[9] Gone

9.9K 294 6
                                    

Semenjak kejadian dua hari lalu sifat Arda tiba tiba berubah drastis, dari Arda yang banyak omong menjadi Arda yang dingin..

"Sampai kapan lo mau cuekin gue?" Vio duduk disebelah Arda yang sedang menonton TV dengan ogah ogahan.

"Gue udah maafin lo kok soal kejadian 2 hari lalu, gue tau lo lagi mabuk" Lanjut Vio menggenggam kedua telapak tangan Arda namun ditepis Arda. Arda hanya mengganguk kecil tidak menatap keberadaan Vio.

Tak lama Arda malah berjalan pergi meninggalkan Vio sendiri Diruang tamu. Arda hanya menatap Vio tajam sebelum pergi entah apa maksudnya Vio tak tahu.

Kedinginan Arda padanya membuat Vio kesepian, dulu ia yang tak menyukai tingkah Arda,sekarang malah merindukannya.

Vio berusaha bicara pada Arda apa yang membuatnya begini, namun Arda bilang ia tak apa apa. Kali ini Vio harus lebih tegas.
Vio berjalan ke kamar Arda, saat sampai didepan kamar Arda Vio mengetuk perlahan pintu itu, tak ada jawaban.

"Arda, gue mau masuk bukain pintunya"Teriak Vio sambil menggedor pintu Arda. Dan Cklek pintu-pintu terbuka menampakan Arda yang masih dengan wajah datarnya

"Ar, gue pengen ngomong sama lo" Ucap Vio dengan tegas.

"Masuk" Ucap Arda dingin. Vio pun memasuki kamar Arda. Arda membiarkan Vio masuk sambil menutup pintu kamarnya tak lupa menguncinya.

Saat memasuki kamar Arda Vio bingung melihat baju baju Arda yang sudah tersusun rapi didalam koper.
"Ar, apa maksudnya ini?" tanya Vio

"Besok gue pindah" Ucap Arda dengan tegas.

"Apa? Kenapa?" Tanya Vio dengan tampang bingungnya.

"Bukannya ini yang lo pengen?" Tanya Arda sambil memberikan sedikit seringaian licik diwajahnya.

"Gue? Ar maksud lo apa sih?" Vio yang sedari tadi duduk seketika berdiri.

"Bukannya emang dari awal lo ga sudi tinggal seatap sama gue? Dan sekarang lo seneng kan gue mau pindah, lo bisa bebas keliaran sama cowo brengsek lo Jean" Arda menatap manik mata Vio yang tengah membendung air yang sebentar lagi akan membasahi pipinya. "Jangan buang air mata lo buat cowo brengsek kaya gue, gue ga usah ditangisin toh lo juga bakal seneng ga ada gue"

"Fine, lo boleh pergi gue ga ada hak untuk ngelarang lo" Ucap Vio dengan tatapan kosong. Arda menatapnya lekat, memperhatikan raut wajah Vio yang tak bisa diartikan. Arda hanya mengelus kecil rambutnya,saat melihat Vio keluar kamar dan berlari ke kamarnya.

Vio tak henti hentinya berlari menuju kamarnya, saat sampai di kamarnya Vio menutup pintunya kencang, seketika tubuhnya ambruk, kakinya lemas air mata yang sedari tadi ia tahan meluncur keluar dengan derasnya.

"Ngapain gue nangis sih? Tenang Vio lo ga ada hubungan apa apa sama Arda, ga pantes lo nangisin dia" Vio berkata pada dirinya sendiri.
.....

"gue hanya ga pengen ngerusak lo"Ucap Arda menatap pintu kayu bertuliskan nama Vio disana. Lalu menggeret kopernya pergi meninggalkan apartemen itu

....

Hari hari dilewati Vio seperti biasanya, tanpa kehadiran Arda.

Terhitung dua minggu sudah Arda meninggalkan apartemennya. Saat itu Vio sadar bahwa, ia tak punya hak apapun terhadap Arda, Vio memutuskan untuk melepas Arda.

Walaupun Vio satu kampus dengan Arda, Vio sangat jarang melihat keberadaan Arda.

"Kak Vio, perpus yuk" Ajak seorang cewe disebelah Vio, dia bernama Bella Vio baru mengenal Bella 3 hari yang lalu, dia salah satu murid berprestasi di universitasnya lamanya. Namun, ia pindah kesini katanya karena ia sekarang hidup dengan abangnya.

Stuck With Pervert BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang