"Vi, dengerin gue dulu, gue bisa jelasin"Teriak Arda mengejar Vio keluar kamarnya. Arda berlari mencari keberadaan Vio kesekeliling apartemen namun Nihil, Vio sepertinya sudah pergi.
Arda berjalan gusar mengacak rambutnya kembali ke kamarnya menemui gadis itu, gadis yang membuat Vio salah paham.
"Bel, gue anterin lo pulang" Arda menghampiri Bella yang masih menangis tersedu disudut kamar.
🙃🙃🙃
Arda mengendarai mobilnya dengan perasaan cemas dan khawatir. Mengelilingi setiap sudut kota yang cukup besar demi mencari orang yang harusnya menjadi tanggung jawabnya.
Ckitttt, ini sudah ke 5 kalinya Arda hampir menabrak seseorang dijalan. Arda hanya menggeram tak karuan. Berkali kali Arda menelpon Vio namun tak pernah diangkat.
To: Vio
Vi, lo dimana? Tolong angkat telpon gue. Gue bisa jelasin semuanya, ini gak seperti yang lo kira.Arda menunggu respon Vio namun, yah sepertinya percuma saja.
Ia mengetuk ngetuk jarinya pada stir mobilnya sambil terus mengendarai mobilnya menuju apartemen, mungkin saja dia sudah pulang.Arda menaiki lift menuju apartemen, namun tak menemukan keberadaan Vio dimanapun. Ia mengacak rambutnya, kalut dengan perasaan cemas tentang keberadaan gadis itu.
Amarah bercampur rasa cemas mencemari otak Arda seolah olah Otaknya berkata "sudah tenangkan dirimu, nanti dia akan pulang sendiri, ia mungkin butuh waktu sendiri"
Namun hatinya menolak hatinya seolah berkata "Cari dia, dia tanggung jawabmu"Arda merasakan dilema, namun ia lebih memilih kata otaknya daripada kata hatinya.
Merasa putus asa Arda mengendarai mobilnya menuju sebuah Club malam, ia ingin menenangkan dirinya untuk malam ini saja.
🍷🍷🍷
"Jean, anterin gue ke Club" Pernyataan Vio yang membuat Jean terperangah.
"lo kesambet apa? Biasanya juga gue ajakin ke Club lo ga mau, lo emang ada masalah sama pacar lo si Arda?" Tanya Jean sambil masih berkutat dengan televisi yang ia tonton.
"Pacar apaan? Gue ga punya pacar. Arda bukan pacar gue, dan ga akan pernah. Ogah gue punya pacar sebrengsek dia" Vio meluapkan segala emosinya yang telah memuncak. "Dan lo Jean ga usah banyak tanya, cepet anterin gue"
"Yaudah, lo ganti baju sana" Ucap Jean menunjuk kearah ruang wardrobe yang ada di samping kamarnya.
"Baju? Lo ada baju cewe?" tanya Vio keheranan.
"Ada, udah jangan banyak tanya. Pake dress yang ada di dalem" jawab Jean berjalan memasuki kamarnya.
Vio memasuki ruang wardrobe milik Jean dan asalkan kalian tau, ini seperti toko baju serba ada. Baju formal, semi formal, bahkan casual berjejer di lemari yang cukup banyak ini. Bahkan terdapat satu lemari yang menampung baju cewe? Dari mana dia mendapat baju cewe dan untuk apa?
Vio mengambil salah satu dress hitam pendek tanpa lengan, lalu memakainya. Ia memoles mukanya dengan bedak tipis dengan sedikit lipbalm pink. Vio melihat penampilannya di cermin, ia berpikir apa ini tidak terlalu seksi? Viopun mengambil blazer putih di lemari dan menutupi tubuh atasnya. Perfect :)
Diperjalanan, tak ada yang memulai percakapan bahkan Jean dari tadi bungkam, Vio merasakan hawa panas dari arah Jean.
"Jean, lo kenapa sih dari tadi diem Mulu? Ngomong kek" Vio mengguncang tubuh Jean dari samping.
Namun, tak ada respon dari Jean. Terlihat Jean memendam sesuatu, tapi apa?Sesampainya mereka di Club Jean tak henti hentinya menggandeng tangan Vio, membawanya kemanapun ia pergi.
Jeanpun kini membawa Vio kearah bartender, ia memesan minuman, Vio baru saja menghabiskan 1 gelas namun Jean sudah 3 gelas. Kenapa anak ini? Batin Vio.
"Jean, stop udah lo jangan banyak banyak minum, lo kan nyetir" Vio mengambil gelas ke 5 Jean dan meminumnya.
"Kenapa lo peduli sama gue, dia aja ga pernah peduli sama gue"Ucap Jean sepertinya dalam keadaan setengah mabuk.
"Asalkan lo tau, gue putusin dia demi lo dan sekarang lo malah pacaran sama cowo BRENGSEK itu, rasa sayang gue lebih dari sahabat, lo ga pernah nyadar. Tapi gue seneng lo berdua lagi berantem jadi gue ada waktu sama lo" lanjut Jean sambil menarik dagu Vio menghadap kerahnya, tak lama Jean mencium paksa bibir Vio, Vio mencoba melepaskannya.
"Jean, ini ga bener. Tolong lepasin gue" Pinta Vio mencoba melepaskan pangutan Jean, namun kekuatan tubuh Jean jauh lebih besar, Jean menggendong Vio menuju lorong belakang,tempat yang sepi.
Jean membuka Blazer yang dipakai Vio, wajah Jean tampak menyeringai. Berkali-kali Vio mendorong tubuh Jean "Jean jangan lakuin ini, gue mohon lo sahabat gue, gue ga mau persahabatan kita berakhir gini Jean lo lagi mabuk jangan kebawa emosi Je" Pinta Vio berkali kali namun Jean tak mengindahkannya, ia semakin bersemangat mengecup leher jenjang Vio, membuat Vio bergetar hebat.
Saat Jean ingin membuka Dress yang dikenakan Vio, tiba tiba seseorang menarik tubuh Jean dengan kasarnya, menghantam tubuh Jean, "BRENGSEK" Ucap orang itu, dan Vio sangat mengenali suara orang itu, itu Arda. Berkali kali Arda melayangkan tinjuan kemuka Jean.
Vio menutup telinganya dan matanya tak kuasa melihat perkelahian yang ada didepannya. Bagaimana tidak dua orang yang berarti baginya sekarang ada didepan matanya dan mereka saling menghantamkan emosi yang memuncak.
"Dasar BRENGSEK sekali lagi lo gangguin cewe gue, ga bakal hidup lo di dunia ini" Ucap Arda membopong tubuh Vio yang sudah lemah dihadapannya sekarang.
Arda membawa Vio masuk kedalam mobilnya, Vio yang nampak lemah di sampingnya, membuat Arda merasa tambah bersalah.
"Vi maafin gue ini semua salah gue, gue ga bisa jagain lo. Gue emang pantes disebut brengsek""Enggak Arda, harusnya gue dengerin omongan lo untuk jangan pernah ke Club malam gue tau lo mau lindungi gue dari Jean kan? Makanya lo bilang gue pacar lo ke Jean" Ucap Vio penuh penyesalan. "Dan gue bodoh ga mau dengerin penjelasan lo tadi, gue udah kepancing emosi" Lanjut Vio dengan nada suara yang merendah.
"Gue akan jelasin, tapi ga sekarang"
🌾🌾🌾
"Have a Nice dream my childish"Arda mengecup puncak kepala Vio yang telah terlelap. Arda mematikan lampunya dan beranjak ke kamarnya.
Arda merebahkan badannya yang sudah sangat kelelahan diranjangnya, namun mata belum bisa terpejam ia masih memikirkan bagaimana bisa ia seharian ini sangat mencemaskan gadis yang bahkan tidak ia cintai. Ia membuka handphonenya menatap foto adik kecilnya, Bella.
......
Oke mungkin di Chapter ini udah mulai ada konflik.
Thanks yang udah mau baca sampe sekarang.Full 1000 kata!!
Don't forget to Vomment guys
KAMU SEDANG MEMBACA
Stuck With Pervert Boy
Ficção AdolescenteMungkin buat sebagian orang, tinggal seatap dengan seorang cowo itu menyenangkan, Namun sebagian lainnya menganggap hal itu ga wajar. Tapi gimana kalo yang tinggal seatap sama lo, cowo yang mesumnya taraf dewa? Kebayang ga gimana nasib gue? -Vionnit...