Merindukanku? Haha~
Krik krik
Aku minta maaf karna telat ngelanjutin ceritanya. Jujur aja kemarin aku berniat buat tidak melanjutkan MBB.
Kenapa?
1. Aku gak tau kelanjutannya apa. Lol.
2. Vote nya kurang banyak hiks hiks padahal yang ngebaca lumayan banyak.
3. Banyak tugas disekolah. Ya walaupun gak siap wkwk.Kayanya alasannya hanya 3.
Dan kenapa author gajelas ini kembali melanjutkan MBB, itu karena salah satu teman sekolah ku yang juga ngebaca MBB ini, merengek2 minta dilanjutin. Pokoknya asal liat aku, pasti langsung ngomong"Lin, lanjutin lah MBB nya."
Kasihan tau dianya. Merengek2 gitu wkwkwk.
Nih ya @nindiyanaginting aku mengabulkan permohonan mu xixi
Udah ah banyak bacot, baca langsung ceritanyaa eakkkk. #alay
---
Gadis berambut coklat itu mengerjapkan matanya. Hal pertama yang dilihat olehnya adalah langit langit kamar yang didesain mewah. Gadis itu mengedarkan pandangannya keseluruh ruangan. Pikirannya kosong masih belum mencerna apa yang terjadi.
Hingga saat tangannya terasa sakit baru lah gadis itu mengingat apa yang sebelumnya terjadi. Sebuah jarum infus yang menancap di punggung tangan kirinya.
"Astaga... Sayang! Kamu sudah sadar? Ya tuhan terimakasih. PAPA!! KEY SUDAH SADAR!"
Keylyn mendengus geli mendengar teriakan Mommy-nya. Mommy-nya itu selalu saja berlebihan. Tidak harus berteriak, Daddy-nya pun pasti mendengar suara Mamanya yang memang tercipta untuk memiliki suara toa.
Pintu ruangan mewah itu terbuka dengan sangat lebaynya. Wajah pria yang tadi diteriakan Mommy-nya lah yang muncul dibalik pintu.
"Syukurlah. Sebentar Dad mau manggil Dokter Dix dulu ya." Ujar Dolan yang dijawab anggukan kedua perempuan yang sangat dicintainya itu.
Tak lama, Dolan kembali datang tetapi tidak sendiri. Pria tua berpakaian putih itu berjaln dibelakang Dolan dengan senyum hangat yang menghiasi bibirnya. Dokter bernama Dix itu berjalan kesisi ranjang Keylyn. Mengeluarkan alat yang biasa dibawa oleh seorang dokter. Stetoskop.
"Bagaimana perasaanmu, Key?" Tanya Dokter Dix sambil menempelkan alat yang dibawanya kesekitar dada Keylyn.
"Uhm.. Entahlah. Mungkin sedikit pusing,"
"Itu wajar. Kamu pingsan kurang lebih 7 jam. Apa ada lagi yang kamu rasakan selain pusing?"
"Tidak."
Dokter Dix mengangguk, lalu memasukkan stetoskop kembali kedalam tasnya. Dokter Dix beralih pada Tema dan Dolan, "Tuan, Nyonya, saya sudah mengambil sampel darah Key. Hasilnya belum keluar. Mungkin besok asisten saya akan mengantarnya kesini dan menjelaskan hasil lab-nya."
Rena mengangguk, "Apa Key baik-baik saja, Dok?"
"Dari detak jantungnya, sepertinya kali ini tidak terlalu buruk. Saya akan memberi vitamin untuk dikonsumsi Key. Nyonya, saya ingin mengingatkan, jantung Key kembali lemah. Saya tidak tahu sampai kapan jantung itu berfungsi, tapi saya anjurkan untuk segera mencari donor jantung. Keylyn sepertinya belakangan ini terlalu banyak melakukan aktifitas berat sehingga jantungnya kembali tidak teratur dalam memompa darah."
"Do-donor jantung?" Rena berdiri kaku menatap kosong kearah Keylyn yang sepertinya tidak mendengar semua percakapan Dokter Dix karena jarak antara Key dan tempat Dokter Dix berbicara cukup jauh. Ditambah lagi sepertinya Key sedang melamun.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bad Boy
Teen FictionAku memberikan ini padamu, jika tak ingin, maka kembalikan. Jangan hancurkan. -Hati- Devano adalah seorang bad boy. Walaupun begitu, Devano adalah makhluk terdingin dan terdatar yang pernah ada. Bahkan, semua siswa disekolah nya tidak berani menatap...