Pria yang berusaha menemukan, Dan wanita yang berusaha bersembunyi.
Menghancurkan tidak sesulit membangun, dan membangun tidak semudah menghancurkan.
Andin-Veron
"Go away from me!"
~Andin~
"Now, I'm going to fight for you, semakin keras usahamu meny...
Derap langkah mengiringi langkah wanita yang berbalut seragam putih abu abu itu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Anggep aja putih abu abu yee 😂
Dengan senyuman jahilnya ia berjalan sepelan mungkin saat sudah berada di ruang kelasnya, mengendap ngendap di belakang kursi temannya, dalam hati ia menghitung mundur.
"BANJIR BANJIR, AYOO NGUNGSIIII,"
Sontang sang empu yang tengah duduk termenung itu berteriak histeris.
"BANJIIIIR? OH MY GOD, OH NO," Andin tertawa ngakak melihat Maura histeris seperti banci rempong.
"Anying lo Din," Maura mengumpat saat sadar ia menjadi korban teman setannya ini.
"yah lo sih ngapain melamun? kerasukan ntar Alhamdulillah gue," Guman Andin Dan duduk di kursinya di samping Maura.
"jahil lo tuh kelewatan, jombo dasar!"
"kagak ada kaca mbak? noh di depan kelas noh ada kaca, jomblo ngatain jomblo," gerutunya.
"Eh Ra, Lo udah siap PR dari si botak? Aduh mampus anying gue belom siap," gumamnya panik, dengan malas Maura mengeluarkan bukunya dan memberikannya dengan tampang tidak ikhlas.
"eeh setan, gak ikhlas bangen muka lo nyet, bukan lo juga yang ngerjain," ucap Andin dan mulai menyalin PR.
"emang bukan gue, tapi itu pengorbanan tahu, Gue bela belain bangun cepet buat nyalin itu PR dari si cupu," mendengar ucapan Maura Andin tertawa.
"tega amat lo ngatain anak orang cupu, tapi emang ia sih," lanjutnya membuat mereka berdua tertawa.
Setelah selesai menyalin PR itu, Andin melihat Maura yang dari tadi memandangi layar ponselnya.
"kenapa Lo dari tadi mandangin hp mulu, jomblo aja sok sokan,"
"kampret Lo gak usah di ulang ulang juga kali, Gue nungguin pesan dari abang gue, Dia mulai kerja hari ini di kantor bokap gue"
"Lah, sejak kapan lo punya abang, perasaan gue gak tau deh," Andin mengernyit, memang selama ini dia tidak tahu bahwa Maura memiliki saudara.
"Lo gak pernah nanya," ucap Maura cuek sambil tetap memperhatikan ponselnya.
Bel istirahat berbunyi Andin dan Maura bergegas keluar menuju kantin guna memanjakan cacing cacing mereka yang sudah berontak sejak tadi.
Disana sudah ada kedua sabatnya yang lain, Lala dan Lili, Mereka kembar.
"Eh lo dua udah tahu, Ada guru baru cakep banget anjir," Lili berseru antusias.
"udah tahu kali, kemaren aja masuk kelas gue," kata Andin cuek, Lili mendesah kecewa, beritanya telat kali ini.
Seterusnya, mereka terus membicarakan hal penting ataupun hal absurd sekalipun, saling menertawai, melontarkan kata umpatan, yah begitulah persahabatan mereka.