[16] Reveal?

3.3K 124 9
                                    

"Lo udah sadar?!!Nindaaa!!?" tanyaku dengan nada cemas pada Ninda yang terbaring lemah di atas ranjang rumah sakit.

"gg..g...guee di mana?" Tanya Ninda dengan suara serak khasnya. Dia mulai menggerakan badanya yang sudah kuperkirakan akan terasa sangat sakit itu.

"lo dirumah sakit, kepala lo luka gara gara kena beling"

"Auchh" erang Ninda saat ia menyentuh kepalanya perlahan.

"lo ga usah banyak gerak dulu"

"gue kenapa?"tanya Ninda dengan nada lemas.

"lo abis berantem"Jawabku cepat "lo kenapa berantem sih, gue panik tau"lanjutku sembari memukul pelan bahu Ninda

"Panjang ceritanya" Ninda meneguk segelas air yang kutawarkan dengan cepat.

"Hah? Gue cuma ninggalin lo 10 menit Nin, bisa panjang gimana sih?"Pertanyaan demi pertanyaan ku lontarkan tanpa henti. Namun, Ninda seperti menolak untuk menceritakannya.

...

"Caramel Machiato, satu" Ucap Vio pada seorang pelayan cafe bertuliskan De impera pada plang depan tokonya.

"Ada lagi?"

"ah.. No thanks"

Vio duduk di sebuah bangku dekat jendela, spot kesukaanya. Ia mengeluarkan ponselnya dan mengetikan sesuatu di sana

To: Ninda

BURUAN!!!GUE UDAH DI CAFE..

Vio meletakan ponselnya di meja, sambil tersenyum kecut. Sedari tadi ia menunggu kedatangan sahabatnya yang tak kunjung datang.

"klo gini gue keburu lumutan"maki Vio berbisik, tak ingin membuat orang lain memandangnya aneh.

"Gue kayak jones sumpah, Ninda emng bikin bete deh.. Ya kali gue sendirian doang"lagi lagi kebiasaan mengumpatnya keluar

Tak lama ia melihat ponselnya bergetar, tanpa melihat itu nomor siapa, ia langsung mengangkatnya.

"Ninnn, Klo lo ga dteng jg dalam 5 menit gue bunuh lo!!"Ucap Vio mengintimidasi.

Terdengar suara hembusan nafas di ujung sana.

"gue udah nunggu sejam.. Pokoknya gue ga mau tau, lo harus traktir gue kali ini"Vio merasa puas mengoceh. Namun masih tak ada jawaban di seberang sana.

Srekkk

Seorang pria bertopi duduk tepat di depannya. Vio mengarahkan matanya ke arah pria itu sambil memegang ponselnya.

"lo tetep ga berubah ya"ucap pria itu dengan senyuman kecilnya

"Tetep kasar" lanjutnya. Terdengar suara kekehan kecil dari pria itu.

Satu kata, yang membuat Vio membeku.

Pria itu membuka topinya, membiarkan wajah tampannya terlihat jelas oleh Vio.

Vio dengan gemetar melihat nama yang terpampang di layar ponselnya

ARDA Incoming call

Ponsel yang ia pegang sekarang sudah terhempas ke bawah dengan kecang. Bahkan tanganya terlalu lemah untuk mengenggamnya.

"long time no see"Arda membuka pembicaraan dengan nada suara yang bergetar.

Vio yang duduk di depannya masih terdiam membeku.

"gue seneng bisa ngeliat lo lagi" mereka berdua bertatapan cukup lama, Vio yang masih Shook dan Arda yang masih kebingungan.

Satu

Stuck With Pervert BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang