T/W Sexual Abuse ⚠️
Part ini akan mengandung konten sensitif, diharapkan yang memiliki trauma atau tidak nyaman dengan konten tersebut untuk tidak membaca part ini. Terimakasih!
............
Kita tidak pernah akan tahu sebuah hubungan akan berakhir seperti apa. Entah baik atau buruk, pada akhirnya kita harus menerima dengan lapangan dada.
Rasa sakit, kecewa, dan putus asa terkadang menghampiri, kekacauan hubungan dimulai dari hal sederhana. Tidak dapat menerima komitmen, tidak menghargai pasangan, dan yang paling buruk membohongi pasangan. Kepercayaan itu akan memudar sekali kebohongan itu terungkap.
Tak ada yang lebih baik dari komunikasi, semuanya akan baik-baik saja jika komunikasi antar keduanya terjalin. Tidak ada yang ditutup-tutupi dan bebas dari kebohongan, sekalipun kebohongan putih.
Dengan begitu kita dapat menghargai pasangan kita jauh lebih baik.
...........
"Gue bakal cepet" Ucap Vio saat duduk di bangku bar sebelah mantan pacarnya dulu.
Mac kaget dengan kehadiran Vio secara tiba-tiba, sontak matanya mencari keberadaan Celine. Celine seolah mengisyaratkan untuk berbicara dengan Vio. Perempuan dambaannya masih belum memalingkan wajahnya ke Mac.
Mac langsung meneguk minumannya, ia tahu ada yang aneh sejak kedua perempuan ini bertemu di pemandian itu. "Celine cerita apa?" Tanya Mac seketika.
"Semuanya, gue ga mau salah sangka. Gue mau denger dari mulut lo sendiri" Ucap Vio dengan pandangan lurus ke depan, ia benar-benar tidak ingin melihat ekspresi Mac.
"Gue tanya apa yang lo omongin sama Celine?" Ucapnya dengan tone suara yang berbeda.
"Don't act like a fool, Mac" Vio kini menatap wajah Mac.
"Oh wow, im a fool then" Jawab Mac dengan tawa sarkas.
"Gue ga bisa nyalahin lo, klo lo masih belum move on, tapi please jangan nyakitin orang lain demi ego lo sendiri" Vio menatap Mac nanar, ada permohonan di matanya. "Gue udah bahagia sama Arda, tolong hapus perasaan lo" Lanjut Vio tak gentar.
"Okay?" Jawab Mac canggung.
"But it is not gonna be easy, cuz if you think i never tried to erase it you wrong. I tried my best but everytime i see you, i fell for you, dont you see?" Mac kini mulai mendekatkan wajahnya.
"Mac stop it right there" Gertak Vio saat Mac semakin mendekat.
"Im so drunk, and i want to fuck you so bad" Mac kini berbisik di telinga Vio, yang membuat sekujur tubuhnya merinding.
PLAAAK
Tak segan-segan Vio menampar Mac, saat bibir pria itu sudah menyentuh telinganya. Perbuatan Vio membuat pria mabuk di hadapannya semakin agresif.
Kini Mac menarik Vio menuju ruangan tertutup di sebelah meja bar. Sebuah ruangan strip yang kosong. "Mac let me go, fuck yourself bastard" Vio berteriak kencang. Namun tenaganya tidak sekuat tarikan pria Irlandia itu.
Ia menjatuhkan Vio pada sofa dalam ruangan itu sambil menyeringai. Vio berusaha meloloskan diri tapi nihil.
Mac menahan kedua tangan wanita itu keatas membuat Vio tidak berdaya. Sebelah tangan Mac memegang pinggul wanita itu dan mulai mencium bibir Vio dengan ganas.
Tubuh Vio menggeliat dan berontak tapi usahanya tak membuahkan hasil. Ia menangis sejadi-jadinya. Mantan terindahnya kini melecehkannya. Tak pernah terlintas dipikiran Vio hal ini akan terjadi. Seandainya saja dia tidak nekat untuk menemui Mac, nasibnya mungkin tidak akan seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stuck With Pervert Boy
Fiksi RemajaMungkin buat sebagian orang, tinggal seatap dengan seorang cowo itu menyenangkan, Namun sebagian lainnya menganggap hal itu ga wajar. Tapi gimana kalo yang tinggal seatap sama lo, cowo yang mesumnya taraf dewa? Kebayang ga gimana nasib gue? -Vionnit...