"Hey, serius gue minta maaf segitu gak nyamannya ya lo sama gue sampe bikin lo nangis gini???"
Ucap Mino miris, dia makin merasa bersalah ketika liat air mata Irene turun dari mata hazel gadis itu.
Irene buru-buru mengusap air mata yang tiba-tiba membasahi wajahnya,
Mereka berdua sekarang berada di balkon belakang restoran.
Yang lain lagi di dalam sedang heboh menikmati alunan merdu suara mamih Bom.Ini kedua kalinya Mino melihat Irene menangis..
Mino mengambil tangan Irene dan menggenggamnya hangat. Mata Irene semakin memanas.
"Lo tau kan gue suka sama lo? Pasti perasaan gue ini ngebebanin lo. Maaf ya, ini pertama kalinya buat gue suka sama cewek. Lo juga pasti tau, lo adalah satu-satunya cewek yang berani deketin gue tanpa mandang apapun dari gue.
Kata mama, gue harus nikmatin masa remaja gue, dan patah hati termasuk masa-masa remaja kan? Jangan peduliin perasaan gue," Mino memberi jeda sejenak.
Terdengar dering ponsel bernada lagu MOBB-full house. Itu suara ponsel Mino."Sebentar ya?!" Mino melepaskan genggaman tangannya.
Hallo?
Udah di bandara?
Iya ini mau pamit sama semuanya dulu.
Enggak, cuma sendiri.
Semua udah beres? Passport, visa sama koper gue jangan sampe ketiggalan.
Oke good. Thanks ya kak.
Irene masih terdiam. Sesungguhnya dia masih shock. Mino selesai mengangkat telfon dan kembali menghadap ke Irene.
"Karna deket sama lo sebagai teman udah cukup bagi gue, jangan hindarin gue lagi." Mino tersenyum lembut dan mengusap air mata Irene pelan.
Sebelum Irene berbicara apapun Mino buru-buru pergi meninggalkan dia.
***
Hari ini hari terakhir sekolah karena besok udah masuk weekend.Mata Irene bengkak, dia terus-terusan nangis. Semalem waktu Mino ninggalin dia, Irene langsung pamit sama mama papanya buat pulang duluan.
Papanya yang bisa liat muka Irene abis nangis / walaupun sama Irene udah ditutupin make up / ngasih ijin tapi dengan syarat diantar sopir. Gak boleh naik grab sendirian.
"Kak, Ocheu siap dengerin curhatan kakak kok." Ocheu tau kakaknya lagi gak baik-baik aja.
Semalam dia dan semuanya sibuk berpesta, dia juga gak tau Kak Irene tiba-tiba aja udah menghilang.
Irene cuma tersenyum kecil, "nanti ya, sekarang lo sekolah dulu. Kakak juga mau berangkat."
Kalau ngelihat Ocheu sama Irene akur begini itu adem banget rasanya.
"Siap!! Yaudah ayok turun sarapan." Ajak Ocheu manis yang dijawab gelengan kepala oleh Irene.
"Kakak ada rapat pensi, nanti sarapan di sekolah aja!!" Tolak Irene.
*
"Kamu kenapa rene? Kok tumben pake kaca mata??" Tanya Bogum lembut.Irene hari ini emang pakai kacamata buat nutupin mata bengkaknya, suaranya juga cukup sedikit bindeng gara-gara nangis denger perkataan Mino semalem.
"Hah? Pengen aja biar gaya." Jawab Irene singkat. "Udah nih rapatnya? Gue mau sarapan."
"Udah, itu anak-anak udah pada balik mau ke kelas, mau gue temenin?" Tawar Bogum manis.
"No. Thanks!!" Irene ngeluyur pergi.
**"Kak can," sapa Bobby riang.
Irene tersentak ternyata dia melamun sampai-sampai gak menyadari Bobby sama Jisoo udah duduk di bangku kantin depan dia. Jisoo menyuruh Bobby pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
WE BELONG TOGETHER
Fanfiction[BEBERAPA PRIVATE] "Lah lo masih BISA ngomong ya" - IRENE "Berisik!!" - MINO