"DEK CEPETAN!! Mama ada janji sama yang mau renov ruko ini!!"
Teriak ibu muda yang terlihat seperti seorang remaja cantik di usianya yang ke 36 tahun ini.
"Mana sekolah kamu sama tempat janjian tuh ibarat kutub selatan sama kutub utara. Mama muter-muter kan jadinya!"
Dara yang sedang menunggu anak gadisnya keluar dari kamarnya tidak berhenti mengomel.
"Mamaku sayang gak pulang-pulang, princess sudah siap nih berangkat sekolah,"
Jisoo, anak gadis yang diomeli Dara sedari tadi akhirnya keluar juga. Dia mewarisi kecantikan alami ibunya. Sangat cantik. Versi muda dari seorang Sandara.
"Ini, kamu makan di mobil aja," Dara menyerahkan bekal sarapan untuk Jisoo.
Mereka berdua memasuki mobil yang dikendarai Dara dan mulai menuju ke sekolah baru Jisoo.
Jisoo pov.
"Udah tau sekarang hari pertama masuk sekolah, ngapain semalem gak tidur dari sore? Malah nonton drama sampai tengah malem!!"
Gue di omeli mama terus karena tadi bangun telat. Ini hari pertama gue sekolah di SMA baru.
Seharusnya gue sekarang masih kelas 3 SMP. Tapi karna gue pas TK ngrengek minta masuk SD, sama mama dikabulin deh. Jadilah gue sekarang kelas 1 SMA.
HEHE.
Gue sama mama baru pindah ke kota ini. Sebelumnya gue tinggal di Singapur.
Tinggal berdua sama mama tuh udah terbiasa di omeli. Jadi gak kaget. Tapi kasian mama, mulutnya jadi capek.
Papa? Gue gak inget punya papa apa enggak.
"Iya maa, maaf." Gue ngomong pelan banget. Takut ntar omelan mama semakin panjang kalau semisal gue gak buru-buru minta maaf.
"Jangan di ulangi lagi, atau tv sama laptop kamu mama gadai.in!!" Ancam mama sengit.
"IH KOK GITU!! Itukan laptop aku beli pakai uang jajan aku sendiri maa," gue ngrengek.
Mama hanya menyeringai licik.
"Iya mamaku sayang. Jisoo janji gak akan nonton drama lagi sampai tengah malem! Im promise," kataku bersungguh-sungguh.
Selalu deh seperti ini. Gue selalu kalah.
"Good girl," mama menowel pipi gue yang emang kalau lagi sebel gue gembungin.
"Tapi kalau sampai tengah malem gak boleh,Jisoo bakal nonton sampai pagi berarti boleh ya ma?"
Mata mama langsung melotot ke arah gue seakan dari matanya keluar laser yang bisa menghancurkan kepala gue.
Sadis emang emak gue ini.
---
TING!
Piyo
Heh badak jawa turun lo!! Abis ini bu Farida ngadain kuis.
Lumayan dapet 1 jam dia tidur di atap ini. Dia ambil tas.nya dan mulai menuruni tangga menuju kelasnya di gedung sebelah.
BRAKKK
Dia mendengar seorang terjatuh menabrak pintu dari arah gudang yang akan Mino lewati.
Mino tidak peduli dan tetap berjalan. Ternyata segerombolan kakak kelas, kira-kira 6 orang siswa sedang mengeroyok seorang teman seangkatan Mino.
Salah seorang kakak kelas menyadari Mino lewat seketika memberi kode kepada teman-temannya untuk berhenti memukuli korban mereka.
"Darimana lo no? Cabut lagi?" Zico mencoba membuka suara untuk menghentikan langkah Mino.
Mino berhenti dan hanya menoleh sekilas.
Lalu dia menjawab pertanyaan Zico dengan deheman halus.
"Hmm,!" Mino melangkah melanjutkan perjalanannya menuju kelas 11 IPS 2.
CUEK.
Untung seorang Zico. Kakak kelas yang paling kasar di sekolah ini udah kenal banget sama seorang Mino Radit B.
Mino yang pendiem tapi sekalinya diusik gak bakal tinggal diem. Dia berani hajar siapapun.
Tidak peduli usia dan tidak peduli gender.
Waktu kelas 1, Piyo dan Mino pernah di palak segerombolan kakak kelas mereka saat berjalan menuju kantin.
Dia diam saja saat mereka meminta uangnya. Tapi ketika mereka menyebut ibunya pelacur, Mino gelap mata menghajar mereka satu persatu.
Berita dia bisa mengalahkan sekumpulan kakak kelas yang paling ditakuti itu menyebar dengan cepat.
Mulai saat itu semua tunduk dan segan dengan seorang Mino. Dia junior paling di segani di SMA YG.
Mino tiba di kelasnya yang belum ada guru karena jam pergantian pelajaran.
Teman-temannya seketika diam melihat Mino mulai memasuki kelas.
Diam. Hening . Sepi.Tidak ada yang berani bersuara ketika berandalan yang paling di segani satu sekolah sudah datang.
Mino yang merasakan keheningan tiba-tiba, hanya diam cuek dan menaruh pantatnya santai di bangkunya.
"Sogol emang cuk. Kita nungguin lo, tau-tau yang ditungguin udah nendes di kursi kesayangannya," sewot Sehun ketika menemukan sobatnya sudah di dalam kelas.
Dia dan Piyo sejak tadi di kantin dan nungguin balesan chatnya Mino buat bareng-bareng masuk kelas.
Sehun jadi sebel sendiri sama Mino. Tapi apa boleh buat. Sebel sama Mino itu capek sendiri anjir. Gak ada faedahnya menurut Sehun (uda tau gitu lo ngapain sebel blokk 😂😁)
"Gais kuisnya di adain di lab. Kita sama bu Farida di suruh ke sana," teriak Seungyoon, sang ketua kelas setelah kembali sehabis dipanggil ke ruang guru oleh bu Farida tadi.
Mereka berbondong-bondong keluar menuju lab. Sedangkan trio terong-terongan hanya berjalan santai.
"Lo sempet mergoki Zico cs ngeroyok Yanglekx ya tadi No?" Piyo bertanya pada Mino dan di jawab anggukan malas oleh Mino.
"Itu tai kuda emang gak ada kapoknya ngedarin di sekolah. Sesat. Pengen banget gue korbanin ke Saipul Jamil!!" Sumpah serapah Sehun mulai terdengar.
Mino hanya terkekeh kecil.
Dan ada seorang gadis yang diam-diam sedang menikmati kekehan Mino itu.
Mino yang dapat merasakan seseorang sedang mengamatinya hanya cuek dan belagak bodoh amat.
-Di lain tempat.
"Ngeliatin sapa sih lo Ren?" Chaerin yang sedari tadi melakukan pemanasan tiba-tiba mengentikan pemanasannya ketika salah satu sahabat dalam gengnya melamun.
Irene tersadar dan segera berkilah.
"Bukan siapa-siapa. Sumpah ini cuaca sejuk banget ya. Ena buat olahraga.
"Lo gila neng, ini panas banget begoo cuacanya." Dengus Soojung.
Tbc or?????

KAMU SEDANG MEMBACA
WE BELONG TOGETHER
Fanfiction[BEBERAPA PRIVATE] "Lah lo masih BISA ngomong ya" - IRENE "Berisik!!" - MINO