00 - Beginning

534K 20.6K 1.1K
                                    

[CERITA INI SUDAH DITERBITKAN DAN TERSEDIA DI TOKO BUKU & GRAMEDIA SELURUH INDONESIA]

Aku yakin di luar sana pasti banyak orang seperti aku yang sering merasa iri dengan beberapa tokoh fiksi dalam cerita-cerita romantis.

Terkadang kalau sedang melamun, tiba-tiba aku memikirkan hal ini:

Juliet beruntung sekali karena Romeo bersedia mati hanya untuk memperjuangkan cinta mereka.

Milea beruntung karena Dilan selalu datang bersama kata-kata manisnya hanya untuk berusaha menawan hati Milea.

Salma juga beruntung, meskipun baru mengenal Nathan, cowok itu ternyata bisa langsung jatuh hati pada Salma.

Kemudian aku bertanya sambil mendengus, bagimana mereka bisa seberuntung itu?!

Sekarang aku melihat diriku sendiri, lalu memikirkan tentang cinta sepihak yang entah kenapa aku terima begitu saja.

Aku menyukainya, dia tidak suka aku.

Aku memikirkannnya, dia tidak memikirkan aku.

Aku memimpikannya, dia tidak memimpikan aku.

Aku menginginkannya, dia tidak menginginkan aku.

Aku mencintainya, tapi dia tidak mencintai aku.

Menyedihkan sekali...

Tapi anehnya, aku selalu saja berjuang.

Terkadang sampai melakukan hal yang terkesan memalukan hanya agar bisa membuatnya melirik sedikit ke arahku, dan tahu kalau aku ada di dunia ini, dunia yang sama dengannya.

Berjuang sendirian itu berat, dan aku tak pernah meminta jalan cinta yang seperti ini, sungguh.
Hatiku lelah, menangis, sakit, dan berdarah.

Tapi aku memang bodoh.

Setelah semua itu, aku tetap suka dia.

Suka memikirkan dia.

Suka memimpikan dia.

Masih menginginkan dia.

Selalu mencintai dia.

Melupakan kecilnya peluang, aku terus berusaha.

Menghiraukan semua rasa sakit, aku terus bertahan.

Setiap aku berdoa, namanya pasti terselip di dalam doaku itu.

Berharap aku bisa menjadi satu-satunya sinar kecil yang perlahan menghangatkan dan akhirnya mampu mencairkan hatinya yang membeku.

Karena aku selalu percaya,
Ketika sebuah harapan pupus, puluhan mimpi hancur, atau ratusan usaha gagal. Aku tidak perlu khawatir, karena, cinta selalu memberi kesempatan yang tak terbatas kepada setiap manusia untuk kembali berharap, bermimpi dan terus berusaha.

Tentang salah satu manusia yang harus berjuang untuk hal yang disebut cinta.

Sederet kata dari Damara, tentang cinta pertamanya, Milan.

இஇஇஇ

PROLOG

Dava memutar bola matanya jengah, dia sudah pegal menunggui gadis di sebelahnya yang sedari tadi masih berkomat-kamit sambil menggenggam sebuah kotak makan, "Ra, lo masih ngapain sih? Keburu dia cabut tuh!" kesalnya sambil melipat tangan di depan dada dan menyandarkan punggung ke tembok yang dekat dengan pintu masuk kantin.

Damara yang merasa aktivitasnya terganggu oleh celetukan Dava berdecak kesal, "Ck! Gue doa dulu Dav, biar kali ini Kak Milan mau nerima bekal dari gue."

"Masih ga kapok aja? Udah berapa kali lo dikacangin sama si Milan?" ada nada gusar yang terdengar jelas dalam setiap kata yang Dava lontarkan.

"Mau sampe berapa kali pun, gue bakal tetep usaha. Mau dikacang kek, ditelur kek, gue nggak peduli! Demi Kak Milan!!!" mata terang Damara melirik cowok yang tengah duduk sambil memainkan ponsel, di sekitarnya ada tiga cowok lain yang sedang tertawa-tawa.

"Serah lo deh! Percuma juga ngomong sama orang yang udah buta gara-gara cinta!" terkadang Dava sendiri sampai kehabisan kata-kata jika sudah berdebat dengan Damara soal Milan.

“Lo juga bakal kaya gue kalo lagi jatuh cinta!”

“Gue ga sebodoh elo!”

“Ihh!! Gue ga bodoh Dav!”

“Iya, tapi dulu, sebelum lo jatuh cinta sama Milan!”

Damara tak membalas ucapan Dava lagi. Bukannya tak punya kalimat untuk menjawab, tapi sedang tak ingin membuang waktu dengan berlama-lama menanggapi ocehan Dava.

Biarlah orang berkata apa, yang penting aku bahagia... sepenggal lirik dari lagu salah satu musisi terkenal Indonesia sekarang sudah menjadi prinsip baru Damara, baru nemu.

Gadis itu menarik napas panjang untuk menetralisir rasa gugupnya. Mengumpulkan nyali sebelum mulai mengambil langkah, dan menghampiri si pemilik mata tajam yang selalu saja berhasil melemahkan seluruh organ tubuh Damara saat harus menatapnya.

Oke, berangkat Ra! Suara hati Damara memotivasi dirinya sendiri, memaksa otak agar segera mengarahkan kaki untuk bergerak. Tapi ya namanya sedang gugup, maju selangkah, Damara mundur lagi, begitu terus sampai kurang lebih lima kali.

"Lo lama banget Ra, udah sana!" dengan kedua tangannya, Dava mendorong punggung Damara, kalau tidak dibegitukan, bisa lebih lama lagi Dava harus terus menunggui sahabatnya itu.

Dengan gemetaran Damara melangkah perlahan menuju salah satu meja di pojok kantin, tentu saja tempat tongkrongan Milan and the gank.

-Milan-

Versi revisi : 21/09/2017

Hai!!! Aku come back bawa kabar mengejutkan, hehe:v

Jadi cerita ini akan di publish ulang dari awal karena baru di revisi.

Setiap hari akan ada update, sekitar 3-4 chapter per harinya. Tapi pas udah sampe chap 40, updatenya berkurang jadi 1 chap per hari.

Dan aku mau ingetin buat yang belum follow aku, karena mulai chap 40 sampai ending mungkin akan aku mode privat, jadi lebih baik follow aku dari awal begini, hehe.

Aku tahu pasti ada yang kecewa. I'm sorry guys...
Mengertilah, aku cuma mau memberikan yang terbaik aja.

Jadi sebenernya revisi ini aku adain buat menyikapi keabsurd-an EYD dan cara menulisku, semoga kalian lebih suka baca versi setelah revisi.

Selain itu, juga buat menyikapi aku yang sering ngaret update, jd kalian mungkin sering lupa alur. Makanya aku sistem begini biar kalian bisa baca ulang secara runtut sampe akhirnya ketemu ending tanpa nunggu terlalu lama (intinya biar ga lupa alur)

Yah sukur" yg masih jadi silent readers mau bagi vomment:"
Yang udah vomment siapa tau mau komen lagi dari awal:"

Semoga disini ada fans Milan sejati yang malah seneng karena bisa baca ulang:'v

Kalo ada yang kurang jelas, bisa ditanyakan lewat kolom komentar.

Okey segini aja cuap-cuapnya...

Salam dari author canci yang baru comeback, mwehehe😅

MilanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang