The pain#3 meet you

4K 340 13
                                    

Andin menerjabkan matanya, dia aneh hari ini, bagaimana bisa 5 gelas Wine membuatnya oyong seperti ini, ia berdecak, Lemah.

Dengan sempoyongan dia berjalan ke pintu keluar, beberapa tangan tangan nakal memegang bokongnya, dia membiarkan saja. Kondisinya saat ini tidak memungkinkannya untuk menerjang seseorang.

Seseorang mencekal tangannya, Andin mendasah kesal, menoba menarik tangannya dari genggaman lengan kekar itu.

Tapi orang itu malah membenturkan tubuhnya ke dinding.

"Kenapa buru buru manis, Bukankah lebih baik bersenang senang dulu," Andin mendengus jijik.

"menyingkir dariku, aku sedang tidak ingin bermain main saat ini," ucap Andin sambil menggeram. Tapi pria itu tidak mengindahkannya. Tangan Nakalnya mulai berani menyusuri lekuk tubuh Andin, Andin berontak mengerahkan segala kemampuannya, Tapi apalah daya seorang wanita, mabuk lagi. Menghadapi pria bertubuh besar.

Kepala Andin semakin pusing, wajah pria itu terlihat membayang bayang du matanya, Auh dia merutuki nasib sialnya hari ini, Dan esok pagi dia akan berakhir di ranjang hotel dengan keadaan yang mengenaskan, Sialnyaa.

Pria itu hendak menciumnya tapi sebelum itu sebuah tonjokan bersarang di wajahnya, orang itu tidak tanggung tanggung, bahkan dia baru berhenti saat Andin sudah menyerah pada rasa pusing yang menyerang kepalanya.

**

Veron berjalan mantap mengitari ruangan klub malam terbaik di jalarta, Dia memindai tempat mana yang akan membuatnya nyaman.

Dia berjalan ke sudut ruangan, Ruangan remang dengan kelap kelip lampu mengiringinya, memesan 1 gelas wiski pada bartender.

Veron memperhatikan sekitar, sesekali tubuhnya bergerak mengikuti alunan musik yang menghentak hentak hingga matanya terpaku pada wanita bergaun hitam seksi yang berjalan sempoyongan menuju pintu keluar, entah mengapa ada magnet yang menarik Veron untuk selalu memperhatikannya. Terlihat beberapa pria mencoba menyentuh bokong seksi itu. Veron menggeram dan sepertinya wanita itu tidak peduli dia terus berjalan hinga seorang pria memakai jas hitam menahan tangannya dan menghempaskan tubuhnya ke dinding. Veron bangkit mengikuti kata hatinya untuk segera menolong gadis itu.

Bugg

Veron menghantam punggung pria itu, pria itu memang besar tapi Veron tidak kalah besar dengan tubuh tegapnya, berkali kali Veron melayangkan pukulan dan lawannya kalah telak, karena pria itu sepertinya juga mabuk. Beberapa orang mulai menghentikan tariannya dan memperhatikan mereka, suara pekikan terdengar nyaring saat Veron melemparkan tubuh pria itu ke arah kerumunan.

Sedangkan wanita itu hanya terdiam masih menempel dengan dinding, rambut rambut nakal menutupi sebagian wajahnya, ingin sekali Veron menyingkirkan rambut rambut itu dengan tangannya.

"Hey, kau baik baik saja?" Veron bertanya, Wanita itu tidak menjawabnya. Tapi mulutnya berkali-kali mengumpat dengan kata kata yang membuat Veron meringis.

"Menyingkir Dariku!" Wanita itu mendorong Veron karena tidak siap, dorongan itu membuat Veron mundur selangkah.

"Dasar Lelaki otak selangkangan! seharusnya lelaki seperti itu membusuk di Neraka, Haha ya, Di Neraka." Wanita itu tiba tiba tertawa, Wanita mabuk memang agak er...mengerikan. Veron mendesah lelah. Jika bukan karena hati Nurani dia tidak akan mau berurusan dengan wanita seperti ini.

"Ayolah aku akan mengantar-" Veron tersentak saat dia melihat wajah wanita itu secara jelas saat ia telah menyingkirkan rambut yang menutupi wajah wanita itu.

"A..andin?" Veron tergagap, Wajahnya pias, Ini tidak mungkin. Matanya pasti salah, Veron menggeleng-gelengkan kepalanya berharap otaknya menjadi jernih, tapi tidak. Itu memang Andin. Veron mundur selangkah lagi.

THE PAIN (MINE #2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang