Bab 20
Bukan karena hujan yang membuat bumi menangis tapi semua yang membuatnya menjadi rumah tapi tak pernah menghargainya. Terlalu banyak yang merusak hingga bumi sendiri kesal di buatnya. Mata Aileen menatap seorang pria yang membuang sampah di sungai, pria berumur yang seharusnya memberi contoh yang baik malah menjadi alasan orang yang lebih mudah melakukan kerusakan.
"Pak?" panggil Aileen kepada pria paru baya yang sedang membuang sampah di sungai.
"Bapak mau kawasan ini banjir?" kening pria paru baya itu mengerut,"Ini semua yang akan membuat banjir pak," jelas Aileen lagi.
"Iya saya tahu, sana kamu pergi jangan ajarin saja." ketus pria itu
Namun Aileen masih belum menyerah,"Kalau bapak tahu kenapa di lakukan?" tanya Aileen. Pria paru baya itu menoleh menatap Aileen kesal. "Saya bilang pergi. Jangan ganggu pekerjaan saya," Aileen menghela nafas frustasi,"Kalau bapak tidak mau berhenti membuang sampah saya laporin,"
Pria paru baya itu menoleh,"Kalau kamu berani, saya pukul kamu." Kata pria itu kini dengan nada penekanan.
"Saya berani, tunggu bentar saya telpon," tiba-tiba pria paru baya itu merampas ponsel Aileen,"Aduh pak balikin ponsel saya," kata Aileen.
"Saya ambil ponsel kamu, sebagai ganti rugi sudah ganguin saya bekerja," kata pria paru baya itu, dengan sigap Aileen berusaha merampas ponselnya kembali, namun pria paru baya itu berusaha mempertahankan ponsel Aileen hingga pria paru baya itu mendorong tubuh Aileen hingga terjatuh.
"Rasakan itu, itu akibat sudah sok pintar." Dan setelah itu pria paru baya itu berjalan meninggalkan Aileen yang berusaha bangkit namun selalu gagal karena kaki kirinya terkilir.
"Pak kembaliin hp teman saya," ucapan itu sontak membuat Aileen mendongkak dan menemukan sosok pria tinggi dengan celana olahraga dan kaos putih polos juga earphone yang melingkar di lehernya.
"Cakra?" Cakra menoleh sekilas kemudian kembali menatap pria berumur ini.
"Pak balikin hp teman saya, kalau bapak tidak mau tangkap polisi."
"Kamu jangan ancem saya yah,"
"Saya tidak mengancam, saya hanya memperingatkan. Saya bisa teriak agar satpam di komplek datang dan menangkap bapak." Ucapan Cakra langsung membuat pria paru baya itu terkejut, tanpa pikir panjang pria paru baya itu memberikan ponsel Aileen kemudian pergi.
Setelah kepergian pria paru baya itu, Cakra kemudian melangkah mendekati Aileen. "Nih hp lo," ucap Cakra dingin.
Aileen kemudian meraih ponselnya sambil tersenyum,"Makasih." Ucap Aileen. Tanpa mengatakan apa-apa Cakra langsung pergi meninggalkan Aileen yang masih berusaha berdiri.
"Cakra?" panggil Aileen, Cakra menoleh sambil menaikkan sebelah alisnya,"Gue nggak bisa berdiri," tidak ada pilihan lain selain meminta bantuan dari Cakra tidak peduli pria itu akan menolak atau tidak yang jelas ia sudah meminta.
Cakra menghela nafas frustasi, kemudian melangkah mendekati Aileen."Kayaknya kaki gue terkilir deh," kata Aileen sambil tersenyum kikuk.
Lagi-lagi Cakra menghela nafas frustasi kemudian mengangkat tubuh Aileen ala bride style. "Ka? Lo ngapain angkat gue sih?" tanya Aileen terkejut. Namun Cakra masih diam dan terus berjalan meninggalkan tempat itu.
Beberapa ibu-ibu komplek yang melihat mereka terus menggoda mereka
,"Cie udah pacaran aja pagi-pagi.".
KAMU SEDANG MEMBACA
Fisika Vs Bahasa Inggris [COMPLETED]
Teen FictionIni tentang seorang gadis penyuka Fisika namun tidak suka dengan Bhs. Inggris. dia adalah Aileen Aurelia Griselda. Ini tentang Cakra Aryasatya Saputra, pria dingin namun sangat menyukai pelajaran Bhs. Inggris, pria yang sering membuat Aileen pusin...