[22] Married with him ⚠️

1.1K 26 30
                                    

Mature content‼️

20 Februari 2020

Vio perlahan menuruni tangga, dengan perasaan campur aduk ia memaksakan diri untuk tersenyum ke-arah sekelompok orang yang tengah memandangnya di ruang tamu.

Vio benar-benar gugup melihat banyak pasang mata yang kini tengah menilai penampilannya.

Arda dan keluarganya menatap Vio lekat, mengagumi kecantikannya.

Arda tampak terpana oleh penampilan Vio hari ini, ia tampak sanggat anggun memakai pakaian tradisional.

Vio berjalan perlahan, tak ada satupun celah diwajahnya, sampai matanya bertemu dengan mata kecoklatan milik Arda.

Vio ingin mengumpat saat Arda mengedipkan sebelah matanya, disusul dengan senyum mesumnya. Merasa terganggu Vio kemudian mengalihkan pandangan, lalu segera duduk disebelah orang tuanya.

Seluruh keluarga Arda dan keluarga Vio berkumpul, mereka membawa banyak sekali bingkisan serta beberapa hadiah.

Nampak Ayah, ibu, kerabat dan sanak-saudara Arda hadir. Namun Vio tidak melihat kehadiran Bella disana.

"Vio cantik banget ya bang?" Senggol mama Arsy, kepada Arda yang masih belum bisa memalingkan pandangannya dari Vio.

Masih belum memalingkan pandangannya "iya mah, kan calon istri Arda" jawab Arda cengengesan.

Arda dan Vio saling bertatapan, terdapat sedikit raut ragu diwajah Vio, Arda dapat melihat itu. Namun pertunangan ini harus tetap di laksanakan.

......

Setelah acara pertunangan itu seluruh anggota keluarga makan bersama dirumah Vio, mereka semua akan menghabiskan hari dirumah Vio sampai malam hari, salah satu cara untuk mengakrabkan kedua belah pihak.

"Dah tunangan ajaa lo ta"

Vio menoleh ke kanannya dan mendapati sepupu tersayangnya yang menatapnya dengan wajah sedih. Roy memang kerap memanggil Vio dengan nama belakangnya yakni Renatta.

"OMG Roy bule, baru nyampe?" Ucap Vio memeluk erat tubuh Roy.

"Tega lo ngeduluin gue ya" ucap Roy dengan nada memelasnya.

"Hahahaha, makanya cari cewe buruan" Ejek Vio pada Roy, Arda pun tiba-tiba mendatangi kedua insan yang sedang bercengkrama itu.

"Ahh.. Arda, ini Roy yang dulu, masi inget?" Arda menganggukkan kepalanya sambil tersenyum tipis pada Roy.

"Arda, hati-hati sama Vio, dia kalo marah bisa nyakar" mendengar ucapan Roy membuat Arda tertawa mengingat ia sudah terbiasa dengan ocehan Vio.

"Arda udah biasa gue marahin, tapi dia ga cengeng kaya lo" ejek Vio pada Roy sontak membuat beberapa orang yang mendengar tertawa terbahak bahak.

"Tenang Roy, Vio jinak kalo sama gue" Ucap Arda santak yang membuat Vio memukul mukul dada Arda pelan.

"Udahh ga usah uwu-uwu di depan gue, gue uwuphobia" Roy langsung pergi meninggalkan kedua pasangan itu. Vio dan Arda tertawa ringan melihat kepergian Roy.

"Cantik..." Ucap Arda tiba-tiba yang sontak membuat Vio diam tak berkutik.
"Siapa?" tanya Vio agak canggung.

"Siapa Lagi?"

"Aku?"

"Pikirin Aja sendiri"

Tiba-tiba suasananya menjadi canggung, tak ada yang memulai percakapan diantara mereka.

"Vio ke taman belakang yuk" Ajak Arda sambil memecah kecanggungan antara mereka.

Vio hanya mengangguk dan berjalan beriringan dengan Arda, mereka berdua duduk di ayunan yang menghadap ke kolam ikan.

Stuck With Pervert BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang