Pelajaran Olahraga

2.4K 130 4
                                    


BAB 10

Pria tampan dengan tinggi di atas rata-rata tengah sibuk mengutak atik isi lokernya, pria ini tanpak mencari sesuatu itulah yang terlihat dari mata Aileen. Kening Aileen semakin mengerut ketika melihat pria itumengeluarkan setiap isi loker miliknya. karena terlalu penasaran, Aileen melangkah mendekati pria itu dengan takut-takut.

"Cakra, lo kenapa?" tanya Aileen, Cakra tidak menanggapi Aileen, "Ka lo cari apa?" tanya Aileen lagi dan lagi-lagi tidak ada tanggapan. "Terserah lo aja deh," akhirnya Aileen menyerah, ia tidak bisa di abaikan, ia benci hal itu.

"I forgot to bring sports uniforms," kata Cakra yang langsung membuat Aileen menghentikan langkahnya. Ini lebih buruk, lebih baik dirinya di abaikan seperti tadi daripada mendengar jawaban pria itu yang tidak di mengerti Aileen.

Aileen menoleh, "Sampai kapan sih gue harus bilang sama lo, kal-" ucapan Aileen terpotong oleh Cakra yang tiba-tiba berbicara. "Gue lupa bawa baju olahraga," katanya dan seketika Aileen melongo tidak percaya. Dirinya sangat mengenal guru olahraga, tidak, bukan hanya dirinya tapi semua siswa jika guru itu sangat disiplin tentang aturan. Jika hal Cakra melupakan baju olahraganya berarti dia harus siap-siap dapat omelan, bahkan menghindarpun tidak ada gunanya dia akan mencari sampai dapat.

"Jadi bagaimana sekarang?"tanya Aileen kini tubuhnya sudah sepenuhnya menghadap Cakra. Cakra menaikkan kedua bahunya,Aileen berfikir senejak, "Gue tau, lo tunggu bentar yah disini, gue bakal balik," itu kata Aileen sebelum ia pergi berlari meninggalkan Cakra yang menlongo melihat tingkahnya. "A unique," guman Cakra.

"Dev,"panggil Aileen dari kejahuan, sendari tadi Aileen berkeliling sekolah mencari sosok Devan yang ternyata sedang duduk di pinggir lapangan basket, oh itu tentu saja pria itu bukannya sangat suka Basket, oh kenapa Aileen tidak berpikir sampai disitu.

"Gue cariin dari tadi ternyata lo disini?" kata Aileen sambil mengatur deru nafasnya yang tidak berarutan karena terlalu lelah berlari. Devan mengerutkan keningnya, "Kenapa cariin gue? Kengen?" kata Devan kemudian terkekeh pelan diikuti oleh Aileen yang terkekeh pelan. "Lo jam kedua ada pelajaran olahraga,kan?" tanya Aileen dan Devan mengangguk.

"Bagus, gue bisa pinjam seragam olahraga lo nggak, gue jam pertama ada pelajaran olahraga," kata Aileen dengan santainya, Devan mengerutkan keningnya,"Lo mau pake baju gue?" tanya Devan, Aileen menggeleng. "Gue punya teman yang lupa bawa," kata Aileen

"Oke, ikut gue, baju gue ada di loker soalnya." Kata Devan, merekapun berjalan beriringa. "Kalo gue boleh tahu teman lo siapa?" tanya Devan.

"Oh, Si Cakra, kasihan kalo dia di omelin sama tuh guru galak," kata Aileen.

"Emang dia penting banget yah buat lo sampai lo mau bela-belakin lari sana sini buat cariin dia baju?" dan seketika Aileen terdiam, benar yang di katakan Devan, bukannya Aileen benci sama Cakra, bukannya Aileen tidak suka sama Cakra karena ketidak nyamanan yang di timbulkan pria itu, lalu kenapa dia rela melakukan hal ini. Aileen bingun sendiri sekarang.

"Leen?" panggil Devan menyadarkan gadis itu dari lamunannya, "Iya?"

"Gue tanya tadi lo kok nggak jawab sih," kata Devan. Dia tidak bisa memberikan jawaban kepada Devan, sungguh jawaban itu tidak di temukan oleh otaknya, Aileen pusing harus menggunakan rumus apa untuk menjawab pertanyaan Devan. Tidak mungkin ia menggunkan rumus tekanan, atau gravatasi.

"Dev, loker lo dimana?" tanya Aileen mengalihkan arah pembicaraannya. Devan juga baru menyadari jika mereka telah sampai tempat lokernya, "Oh loker gue ada disana," tunjuk Devan kearah loker yang penuh tulisan, Aileen tidak tahu itu tulisan apa karena tulisan itu terlalu kecil jika di baca dari jarak jauh.

Fisika Vs Bahasa Inggris [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang