The pain#12 Ada apa?

2.7K 236 14
                                    

"Din kita ke Apartement lo aja ya," Ucap Lili yang membuat Andin membulatkan matanya, ya hari ini memang pulang karena hari ini hari jum'at.

'Bagaimana kalau Veron belum pergi' ucapnya membatin. Tapi dia langsung menepisnya, mana mungkin Veron belum pergi, dia kan harus bekerja.

"Iya Din, males ah pulang." Bujuk Lala, sudah bisa dipastikan jika stok makanan si Apartemennya akan habis karena dua setan kembar gila makan ini.

"Oke." ucap Andin Singkat, Lalu Andin merasakan tepukan si bahunya, saat menoleh orang itu sudah duduk di sampingnya, mereka memang sedang berada di warung depan sekolah sekarang.

"Hallo sayang." Sapanya pada Andin yang membuatnya mendapat sorakan dari Lala dan Lili.

"Sayang..sayang, pala lu peang," ucap Andin sambil menepuk kepalanya, Dia Lano, hanya tertawa lebar menunjukkan gigi putihnya.

"Udah, jadian aja kali, udah ngidam nih gue kepingin dapet Pj." Ucap Lala sambil menaik turunkan alisnya, lalu bertos ria dengan Lili, sedangkan Lano tersenyum ceria. Andin mendengus.

Lalu tatapan mereka berempat beralih pada pria tampan sexy, bermata biru yang berjalan tergesa ke arah mereka, mereka berempat berpandangan.

Wajah pria itu kini tidak mulus lagi, dia mempunyai jambang sekarang, tampak dia sudah jarang bercukur sekarang, tapi itu malah membuatnya lebih tampan dan sexy.

"Ada apa ya pak," Ucap Lano sopan pada Austin. Andin mengepalkan tangannya benci, karena Austin sahabatnya pergi. Sedangkan Lala dan Lili jangan tanya, mereka malah tidak berkedip, 'makhluk sexy pantang dilewatkan' Itu prinsip mereka.

Tanpa di pinta Austin duduk di hadapan mereka.

"Saya mohon kasih tau dimana Maura," mereka, Lano, Lala dan Lili tersentak tidak percaya, guru paling killer di sekolah memohon!? Sedangkan Andin memutar bola matanya, sudah ia tebak.

"Ka..kami tidak tau pak." Ucap Lili yang di angguki lano dan Lala. Sedangkan Andin hanya memasang wajah datarnya. Austin terlihat putus Asa membuat Lala dan Lili iba, mereka memang tidak tahu dimana Maura, Mereka memang sesekali Videocall tapi Maura tidak pernah mengatakan di mana dia sekarang.

Lalu tatapan Auatin beralih pada Andin yang hanya diam sejak tadi, Austin tahu Andin pasti tahu dimana Maura.

Melihat tatapan Austin yang menusuk tajam padanya membuat Andin menghela napasnya, dia tidak akan pernah mengatakannya walaupun nilai nya yang menjadi taruhannya atau bahkan dia tidak lulus. Tidak masalah toh kan bisa ngambil paket C.

"Saya tidak tahu pak," Ucap Andin membuat sudut bibir Austin tertarik ke atas, Lalu mendengus sinis. Seolah tahu bahwa Andin tengah berbohong padanya, Lalu Austin berdiri matanya terus menyorot tajam ke arah Andin, Andin pun begitu, dia menatap Austin tajam dan sinis.

"Saya akan menemukan Maura, tidak peduli apapun caranya," Ucap Austin lalu berlalu dengan langkah lebarnya, Andin menghembuskan napasnya, gurunya itu tampan tapi nyeremin, Andin bergidik.

.

.

Andin melangkah ragu menuju apartemennya, sedangkan duo kembar itu berjalan dengan santai di depannya, seperti tidak ada beban.

"Eh La, ngomong ngomong abangnya Maura ganteng ya," Ucap Lili membuat Andin mengerutkan keningnya.

"Ya jelaslah, Udah ganteng, Sexy. Si Maura hoki banget dikelilingi cowok cowok Sexy." Ucap Lala membuat Andin tanpa sadar mendengus keras.

"Lo kenapa dah, muka lo kok kesel gitu," Lala dan Lili berhenti melangkah, dan menatap Andin.

"Gue, emang gue kenapa," Tanpa sadar Andin berbicara dengan nada kesal, membuat Andin dan Lili menyipitkan matanya curiga.

"Lo naksir abangnya Rara?" Tembak Lala langsung membut Andin melotot.

"Gue? Haha lo becanda," Andin mengibaskan tangannya sambil tertawa sumbang, tapi perkataan Lili selanjutnya sanggup membuatnya menggeram. "Huh, syukurlah. jadi gue bisa deketin Kak Veron, yeayy," Lili berseru bahagia.

"Lo pada jadi ke Apart gue gak sih, lelet amat," ucap Andin sambil berjalan cepat meninggalkan Lala dan Lili yang berteriak memanggilnya.

Andin jatuh terduduk saat tidak sengaja menabrak seseorang. "Sakit, Setan!" Ucapnya mengumpat orang yang menabraknya.

"Memangnya ada Setan setampan diriku?" Ucap orang itu sambil tersenyum geli. Andin mengutuk dirinya sendiri saat melihat siapa yang ia tabrak, dan Bangkit. Walaupun bokongnya sakit, sial.

"Kak Veron!" Seruan bernada riang itu mengalihkan mereka.

Lili berjalan cepat ke arah mereka, meninggalkan Lala yang malas, dia tidak mau lelah.

"Hai, kak." Sapanya ceria, Verom balas tersenyum, Lili ini tubuhnya yang paling mungil di antara teman temannya, itu membuatnya terlihat seperti anak SMP. Belum lagi wajahnya yang polos dan Chubby membuat Veron mengacak rambutnya gemas. Agak berbeda dengan Lala yang tubuhnya lebih tinggi dan wajahnya yang tirus, tapi mereka sama sama cantik.

Lili tersenyum manis saat Veron mengacak rambutnya, "Kamu kok gak gede gede sih," Ucap Veron sambil tertawa. Lala ikut terawa, tapi Andin tidak.

"Kurang Vitamin dia kak," ucap Lala sambil tertawa mengejek pada Lili, Membuat Lili melotot geram ke arahnya.

"Lo sih serakah, pas di perut mama jatah Vitamin gue lo ambil semua," Ucapnya membuat mereka tertawa.

Andin berdehem menyadarkan orang orang itu dari Euforia mereka. Veron beralih menatapnya sambil tersenyum lebar. 'ih ngapain sih senyum senyum gitu' Andin mendengus.

"Hm, kalian lapar?" Tanya Veron saat mereka telah berada di Apartement, Veron ikut masuk, tentu saja bukan Andin yang mengijinkannya.

"LAPAR." Ucap Lala dan Lili semangat Lalu Veron menuruh mereka untuk delivery apapun yang mereka inginkan, Dengan semangat keduanya ke ruang tengah mengambil telepon untuk Delivery.

Lalu tatapan Veron beralih pada Andin. Gadis itu cemberut sejak tadi, pikirnya.

"Ada apa, hm?" Ucap Veron sambil menarik tangan Andin hingga Andin menempel padanya, tangannya memeluk erat.

"Kenapa cemberut?" Ucap Veron sambil menciumi pucuk kepala Andin.

"Nothing." Ucap Andin singkat. Membuat Veron melepaskan pelukannya.

Dia menatap Andin dengan kening berkerut, "Apa aku berbuat salah?" Tanya Veron lagi, Andin menggeleng.

"Kak, Mau pesen apa!" teriakan Lala dari ruang tengah membuat mereka berjarak.

"Terserah!" Ucap Veron balas berteriak.

Lalu Veron kembali memeluk Andin lagi, lalu mengelus kepalanya, sebelum berlalu ke dapur mengambil minum, dalam hati Andin merutuk 'Dasar tidak peka!'


###

Cihaaa 😉

Kangen gak kangen gak, aduhh suami akuhh Austin muncul disini, sorry dia emg agak nyebelin, tapi kalo cuma berduaan doang dia jinak kok 😂

Apa selingkuh aja ya sama Si veron, biar di nyanyiin, there's nothing holdin' me back 😘

THE PAIN (MINE #2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang