part 17

22.3K 1.2K 50
                                    

Author pov

"Ya allah ali.. kamu kenapa nak?" Tanya resi cemas melihat putranya babak belur.

Terdapat darah disudut bibir ali, luka membiru dipipi kanan ali pun ikut mewarnai wajah lebamnya. Ditambah lagi dengan luka tonjokan yang masih sangat terasa dibagian perutnya.

Luka dibuku buku tangan ali pun belum sempat mengering, sekarang sudah ditemani banyak luka hasil karya aldo.

"Gapapa kok mah.. tadi ali kan mau kewarung beli makan, ehh malah kecopetan. Tapi sekarang dompetnya udah balik ko mah." Ucap ali bohong dengan senyum getirnya.

"Harusnya, kamu biarin aja dompet kamu diambil. Nanti tinggal langsung diblokir aja semua kartu kamu. Kalo gini kan bahaya juga li, untung kamu masih selamat. Gimana kalo engga coba. Jadiin semua ini pelajaran buat kamu kedepannya." Nasebat resi membuat hati ali bergetar, rasa bersalah ali tumbuh karna telah membohongi ibunya sendiri.

'Maafin ali mah, karna udah bohong sama mamah yang jelas jelas peduli dan sayang sama keadaan ali.'

Ali hanya bisa tersenyum mengingat dalang dari semua ukiran perih diwajahnya ini.

Flashback

"Maa.. aff sampai kapanpun gue gak bakal nyerahin prilly buat siapapun.. gue gak mau ngulang kesalahan untuk kedua kalinya aww" ucap ali bergetar.

"Udah begini, lo masih bisa ngomong gitu..!"

Brugg!

Pukulan itu sampai membuat tubuh ali tersungkur kebawah. Dengan api amarah aldo kembali menarik ali untuk berdiri menghadapnya dan mencengram lengan ali dengan kencang.

"Bangun pengecut!"

"Belum cukup puas lo hajar gue? Gimana kalau begini?" Ucap ali tiba tiba.

Kini ali tak tinggal diam. Dengan cekatan ali kini membalikan posisinya dengan aldo, walau tak bisa dipungkiri rasa sakit itu masih sangat terasa ditubuhnya. Tapi yang jelas, ali tak ingin mati sia sia oleh aldo. Karna ia harus memperbaik semuanya yang memang harus diperjuangkan.

Ali membalikan tangan aldo kebelakang dan menindih dada belakang aldo dengan tangan kirinya.

"Maaf tuan aldo, saya gak mau mati konyol ditangan anda. Saya rasa cukup pelajaran yang anda berikan, karna urusan saya dengan prilly istri saya, bukan dengan anda. Kalau pun saya harus mati, saya ingin mati ditangan prilly, karna saya yang salah telah membuatnya seperti ini." Ucap ali pelan tapi penuh dengan penekanan.

Ali langsung melepaskan tanganya yang mengunci tubuh aldo, hingga aldo kini telah terlepas dari genggamannya.
Ali tak ingin melukai aldo karna ia sadar bahwa aldo tak bersalah,ia pastas mendapatkan semua ini.

"Lo kira dengan begini lo udah menang? Heh.. lihat saja nanti.. karna gue yakin, prilly gak akan mau lagi sama orang kaya lo. Seorang pecundang pantesnya dapet sampah!" ucap aldo sembari tersenyum meremehkan ali.

Apa kalian fikir ali akan membalasnya? Atau hanya sekedar memberikan 1 tonjokan atas ucapan lancang aldo?

Tapi semua itu tak berlaku bagi ali. Baginya tak semua ucapan harus dibalas dengan ucapan. Cukup diam dan buktikan.
Apa bedanya ia dengan aldo jika ia ikut membalas celotehan tak penting milik aldo? Itu hanya dapat membuang waktunya.

Walaupun ali ragu apa kah prilly mau memaafkannya, tapi hatinya kayin bahwa semua akan kembali bahagia jauh melebihi semula. Apalah benar itu akan terjadi? Entahlah..

Ali pergi begitu saja meninggalkan aldo yang masih diam seribu bahasa, karna ucapannya tak sedikitpun dibalas oleh ali. 'Apa omongan gue kirang pedes kali yaa?'

Captain? ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang