Romantis?

2.5K 197 28
                                    

Veron memutar bola matanya saat lagi lagi pria yang sudah di capnya sebagai musuh dunia akhirat itu muncul lagi di depan pagar rumahnya.

Dia Austin, Ayo kita dengarkan apa yang akan dia ucapkan.

"MAURAAA!!"

"AKU TAU KAMU DI DALAM!!

"AKU CINTA KAMU, KAMU GAK AKAN BISA LARI DARI AKU, KAMU MILIK AKUU!!" Veron menggeleng tidak percaya, lelaki itu harus di bawa ke rumah sakit jiwa.

Dan ini sudah berlangsung semenjak Maura pergi, coba ingat. Maura pergi sudah hampir seminggu lebih, Dan bayangkan bagaimana terganggunya dia dan orang tuanya. Dia sudah menyarankan pada Ayahnya untuk melaporkan pria itu ke polisi karena mengganggu ketentraman sekeluarga. Tapi ayahnya tidak tega, kadang ia merasa ayahnya tidak cocok memiliki postur tubuh segagah itu tapi memiliki hati Hello kity.

Sudah berbagai cara yang Veron lakukan untuk membuat pria itu jera.

Dari yang kekanakan, Yaitu menyogok anak anak di sekitar komplek untuk berkumpul dan menyuruhnya menyerukan nyanyian, 'orang gila, orang gila' Lalu melempari mobil mahalnya itu dengan telur.

Pria itu hanya menatap Datar, lalu 10 menit kemudian masuk ke mobilnya dan melajukannya dengan kencang.

Dan yang paling ekstrim adalah, memukuli pria itu hingga babak belur, agar tidak mengganggu keluarganya lagi, bahkan satpam komplek tidak sanggup memisahkan mereka. hanya teriakan papanya lah yang akhirnya membuat tubuh mereka berjarak, Papanya itu kalau sudah Marah lebih menyeramkan dari mafia kelas kakap sekalipun.

Dengan cuek Veron menutup jendela dan pintunya rapat, Lalu memasang heardphone ke telinganya, dia sudah bosan menghadapi orang gila itu, biar sajalah nanti juga pasti bosan.

Lebih baik ia menghubungi gadis cantiknya, Dengan cepat Veron membuka Aplikasi WA di ponselnya, Mencari Nama, My lovely Didi, dan memutuskan untuk mem-Video call gadis itu.

Veron mencoba sabar saat dengungan kelima belum di angkat-angkat.
Postif thinking, mungkin wanita itu sedang berlari dari kamar Mandi untuk mengangkat Vc darinya.

Ya, ya, pasti begitu, tapi pikiran Fositive nya tidak bertahan lama saat sampai dengungan ke sepuluh dan kemudian sambungan itu mati dengan sendirinya.

Dengan kening berkerut dia mencoba lagi dan lagi, tapi tidak di angkat juga!

Dengan kesal dia melempar ponselnya ke sofa menekuk wajahnya.

"Apa dia pergi dengan bocah itu?" Tanya Veron menerka nerka pada dirinya sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Apa dia pergi dengan bocah itu?" Tanya Veron menerka nerka pada dirinya sendiri. Dan ia semakin kesal saja jika memikirkan kemungkinan itu, ingin pergi menemui Andin, tapi ia malas melihat si Setan itu di depan. Ishh.

.

.

.

"Mau kemana?" Pertanyaan mendadak itu membuat Andin terpekik kaget, dia mendengus saat melihat Veron tiba tiba sudah berada di depan Apartemennnya.

"Ada urusan," Ucap Andin Cuek. Veron menatapnya dengan mata menyipit, Lalu tatapannya turun dan langsung melotot saat menyadari Andin memakai rok mini.

"Apa apaan itu?!" Pekik Veron marah, sambil menunjuk rok Andin. Andin menatap rok nya, Tidak ada masalah, ini kan rok rok ala girlband korea, Keren.

"Apa apaan, Apanya?" Andin mengernyit sambil memegang tasnya.

"Rok mu itu, Sana masuk, ganti!" Gemas Veron.

"Nggak!" Ucap Andin sinis, Veron memicingkan matanya, begitu Juga Andin.

Veron menghela napasnya, dia menatap Andin serius. "Rok mu itu terlalu pendek sayang," Mata Andin menerjab saat Veron memanggilnya sayang, sesuatu di perutnya tergelitik.

"Kau mau menggantinya sendiri, atau aku yang menggantikannya untukmu." kini suara Veron terdengar mengancam

Namun, bukan Andin namanya jika ia takut pada ancaman yang terdengar bodoh itu.

"Oh ya?" Andin memiringkan kepalanya, menatap Veron dengan pandangan menantang, membuat Veron menjadi panas melihatnya.

"Maka lakukanlah," Ucap Andin tersenyum miring, dia yakin jika Veron tidak benar benar sungguh sungguh pada ucapannya.

"Kau menantangku?" Ucap Veron mengernyit. Belum sampai Andin menjawab tubuh Veron sudah menempel padanya, tangannya berada di pinggang Andin membuat Andin terkesiap seketika.

"Jangankan hanya menggantikan rok mu, aku bahkan bisa menggantikan seluruh pakaianmu, Ahh. Mungkin kita berdiam di Apartement saja malam ini, aku yakin kau akan lebih nyaman, jika tanpa pakaian sedikitpun," Bisik Veron sensual sambil mengusap punggung Andin pelan.
.

.

.

Mata Andin sesekali melirik pria di hadapannya, yang makan dengan santainya tanpa beban.

Mereka kini berada di salah satu restoran dekat Apartement mereka. Ya Mereka, bukankah Veron juga memiliki satu unit Apartement di situ.

Dan yang perlu di ketahui Andin sekarang terlihat mengenakan celana jeans bewarna biru pudar dengan kaos putih yang di tengahnya bergambar mickey, sangat tidak cocok dengan tema restoran yang berkelas ini.

Veron pun tampak santai, dia hanya mengenakan kaos dengan jaket dan celana jeans, Dan kaosnya juga bewarna putih, yah siapa lagi yang memilihkannya selain pria gila dihadapannya ini, Katanya biar terlihat seperti pasangan Romantis, huh, Romantis apanya.

Lalu pandangan mereka, ah atau pandangan seluruh pengunjung restoran beralih pada seorang pria tampan yang tengah berlutut sambil mengeluarkan kotak berisi cincin indah, Dalam hati para pengunjung mungkin seperti, 'ahh, pria setampan itu sudah sold out,' Kecewa.

Bahkan Andin tidak dapat melepaskan pandangannya, Veron menghentikan gerakannya yang hendak memasukkan sepotong daging kemulutnya, saat menyadari Andin terpaku pada sesuatu.

Yahh, sesuatu yang membuat Veron mengerutkan keningnya tidak suka. Apa apaan itu, Alay sekali pakai acara acara seperti itu, kebanyakan menonton FTV atau bagaimana.

"Makan. Nanti makanan mu dingin, tidak enak lagi," Ucap Veron ketus. Membuat perhatian Andin kembali padanya, Andin kembali memakan makanannya, tapi sesekali matanya melirik pada pasangan yang mencuri perhatian para pengunjung tadi. Veron mendesah kesal.

"Sebenarnya apa yang Kau lihat?" Ucap Veron sinis.

"Pria itu tampan sekali, dan romantis," Ucap Andin tanpa menyadari tatapan masam pria itu.

Veron mendengus, Pria itu tampan? Dia merasa lebih tampan dari pria itu, Romantis? Ayolah, mereka belum melihat saja betapa Romantisnya seorang Veron, Apa itu, melamar seperti itu, tidak ada romantisnya. Hanya iku ikutan film.

"Ayo kita pulang." Putus Veron sambil menyedot habis minuman dingin itu agar dapat mendinginkan otaknya.

"Kenapa, Makanannya saja belum habis," Ucap Andin cemberut sambil menatap hidangan lezat di hadapannya.

"Itu sudah tidak enak lagi, Ayo kita ke tempat yang makanannya lebih enak," Ucapnya sambil menggandeng Andin setelah membayar bill nya.

"Bukankah itu pemborosan?" Andin masih tidak rela keluar dari restoran romantis dan para pengunjung yang romantis itu.

"Sesekali boros tidak masalah, jika aku bangkrut aku bisa menumpang padamu," Ucap Veron sambil tersenyum geli, Membuat Andin memutar bola matanya.

####

Sorry, persiapan masa depan nih, jadi ya gitu update nya ya gitu 😪

Sebenarnya udh lama nih selesai part ini, cuma ntah knp sebagian kek ilang gitu, yaudah deh udh gak mood gitu, dan thank you yang udh capek capek follow aku, kalian super sekali.

Love youu

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 01, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

THE PAIN (MINE #2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang