Andin Anastasya wiratama, biasa dipanggil Andin, hari ini dia memasuki tahun Pertama Senior High School.
Dia gadis yang cantik, ceria dan yah sedikit jahil.
Dia akan bersekolah di sekolah yang sudah di incarnya dari dulu, walaupun tinggal di inggris tapi you know Andin sebenarnya berasal dari indonesia, hanya saja perusahaan ayahnya berpusat disini hingga mengharuskannya pindah ke inggris pada umurnya yang ke 10 tahun.
Terlihat Andin sedang mengintip di balik tembok pagar rumahnya, mengawasi seorang pria tampan sambil tersenyum senyum tidak jelas.
Dia Veron, pria tampan bermata hijau yang sukses membuat Andin cenat cenut.
Dia adalah pria yang ramah, jika sedang berpapasan pria itu pasti tersenyum padanya, hingga membuatnya ingin pingsan saat itu juga.
Tidak ini bukan hanya sekedar rasa kagum, tapi ia sadar bahwa ia mencintai pria itu, tentangga tampannya.
Dengan ahli Andin meloncat pagar rumahnya, dan mendarat dengan mulus di halaman pria itu.
"Sampai kapan kamu akan terus loncat loncat pagar begitu, Anak perempuan gak boleh gitu tahu," gerutu Veron melihat bocah perempuan yang selalu saja meloncat pagar dan mendarat di halaman rumahnya.
"hehe Kalau dari depan kan jauh kak, kalok loncat gini lan deket, tinggal tap.. Sampek deh," ucapnya lucu. Veron mendengus, Veron hanya khawatir pada gadis ini, dia memgingat adiknya yang tingkahnya tidak jauh berbeda dari gadis yang kini berada di hadapannya ini, hingga membuatnya berusaha menjaga gadis ini, apalagi dia dan Orang tua Andin saling mengenal.
Veron sadar walaupun gadis ini masih tahun pertama SHS tapi ia memiliki penampilan wanita dewasa, hingga berkali kali membuat Veron terpesona. Tapi berkali kali pula ia menepisnya wanita ini terlalu muda untuknya, wanita ini ia anggap seperti adiknya, itulah yang selama ini ia tanamkan dalam hatinya.
Tapi tidak dengan hari ini, hari dimana gadis itu menyatakan persaannya padanya.
"Aku cinta kakak," kalimat yang mulus terucap dari mulut wanita yang merupakan tetangganya ini.
Veron mematung, dia tidak tahu harus menjawab apa? Wanita ini masih terlalu muda, masih banyak yang harus dicapainya daripada harus menjalin hubungan dengannya.
"Sayang masih lama?" seorang wanita memeluk lengan Veron manja.
Wanita yang cantik dengam bentuk tubuh seperti model, hingga Andin merasa dirinya begitu rendah dibandingkan wanita itu.
"Ah ya Andin kenalkan ini pacar kakak, dan untuk yang kau katakan tadi maaf kakak tidak bisa," ucap Veron lalu menarik lengan wanita itu masuk ke dalam mobilnya.
Andin tidak bisa lagi menahan tangisnya, ia menangis terisak sambil menatap mobil yang melaju semakin menjauh dari pandangannya.
.
.
.
Jangan katakan jika Andin menyerah begitu saja, ia ingat perkataan sepupunya. 'cinta patut diperjuangkan'
Dan Andin telah berada di depan rumah Veron sambil membawa kue buatannya,
Pintu terbuka, dan Veron keluar dengan hanya memakai baju hitam ketat dan celana ponggol membuatnya terlihat sangat tampan.
"hay kak," Andin memperlihatkan senyum 5 jarinya.
"ah ya, silahkan masuk," Veron mempersilahkan Andi masuk membuat gadis itu dalam hati bersorak girang.
Veron lega ternyata wanita itu tidak mengungkit kejadian saat itu, sebenarnya dia tidak tega, tapi mau bagaimana lagi.
Keadaan menjadi canggung, tidak seperti biasanya, keduanya terdiam.
"Aku harap kamu melupakan kejadian saat itu, aku tahu itu karena kamu sedang pada masa emosional remaja saja," perkataan Veron membuat Andin langsung menatap tajam Veron.
"Apa? Apa kata kataku terlihat aku sedang bermain main, dan apa kakak bilang emosional remaja? Aku tidak tahu apa yang ada dalam pikiran kakak, jika kakak memang menolakku tidak perlu berkata seperti itu, karena aku akan membuat kakak menyukaiku!" Veron menatap Andin tepat dimatanya, Andin melakukan hal yang sama.
"Kau yakin kau bisa membuat aku menyukaimu?" Andin terdiam tubuhnya kaku dalam tatapan Veron.
Veron tersenyum sinis "Aku mempunyai sesuatu yang lain, yang tidak mungkin gadis kecil sepertimu dapat memenuhinya,"
"Aku bisa!" ucap Andin lantang membuat Veron mengeraskan rahangnya.
"baiklah jika itu yang kau mau,"
Dengan cepat Veron menarik pinggang Andin, dan mencium Andin dengan menggebu gebu, saat Andin kehabisan napas Veron melepaskan ciumannya, sesuatu terasa mengeras di bawah sana, inilah yang ia takutkan bila ia berdekatan dengan gadis ini, ia kehilangan kendali dan pasti akan menyakiti gadis ini.
"kau sudah tahu apa yang aku inginkan bukan, kau yakin bisa!? Kau tidak pantas untukku!" Veron menatap Andin tajam, tubuh Andin bergetar. Perkataan Veron terasa bagai petir bagi Andin.
"sayang, kamu disini ternyata," suara manja, menyadarkan mereka berdua, Andin melihat wanita itu, Wanita yang berbeda dari wanita kemarin. Wanita itu memakai selimut untuk menutupi tubuhnya, dan Andin tahu dia tidak memakai apa apa di dalamnya.
Andin tahu sekarang, apa yang diinginkan Veron, ternyata dia mencintai pria yang salah, pria brengsek yang hanya bisa mempermainkan wanita.
Wajah Andin pias, menatap wanita itu, yang kini tengah bergelanyut manja pada Veron.
"Masih ingin melanjutkannya, kurasa aku tidak keberatan," ucap Veron sambil tersenyum miring. Andin menatapnya marah.
Hingga pipinya terasa panas dan perih, Andin menamparnya.
"Brengsek! Aku membencimu!" ucapan Andin terasa menusuk dadanya, perkataan bernada kekecewaan yang membuat tubuhnya kaku, hatinya sakit, ada apa ini.
Hingga suara pintu terbanting dengan keras menyadarkannya.
Ia tersenyum miring, ini yang terbaik bukan?
####
Hey hey yulia kembali dengan verita baru, semoga suka yah, kalon banyak vote dan comment yulia lanjut, hehe

KAMU SEDANG MEMBACA
THE PAIN (MINE #2)
RomancePria yang berusaha menemukan, Dan wanita yang berusaha bersembunyi. Menghancurkan tidak sesulit membangun, dan membangun tidak semudah menghancurkan. Andin-Veron "Go away from me!" ~Andin~ "Now, I'm going to fight for you, semakin keras usahamu meny...