Chapter 7

3.8K 256 9
                                    

'Setelah ditinggal tiga membernya keluar pada beberapa tahun silam,  dikabarkan Chen akan keluar dari Exo?'

'Brakkk...!!

Dengan penuh emosi pria paruh baya itu menggebrak meja kerja yang berada di depannya setelah membaca berita dari layar komputernya

"Saya tidak tahu siapa yang menyebarkan berita palsu itu Lee sajangnim... " namja yang lebih muda darinya berkata dengan sedikit gemetar

"Kau selesaikan skandal ini Kim seung hwan... Hari ini aku benar-benar stress... " Pria paruh baya itu menyenderkan kepalanya di sandaran kursi.  Menjadi seorang direktur agensi artis terbesar se Asia tidak mudah.

"Baiklah Lee sajangnim...  Saya akan mengurusnya dengan cepat..  Saya permisi Lee sajangnim... " Kim seung hwan, manager Exo membungkuk hormat sebelum keluar dari ruangan direkturnya,  Lee Soo Man .

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

"Duibuqi... (maaf)" namja bermata rusa itu menundukkan kepalanya dalam-dalam

"Kau tak salah ge...  Mereka yang terlalu berlebihan " ucap namja bersuara merdu yang duduk disampingnya,  Chen

"Sudah kuduga akan seperti ini.." namja bermata panda ikut angkat bicara

Mereka bertiga sekarang berada di dorm exo untuk menghindari wartawan dan juga sasaeng.

Sedangkan member yang lain mempunyai jadwal individu, minus Xiumin, suho,  dan Sehun yang sekarang masih di rumah sakit.

"Kau mau sarapan luhan ge?  Tao apa kau juga mau?" Chen beranjak dari duduknya dan berjalan ke arah dapur

"Ani....  Tak usah chen-ah.." Luhan berkata dengan canggung. Maklum setelah keluar dari exo, ini baru pertama kalinya ia berbicara langsung dengan mantan rekan seperjuangannya itu.

"Tak apa ge...  Tak perlu canggung..  Walaupun kita tidak satu grup lagi.. Bukankah kita teman?" Chen berkata dengan tulus,  membuat luhan dan tao jadi merasa bersalah karna mereka meninggalkannya dulu

"Xie xie (terimakasih)" ucap tao sembari mengusap cairan bening yang keluar dari iris matanya. Anak itu tidak berubah,  masih tetap cengeng

Tiba-tiba chen kembali kearah sofa dan merangkul mereka berdua

"Cheonmaneyo...  Luhan ge.. Tao.." chen menangis. Jujur,  ia juga sangat merindukan mereka. Ia sangat ingin mengunjunginya dari dulu. Tapi ego mengalahkan hati nuraninya

"Ullijima... " Luhan menenangkan kedua dongsaengnya. Chen dan Tao pun melepas pelukan luhan

"Apa kalian mau sarapan bersamaku?" Tanya chen sekali lagi dengan nada penuh harap

"Iya.. Kami mau.. Asalkan kau memasaknya dengan benar.. Tidak gosong seperti dulu.. " Tao mencoba untuk tersenyum, walaupun masih ada sisa-sisa air mata yang sedikit keluar.

"Aku akan membuat sereal tao-yya..  Jadi tak akan gosong.. " Chen sedikit terkekeh, mengingat dulu ia pernah disuruh membuat ramyeon oleh Kris,  tapi karna chen tak bisa memasak,  alhasil ramyeonnya gosong

"Itu lebih baik.. " luhan sedikit tertawa

.

.

DON'T CRY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang