Hanya dengan tatapan mata kita bersua tanpa suara. Sempat memang kamu memanggil namaku, namun aku hanya menoleh tanpa selukis senyum. Pecah satu, pecah seluruh, hatiku menguap pada ketiadaan harap dan memori yang terulang. Hanya aku yang sakit, kamu tentu baik-baik saja.
Sampai hari itu, kita adalah abnormal.
Bekasi, 19 Mei 2017
—Di bawah langit kamar
KAMU SEDANG MEMBACA
Luna Poetica
PoesíaBarisan Rasa hadir untuk menceritakan kepadamu bahwa hidup tak semulus porselen antik yang indah berkilau. Terkadang kita perlu mengkritik, kadang perlu berbahagia, kadang pula perlu bersedih. Selamat menikmati remah-remah kata disini! Coba saja dah...