Philosophie Naturalis Principian Mathematica

1.9K 123 0
                                    


Philosophie Naturalis Principian Mathematica : adalah buku yang di keluarkan oleh ilmuan paling bersejarah semasanya siapa lagi kalau bukan Sir Issac Newton atau sering di panggil Newton. buku ini dulu adalah buku paling malah penujualannya kalau enggak salah seharaga 6 miliaran lebih.. 

Bab 14

Devan berjalan dengan tergesah-gesah menyusuri koridor sekolah tanpa peduli oleh tatapan orang yang kebingan dengan tingkahnya. Dasi abu-abu yang berayun di depan dadanya dan tangan yang di lingkari jam hitam juga ikut berayun. Hingga matanya menangkap sosok gadis berambung panjang dengan sedikit gelombang di bagian bawah.

Devan langsung melangkah kearahnya dan menarik lengan gadis itu untuk menghadap ke arahnya. Sejenak gadis itu terkejut namun kembali menarik senyuman begitu mengetahui siapa yang menariknya. "Lo udah keterlaluan, Cla." Kata Devan dengan susah payah menahan emosinya begitu melihat wajah tanpa bersalah gadis di hadapannya.

Gadis bernama Clarista ini mengerutkan keningnya,"Maksud lo apa sih Dev, enggak jelas banget." Kata Claritas menutar bola matanya jengah.

"Lo ngapain nguncin Aileen di gudang,huh?" bentak Devan, ia sudah tidak peduli jika banyak orang di sini. Clarista menoleh ke sekitar kemudian menarik lengan Devan menjauh dari sana.

"Jangan nuduh kalau enggak ada bukti, Dev," kata Clarista

"Bukti? Sapu tangan lo di tarik Aileen saat lo berusah dorong dia," kata Devan

Sejenak Clarista meruntuki kebodohannya karena terlalu cerobah, tapi mau bagaimana lagi Devan sudah mengetahuinya. "Anggep aja hukuman buat dia," kata Clarista sambil melipat kedua tangannya di depan dada.

"Lo gila yah, Cla. Aileen itu...," ucapan Devan menggantung karena Alika sudah memanggilnya. "Sekali lagu gue liat lo buat sesuatu ke Aileen, jangan harap gue mau nganggep lo teman gue." Dan setelah itu Devan pergi bersama Alika meninggalkan Clarista yang mematung.

"Apa salah kalau gue berjuang untuk apa yang gue mau." Lirih Clarista

***

Mata Aileen terus menyusuri ruangan berdominan putih itu, hingga ia sadar jika dirinya sedang berada di UKS. Matanya kemudian menangkap tas hitam milknya dan tas berwana milik Alika bergeletak di atas kursi.

Aileen kemudian bangkit, ia merasakan sakit di bagian kepalanya hingga sesuatu memasuki otaknya, sebuah kejadian yang dirinya tidak tahu kapan terjadi dan anehnya ia tidak bisa melihat dengan jelas dengan siapa ia bertengkar. Hanya satu yang Aileen pastikan jika orang itu adalah seorang gadis dari suara yang di lontarkan olehnya, sementara wajahnya terlihat samar.

Ponselnya tiba-tiba berbunyi dan menanpilkan nama kakaknya di sana. Dengan cepat Aileen menarik tombol hijau sebelum mendekatkan ponsel itu di telinganya. "Astaga, kak assalamu alaikum dulu kali, langsung cerocos aja kayak bajai," kata Aileen sedikit terkekeh.

"Beliin abang gado-gado di warung biasa yah nanti kalau kamu udah pulang,"

"Iya, nanti Aileen beli ini,"

"Kamu di mana sekarang, kok sunyi amat,"

"Di Uks,"

"Loh kok kamu di sana? Lagi sakit? Mau abang jemput?"

"Enggak papa kok Cuma pusing sedikit, tapi sekarang udah baikan. Oh iya abang ada dimana sekarang?"

"Di suatu tempat,"

"Tsh, di neraka maksudnya?"

"Kamu doain abang masuk neraka yah, dasar adik durhaka."

Aileen terkekeh pelan," Maaf, oh yah, bilangin sama bunda yah kalau Aileen nanti pulangnya agak ke sorean, mau mampir ke tokoh buku dulu."

Fisika Vs Bahasa Inggris [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang