Bab 3 (Pertemuan Kembali)

54 22 39
                                    

Haii readers happy reading ya😊
~
~
~
~
~
~
~

Dua hari telah berlalu semenjak kejadian dipesta itu, tapi aku belum juga mendapat kabar dari Mona. Apa mona baik-baik saja sekarang? Mamanya pun juga masih belum ngasih informasi tentang keadaannya. Kalau bukan karena tuh cowok kemarin malam! Pasti Mona gak bakalan kambuh lagi sakitnya! Gerutu Aca dalam hati.
“Awas aja kalau ketemu pasti bakalan gue remet-remet sampai jadi adonan kue!” kataku dengan nada yang amat sangat kesal sambil mengingat-ingat wajah cowok itu.
       Aduh kok gue lupa sih sama wajah tuh cowok, gimana bisa gue jadiin adonan kue kalau wajahnya aja lupa. Gerutu Aca dalam hati sambil menghela napas yang begitu panjang dan mengeluarkannya perlahan-lahan. “Ah sudahlah lebih baik kutelpon saja Mona” kata Aca sambil mencari ponsel di dalam tas tangannya. Dan mencari nomor telpon Mona.
         Aduhh ayo angkat dong mon telponnya. Tiba-tiba saja terdengar suara operator dari seberang sana "Maaf nomor yang anda tuju tidak dapat dihubungi, tunggulah beberapa saat lagi". Duh dari tadi ditelpon yang terdengar suara operator terus, panas lama-lama telinga gue. Gerutu Aca dalam hati. Lalu iapun menghela napas dan langsung memutuskan untuk pergi ke rumah sakit tempat mona dirawat.

*****


  Dua hari setelah pesta itu berlangsung akupun hanya bisa duduk bersandar dan berdiam diri di ranjang rumah sakit. Dan hanya bisa memikirkan kata-kata seorang cowok kemarin, karena kata-kata itu selu terngiang-ngiang di kepalaku dan saat aku memikirkan kata-katanya entah kenapa aku juga selalu mengingat wajahnya.
     Apa karena aku merasa bahwa perkataan cowok itu benar? Atau apa karena aku masih memiliki rasa kesal padanya? Aku sungguh tak mengerti, kataku dalam hati.
   Tiba-tiba saja seseorang yang berambut panjang sebahu masuk ke dalam ruangan tempatku dirawat dia datang dan langsung menghampiriku " Lo kemana aja sih ditelpon juga gak di angkat" katanya dengan sedikit kesal.
Yahh itu adalah Aca siapa lagi kalau bukan dia. "Maaf ca, gue gak tahu kalau ada telpon dari lo, Hp gue ada di rumah" kataku pada Aca. "Ya udah gakpapa, gimana keadaan lo? Udah baikan?" tanyanya.
      "Udah" jawabku sambil melihat ke arah jendela rumah sakit. Dan lagi-lagi aku masih memikirkan dan merenungkan kata-kata cowok itu kemarin.
   "Lo kenapa? Kok sedih banget" tanya Aca yang tiba-tiba menyadarkanku dari lamunanku. "Gak, gakpapa" jawabku dengan singkat. Lalu acapun langsung memegang tanganku sambil berkata "Udah gak usah dipikirkan, lebih baik kamu buang jauh-jauh hal yang membuat kamu sedih, dan jangan mikir yang aneh-aneh. Lebih baik kamu sekarang ikut aku jalan-janlan ke taman cari udara segar".
Ajak Aca seraya menghiburku agar tidak sedih lagi dan menurutku itu ide yang bagus, lagipula diem di tempat tidur terus kan capek, mending keluar cari udara segar. Dan lagi pula ini hari terakhir aku dirawat dirumah sakit.

*****

Keesokan harinya, rasanya sangat senang banget bisa balik ke sekolah lagi, ketemu dengan teman-teman tetapi rasa senang itu tiba-tiba hilang seketika dan tidak berlangsung lama. Karena pada saat itu aku bertemu dengannya lagi dan dia menjadi murid baru di kelas ku.
  Yah...dia adalah cowok yang pada saat itu ada dipesta. Dan tiba-tiba saja aku teringat lagi dengan kata-katanya pada saat dipesta.
     " Hmm..Perkenalkan nama saya Rendy Dwi Eka Prasetya, kalian bisa panggil aku Rendy".
Katanya, memperkenalkan dirinya. "Aku harap kita bisa berteman dengan baik" imbuhnya seraya melihat-lihat sekeliling kelas, lalu matanya pun melihat ke arahku dan mata kami saling bertemu. Dan bukan hanya itu dia juga menyunggingkan senyumannya ke arahku.
   Aku sendiri pun malah acuh tak acuh dan menghiraukan senyumannya.
"Baiklah Rendy kamu bisa memilih mau duduk di bangku sebelah mana" kata Bu. Nafisah wali kelasku yang amat sangat baik dan perhatian pada semua anak didiknya. "Iya, bu" katanya sambil melihat ke arahku "Saya rasa, saya sudah menemukan tempat duduk yang tepat" imbuhnya sambil berjalan menuju bangku yang tepat ada disebelah bangku ku. Dan dia duduk dengan Andi, teman sekelasku yanh pintar dan jago main sepak bola, sekaligus ketua kelas di kelas kami. Tapi aku masih tetap bersikap acuh tak acuh padanya.
        "Baiklah anak-anak sekarang saya akan memulai materi hari ini. Dan pelajaran hari ini adalah pelajaran Fisika dan materinya tentang TERMODINAMIKA" kata Bu. Nafisah seraya membuka materi mata pelajaran hari ini.
Tiba-tiba Aca yang berada disebelahku bicara padaku "Wahh..Mon dia ganteng amat, keren pula" katanya dengan memperhatikan Rendy yang duduk di bangku sebalahku. Akupun hanya menjawab "Hah?? Lo ngomong apa sih ca?" sambil memperhatikan dan mencatat apa yang dijelaskan oleh Bu. Nafisah.
     "Ah lo gak seru deh mon"kata Aca dan belum sempat aku menjawab " Itu lohh Rendy masa lo gak ngerti aja maksud gue" imbuhnya. Aku pun hanya menjawab "Biasa aja". " Ah lo gak seru deh!" balas Aca dengan nada sedikit kesal, sambil ngelanjutin mencatat materi hari ini.
Yahh sebenarnya gue tahu sih apa yang di maksud Aca. Dan memang kalau dilihat-lihat sih dia emang ganteng, keren, rapi, bersih, ditambah lagi dengan hidungnya yang mancung. Apalagi senyumannya pun memiliki ciri khas tersendiri, tapi gak tahu hatinya apakah hatinya baik? Aku rasa tidak, karena atas apa yang telah dia lakukan padaku di pesta saat itu. Dan tiba-tiba saja kata-katanya kembali teringat dipikiranku.
Lalu aku merasa ada seseorang yang melempar kertas ke mejaku. Dan aku menoleh ke arah orang yang melempar kertas itu. Lalu aku melihat ke arah Rendy dan dia tersenyum ke arahku sambil tangannya menunjuk ke arah kertas itu agar aku membukanya. Lalu aku pun malah menghiraukannya dan menghiraukan kertas itu. Tapi Rendy tetap tidak menyerah lalu dia mendekat ke arahku dengan alasan untuk meminjam penghapus dan dia berbisik kepadaku "Bukalah kertas itu" sambil tersenyum ke arahku dan lagi-lagi itu adalah senyum khasnya.
Akupun merasa terganggu dan langsung mengambil kertasnya dan ku lempar langsung ke arahnya, dan kembali fokus ke pelajaran.

Haduhh jutek amat sih si Mona, sabar ya bang Ren wkwkwkwk😂
Maafkan ya abal²😂 jangan lupa vote dan comment ya guys!!!😊 jangan jadi siders!! Jadilah pembaca yang baik dan bijaksana😊😉

RESETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang