirga segera berlari menuruni setiap deretan anak tangga yang cukup banyak dan melingkar itu.
Suara sepatunya terasa berkeletuk di atas marmer.
   "Re! Lo yang nyimpen ni gambar di bawah buku kan?"
   Re, mengangkat wajahnya dari adonan kue yang sedang di aduk dan menatap temannya itu.
   "Maksud lo? Lo setiap pergikan ngunci tuh kamar. Mana gue tau kampret!"dia melanjutkan pekerjaannya. Dirga melongo, lantas?
   Gambar ini.
   Anjrittt,, ini mah mantannyaa.
Apa yang harus dia lakukan.
Namanya Diva. Yaampunn!!
   Di gambar itu, terlihat seorang wanita berambut pirang dan pendek. Senyuman lebarnya membuat Dirga terlempar dalam dimensi masa lalu.
   Dia segera teringat Soraya.
Kini malah Re sedang menatapnya. "Apa ogeb! Dah sana lo lanjutin noh!"
   Dia segera meninggalkannya pergi keluar rumah. Gambar yang tadi masih dalam genggamannya.
Dia menaiki mobil fordnya dan mengendarainya ke Selatan Daegu.
   Dia harap bisa menemui Raya.
Ada sesuatu yang ingin ia tanyakan.
                    🌿🌿🌿
   Sepertinya kali ini Kei sedang rajin-rajinnya deh. Hari ini—dia—hanya, ingin membuat permintaan untuk bisa pergi nge-date bareng Storm malam ini.
   Lagian kakaknya jam segini lagi masak—semoga bukan racun—ia harap Storm bisa ngeyakinin tuh kuda. Semoga dehh.. Dia berjalan keluar ke samping rumah untuk membakar dedaunan kering yang sudah di sapu sebelumnya.
   Sampai ia mendengar suara deru halus mobil masuk ke pekarangan rumahnya. Dia menengok ke arah suara itu berasal. Dan terlihat seorang—pria—tapi—..
   Kei segera menjatuhkan rerantingan pohon kecil-kecil itu cepat-cepat ke dalam kobaran api. Ia segera menghampiri pria asing itu.
   Kei tersenyum kikuk, "sorry, you not wrong address?"
Pria itu menurunkan kacamata cokelatnya sampai ujung hidungnya. Lalu tersenyum menawan—tidak!
   "Im not wrong—ah! Nama saya, Zach hamilton."dia menjulurkan tangan kekarnya. Kei menatapnya aneh. Dengan ragu dia menyambut uluran tangannya—dingin.
   "Okee—mmm, mr. Hamilton. Lo sedang nyari siapa? Gue?"
   Zach baru saja membuka mulutnya, "oh ya!! Aku Kei mydira.."kali ini Kei memasang wajah bersahabat.
   Zach tergelak dan menepuk-nepuk pipinya pelan. Kei bengong di tempat.
   Sampai seseorang mengempaskan tangan Zach kasar, menjauh dari pipi Kei. Tentu keduanya menoleh.
   Soraya.
   Dia maju selangkah di depan Kei, "lo siapa? Ma-u apa hah!"
   Zach menatapnya dengan tatapan terpukau. Gadis cantik—tapi—galak.
   "Gue kesini mau silahturahmi-"—_–)!
   "Lo tau! Gue gak suka basa-basi lo! Pointnya paan..gue lagi masak"
   Zach kembali tergelak tangannya hampir menyentuh wajah Raya—cepat—sebuah tangan memutarnya dan membekuk Zach ke samping.
   Ketiganya tersentak—Dirga—,
"Lo! Ngapain hah!"sembur Dirga tepat mengarah ke Zach yang juga menatapnya—tajam.

Kali ini author pengen nyelesaiin ni ff..tapi bakal ada Only cause we a sister 2nye..tunggu.
Siders atau riderslah vomment kekurangan ni cerita, ntar author perbaiki..
Commenttt jugaaa...
터리마 카싷 서무아!!

Only cause we a sister,...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang