19 - Sembilanbelas

163K 8.7K 342
                                    

Your smile is my favorite view.

இஇஇஇ

Kali ini suasana di dalam kelas-kelas lumayan sepi. Tentu saja karena seperempat dari anggota setiap kelas tengah menjalankan hukuman sebagai ‘pemulung' karena ketahuan melanggar ketertiban oleh tim yang disebar Bu Diah. Para pembohong yang tidak mau mengaku ternyata sangat banyak.

Berbekal kantung plastik besar, para ‘narapidana' mulai menyebar, mengambili sampah-sampah yang mengotori lingkungan sekolah. Termasuk pula tiga anggota gank MOST: Tristan, Ozy, dan Sean.

“Ini kedua kalinya pamor kita dibikin ancur sama si badak sumatera. Waktu itu dijadiin pembokat, sekarang dijadiin pemulung!” sambil mengambili sampah, Sean terus mendumel.

“Gue jadi termotivasi buat jadi guru...”

Tristan mengerutkan keningnya karena celetukan Ozy, “Lah kenapa?”

“Mau balas dendam. Kalo gue jadi guru, nanti gue bisa ngasih hukuman ke murid-murid sesuka hati.”

“Motivasi lo jauh dari kata mulia!” sekarang Tristan menyesal karena telah bertanya.

“Eh, ngomong-ngomong, berarti nanti si Milan bakal jalanin hukuman berdua sama Damara dong? Anjir! Enak banget tuh es batu bisa modus!” Ozy menyahut lagi, sementara Sean yang ada di sebelahnya diam-diam mengambil sampah yang terkumpul di kantung plastik Ozy, lalu memindahkannya ke kantung plastik miliknya, cerdas.

Tristan tersenyum simpul menanggapi perkataan sahabatnya, “Milan bukan playboy kaya Sean yang pikirannya cuman modusin cewek. Justru ini kesempatan buat Damara,”

Mendengar namaya disebut oleh Tristan, Sean jadi gelagapan, untung saja saat Ozy menoleh ke arahnya, tangan Sean sedang tidak berada di dalam kantung plastik plastik Ozy, “Anjing lo Tris!” sungutnya.

Tidak mengerti kenapa Sean bersungut kesal, Ozy kembali menatap Tristan, “Maksud lo Damara yang modusin Milan gitu? Lah kebalik dong?”

“Belum sadar kalo hubungan Milan sama Damara itu unik? Semacam tuker peran gitu. Damara selalu berani, nah si Milan tau sendiri kan? Dia payah soal cewek sama cinta.”

“Bener juga, bisa gitu ya?” sekarang Ozy sibuk menggaruk tengkuknya.

“Seharusnya lo bersyukur karena Milan payah soal cinta sama cewek. Coba aja si Milan diciptain sebagai tipe cowok ganas, bisa abis semua cewek dia embat. Kan kasian yang muka-muka menengah ke bawah, ga kebagian cewek,” ucap Sean sambil melirik Ozy penuh arti.

“Maksud lo apa ngelirik gue ibab?” Ozy sudah menatap Sean dengan tajam. Sementara Sean pura-pura tidak mendengar.

“Tuhan itu adil Zy...” Tristan menepuk bahu Ozy sambil menahan tawa.

Ozy mendengus, kesal juga pagi-pagi sudah di bully. Status jomblo yang dia sandang selama kurang lebih setahun ini selalu menjadi bahan ejekan oleh kedua sahabat laknatnya itu, gapapa jomblo yang penting sombong!! Sebisa mungkin Ozy memotivasi dirinya sendiri.

Ozy memutuskan untuk melihat kantung plastiknya, ada yang aneh. Cowok itu baru menyadari kalau kantung plastiknya tidak kunjung penuh, “Perasaan gue udah ngumpulin banyak sampah dari tadi, tapi kok kantong plastik gue ga penuh-penuh ya?”

MilanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang